Wednesday, December 26, 2007

Bambang

Setiap kali mendengar lagu Kla Project "Gerimis" yang kebayang di kepala gue adalah Bambang. Ketika lagu itu muncul, gue naksir sama Bambang.
"Sekejap badai datang, mengoyak kedamaian, segala musnah, lalu gerimis langitpun menangis. Kekasih andai saja kau mengerti, harusnya kita mampu lewati itu semua dan bukan alasan untuk berpisah."

Dia sahabat kecil gue yang kemudian masing-masing kita saling jatuh cinta satu sama lain.. persahabatan itu bubar. Orang tua kami bahkan berusaha untuk membuat kami bersatu kembali :P. Gue kenal Bambang sejak kelas satu SD. Dia jadi sahabat gue sejak itu. Kita selalu pulang pergi sekolah bareng-bareng. Kerjain pe-er bareng, sampai main bola bareng :)

Di SMP dan SMA, masih Bambang jadi sahabat gue. Barangkali keberhasilan gue masuk SMP dan SMA Negeri itu berkat dia. Lah gue itu ga pernah punya uang buat beli buku pelajaran. Selamanya gue bergantung sama Bambang. Tiap kali mau ujian nasional, tiap malam pula gue di rumah Bambang.

Bambang tahu semua cowok di sekolah yang gue taksir, sebaliknya gue ga pernah tau siapa cewek yang dia taksir :). Sampai suatu kali ada perempuan di sekolah yang ngaku naksir Bambang, deg.... gue cemburu! Sejak itulah gue mulai merhatiin sahabat kecil gue yang ternyata.... manis sekali.... baik hati... huhuhuhu.... gue ikutan naksir.

Dan ternyata cinta itu justru menjauhkan kami. Bentar-bentar gue cemburuan, gue sih ga pernah tau perasaan dia sama gue. Sampai di masa akhir kuliah, dia bilang "selama ini gue ngarep kita bisa lebih dari teman." Gue ga bicara apapun. Besoknya, dia pun menggandeng perempuan lain. Sampai dia menikahi perempuan itu dan seorang anak laki-laki lucu sudah dipangkuannya....

Sudahlah, ga ada yang perlu disesali toh.... hiks hiks hiks.... Gerimis Beng

Tuesday, December 25, 2007

Hidup ini

Dibangun dari sebuah pertemuan antara sperma dan sel telur. Menjadi sebuah kekuatan otot dan roh yang menjelma menjadi manusia seutuhnya.
Berkembang dalam sebuah rumah penuh cinta, kasih dan harap serta doa.
Berusaha untuk ada diantara kerumuman manusia lain yang sebenarnya sederajat meski hanya berbeda harta dan jabatan.
Meminta sedikit penghargaan atas sebuah usaha diri, bukan prestasi luar biasa hanya sebuah usaha.
Menafkahi diri sendiri, lahir dan batin.

Hidup ini dibangun dari penyatuan waktu yang sedikit demi sedikit menyadarkan diri betapa lama sudah berada disatu tempat.
Hidup ini menjadi sebuah kejenuhan tanpa ampun.
Hidup ini sebuah pencarian pada setiap pembaharuan, tantangan dan penghargaan.

Saya keluar dari hidup ini.... Permisi

Sunday, December 23, 2007

Membaca Hati

Kata orang mata itu terkoneksi langsung dengan hati. Mata jendela hati.
Tapi kenapa sulit sekali membaca hatimu dari matamu yang bersinar itu.
Mestinya kamu juga bisa membaca hatiku dari mataku yang berusaha bicara.
Ah barangkali kita berdua memang tak pandai membaca hati.

Kali ini hatiku menjerit meminta kamu membacanya sekali lagi, terakhir kali.
Sebelum kuputuskan membawa jiwa dan cinta ini jauh darimu
Sebelum kuputuskan untuk mengakhiri semua harap atasmu
Masih berhargakah waktu yang kusisipkan untuk menantimu agar bisa membaca hati.

Barangkali hati ini tak akan pernah bisa meninggalkanmu
tapi mataku tak akan sanggup melihatmu bukan denganku,
maka biar saja kubawa keduanya menjauhimu,
Mungkin di suatu hari kamu akan mengerti bahasa hati.

Wednesday, December 12, 2007

Semangat! Semangat!

Seorang teman pernah bilang "everyday is special in their own way." Tak ada hari yang buruk.
Kemarin bisa saja semua hal berjalan seperti yang gue harapkan. Hari ini semua berantakan.
Tapi yang tidak boleh hilang dari diri adalah semangat untuk menjalaninya, meski itu tidak sebaik harapan.
Semangat, semangat!

Gue pernah lewatin masa-masa sulit tapi survive, maka mestinya kali ini pun gue selamat.
Pasti ada jalan keluar untuk setiap masalah, Allah yang baik pasti kasih terang diantara gelap.
Ibarat toleransi badan terhadap obat, maka hati ini mestinya lebih kuat hadapi cobaan.
Semangat, semangat!

Masa depan ga akan berubah sendiri tanpa ada usaha. Selama udara masih mengisi relung jantung, harap tak boleh putus, usaha tak boleh berhenti.
Kang Dion pernah bilang, orang berbakat itu banyak di dunia tapi yang punya kemauan untuk maju bisa dihitung jari. Dimana ada kemauan disitu ada kemampuan. Meski aral melintang, gue pasti mampu!
Semangat, semangat!

Doakan saya kawan! mencipta hari semakin indah dari yang sudah ada.

Wednesday, December 05, 2007

Mesti gimana yah

Yang ingin gue tahu, seberapa istimewa gue dihatinya? seberapa berartinya gue di hidupnya?
Yang gue tahu, hati ini bergetar tiap kali didekatnya. Tenang disampingnya. I wanna share my life with him.

Gue tak bisa bertanya karena hanya tak ingin kehilangannya. Salah bertanya sesat dihubungan nanti :)
Barangkali terlalu tinggi berharap. Berangkali tak pantas berharap.
Kenapa cinta ini membuat gue sedih yah. Semua jalan buntu. I just cant think!
or Maybe he is just not in to me...

Kalau kemarin gue bisa bertahan melihat dia bersama yang lain. Apakah lain kali bisa? Entahlah.
Apa sebaiknya kukatakan saja, aku cinta kamu lalu pergi menghilang. Aku bilang atau tidak, suatu saat hubungan inipun kan berakhir. Dia jadi milikku atau tidak sama sekali.

Sunday, December 02, 2007

Googling

It is so amazing, how you can find stories of people you think you knew. I just found one today. He is the one in my heart right now. I found out about his past love. I laughed but kind of hurt inside.
"She is really pretty", as he claimed his ex. Arrghhhh. Dont you even know how I feel for you. The hell with her face, her looks. I am jealous. I am jealous on your past!

Then I remembered my Ram. Once he was so mad at me for showing our stories on the web. He was googling, either me or himself. He said I was being unfair to ourself, to his future lovers and to my future husband. The one that loves us in the future might jealous on our stories in the past. Oh my dear Ram, why you always be the right one. I feel it right now. How come Im jealous on somebody's old stories.

Google will show the old faces, stories and memories in a minute. I almost forgot his loving face look like then I click image and put his name on, there he is, as cute as he always be :). Then the memories rised up again. Did you do the same when you miss me? If you miss me. Google is always there to connect our memories. Just googling me, then you will find me there, smilling, the smily face that you love once :)

And for you my stupid love one, could you just googling me sometime and found out how great I am with all the image and stories about me. You might realized that I do mean to you silly.

Monday, November 26, 2007

Nikah atau Kuliah?

I am collecting the sign in my life. Which one come first; married or going to college?
Keduanya sedang keluar masuk hati dan pikiran gue saat ini. Barangkali itu juga yang bikin gue sakit kepala plus demam tiga hari terakhir ini :P

Kuliah sudah menjadi obsesi selama tiga tahun terakhir ini. Menikah justru muncul dalam beberapa hari terakhir, saat gue lihat wajahnya yang bersinar. Kenapa jauh gue cari cinta kalau ternyata makhluk manis ini ada disekitar gue :). Kamu bikin saya berpikir ulang tentang kuliah. Sayang lagi-lagi kamu tak tahu itu.

Kemarin malam pulang mencari "the sign" untuk kuliah menuju ke kos, seorang anak kecil kira-kira berumur 2 tahun teriak sambil membuka tangannya ke arah gue "MAMA". My heart melted down in sudden! Dear God, is this the sign that you gave me?

Gue cuma tersenyum sambil meringis dalam hati. Kenapa kata-kata itu bisa keluar dari anak itu. Do I look like her mom? Biological clock gue tikling lagi deh. Apa iya sudah waktunya gue beranak pinak?

Hari ini gue baca-baca situs tentang single parent cuma untuk bahan siaran. Tiba-tiba temen gue cetingan,"apa lo berencana jadi single parent?" Gue bilang, "pernah kepikiran sih. Tapi hanya dengan bibit terbaik, Ramy!"

Sebelumnya the man from my past asked me to have fun tonight. I said no, not because I didnt want to. It was the opposite, I might want a seed from him. Tapi gue belum siap untuk itu. Masih terus menimbang Nikah atau Kuliah, tapi the signs for the last three days leading me to the first one..... aaarrghhhh... sayang yang gue mau tak pernah tau.

Sunday, November 25, 2007

Kugapai Bintang

Menggapai Bintang itu lagu dari AFI Junior yang biasa gue puterin buat anak-anak di dunia dongeng fm 89,2. Selalu gue ingatkan mereka supaya bercita-cita tinggi dan berusaha semampu mungkin untuk bisa menggapainya, "kalian pasti bisa!"

It is like talking to myself. Apa yang gue dapet sekarang tak pernah gue dapet dengan mudah. Semua melewati perjuangan, keringat dingin sampai pada penghinaan. Waktu SD, tiap bulan gue berdiri di kantor kepala sekolah cuma untuk mendengar ceramah kepala sekolah gue Ibu Ngadimi menghakimi papi sama mami karena sering terlambat bayar sekolah. Di kelas enam, gue sebagai sekretaris kelas sibuk sekali menyiapkan acara pembagian rapor caturwulan kedua. Tapi ketika semua orang pulang, rapor gue tetap ditahan Ibu Lis dan gue disuruhnya pulang untuk ambil uang SPP yang belum lunas ketika itu. Sakit hatinya sampai sekarang ibu guru yang terhormat. Saya ranking satu tapi tak bisa menerima rapor hanya karena tak mampu bayar SPP.

Di SMP, cerita berubah sedikit. Meski tetap bolak balik ke ruang wakil kepala sekolah Pak Ahmad karena lagi-lagi terlambat bayar SPP, gue semakin cuek. Datang ya datang tapi itu tak bikin gue minder di pergaulan. SMP semuanya indah. Kawan-kawan yang baik hati, bapak ibu guru yang sayang banget sama gue-hmm karena gue pinter :P- dan moment jatuh cinta yang terus bikin melayang setiap saat.... Hello my first love Yudhistira. Apa kabar?

Lulusan terbaik di tingkat kelas mengantarkan gue di sekolah, lumayan favorite SMAN 47. Nightmare! lagi-lagi masalah ekonomi. Kali ini bukan masalah dengan sekolah tapi dengan kawan-kawan. Nita yang penuh percaya diri, tak muncul di SMA. Semua menakutkan! gue cuma jadi pujaan kawan ketika musim ujian tiba. Prestasi terbaik di SMA apa yah, hmmm juara dua puisi tingkat sekolah ha ha ha.... pernah tampil di panggung bersama-sama teman teater. Terus..... ga ada lagi! Ngga banyak kenangan manis waktu SMA, barangkali karena gue dipusingkan masalah keluarga.

Ikut UMPTN atas desakan guru sejarah di SMA karena dia yakin banget gue mampu. Bayangkan, justru pak Jaya yang yakin sama kemampuan gue :P. Akhirnya gue dapet dipilihan pertama, Kriminologi. Papi cuma bayarin gue di empat semester pertama, selebihnya gue dibiayain yayasan Supersemar (ambil uangnya, benci orangnya!) dan bantuan dari kampus. Papi kemudian pensiun, situasi makin sulit.

Mami terpaksa jualan sayur, gue jualan makan siang di kampus supaya bisa dapat ongkos pulang ke rumah. Nahan lapar kadang-kadang karena cuma modal uang 2000 rupiah buat pulang pergi naek Deborah. Phewww hard times. Meski begitu kawan-kawan di kampus baik. Sesekali gue dapet kerjaan dari Ena buat survey, rekrut orang untuk FGD. Tugas kampus diketik di rumah Amel atau Cindy yang punya komputer. Yah nebeng sana sini lah. They all good to me, hiks, kangen sama kalian.

Gaji di MS3 itu buat modal skripsi. Gaji 40 rebu dari siaran pertama ditambah 300 dari status honerer, lumayan buat foto kopi serta jilid skripsi :). Untung sahabat-sahabat disana mendukung, Mas Dion, Mas Dono, Lola, bahkan ibu Cay memperbolehkan gue bermalam-malam menginap di kantor buat ngetik skripsi hihii. Tapi di rumah, lagi-lagi kami diusir oleh si empunya rumah karena dianggap tak mampu bayar kontrakan. Papi pensiunan, mami tak bisa meneruskan dagangan, gue.... gaji itu harus ditabung buat skripsi.

Semua hal berat yang gue pernah lewatin itu akhirnya membuat gue keras meski terus mencoba untuk tegar. Cita-cita gue cuma satu, Menjadi KAYA. Jadi orang miskin itu tidak enak, selalu dihina. Gue masih mengumpulkan pengalaman hidup, pengalaman kerja sampai mencoba untuk kembali sekolah. Ini adalah cara gue untuk menjadi Kaya yang sesungguhnya. Gue ga pengen kaya dari hasil kerja orang lain, tapi harus kaya dari keringat gue sendiri.

Kalau kemarin gue merasa dihina oleh salah satu konsuler pendidikan di Belanda, suatu saat gue akan tampil dihadapannya untuk menyerahkan fotocopian gelar master dihadapannya. Apa yang gue cita-citakan akan selalu bisa gue dapat!

Tuesday, November 20, 2007

Reborn

It is me, the new Nita. I love today and I love myself. I love my life and my life is full with love.
I am in love and love the one that I want. I love him as much as I love myself.
He brought me back to life and gave me so much love.
Too many beautiful things to be regret of in the past. Let gone be by gone.
I love today and the future.
Carry me on to heaven or let me live in my peaceful life.

I love today as I fall in love again with me and him.
Brighten my days with love.
I wont cry anymore, I wont complaint anymore.
Life and love had giving me so much.

Thank you for introduce me to love and make me reborn.
Meet the new Nita. I wont angry even if you dissapointed me. I wont cry even if you hurt me.
Me, the untouchtable. Me, the invisible.

Sunday, November 04, 2007

Sunday, October 28, 2007

This Girl

This girl wants to fly away above the sky,
leave all the memories and the stories behind,
and find a home of her own.

This girl wants to die to forget the hurts that hide inside,
if life gives nothing but pain,
why not starting to get herself insane.

This girl needs to be loved,
from the one that she wants,
the one that she will never had.

Tuesday, October 23, 2007

Cuma Kangen

Kangen itu manusiawi sekali. Bukan manusia namanya yang tidak menerima perasaan manusiawi itu.
Barangkali memang salah gue menempatkan perasaan itu pada bukan manusia. Hatinya batu!
Kata orang sekeras apapun batu akan lapuk dengan tetesan air yang konsisten, sekeras apapun hati akan melunak dengan cinta. Well, it wont work with him!

Dia bukan manusia. Hatinya keras melebihi batu, otaknya tak bisa menyimpan memori indah kecuali hitungan logika. Salah gue mencintai robot.
Sakit perut gue sesakit hati ini. Kalau perut bisa keluar sama mencret, hati gue sudah ga bisa bikin mata ini nangis.

I hate to love him. Hate can turn to love as my love is turning to be hate.

Monday, October 22, 2007

Dhani Majnun

Kalau mau Poligami izin itu harus keluar dari istri pertama, bukan dari nyokap dong. Ah mana ada perempuan yang mau dimadu, bohong aja itu.
Kemudian suami yang baik, adalah suami yang bisa menutupi kesalahan istri dan tidak mengumbarnya ke publik.

Dan ini yang paling menyakitkan, kenapa harus mencari dalil agama untuk membenarkan syahwat yang berlebihan itu! Apakah hanya dia yang paling tahu soal kebenaran agama? Janganlah bawa-bawa agama untuk kepentingan pribadi. Aa Gym pun tak bertahan sukses dengan dalil agama yang dibawanya ketika membenarkan syahwat yang berkembang.

Ah, Majnun Majnun
===================================================================

"Karena cerai itu dilarang sama agama, dibenci Tuhan, daripada cerai mendingan saya kawin lagi, berpoligami disahkan secara Islam," ujar Dhani yang mengaku sudah mendapat restu dari ibunya untuk menikah lagi

"Maia di mata saya sudah sangat hina. Kalau memang bisa dipersatukan, derajatnya sudah beda. Untuk menyamakan derajatnya itu, harus menambah satu lagi (poligami-red). Biar sama," ucapnya blak-blakkan.

"Udah nggak berhubungan badan sejak 17 November tahun lalu," ungkap Dhani. Menurutnya, tindakan itu adalah sebagai hukuman terhadap Maia. Istri yang tak tunduk pada suami.

Sunday, October 21, 2007

Fact Checking!

Ketika Syamsul Bahri calon anggota KPU ketahuan menjadi tersangka kasus Kigumas, DPR terus menerus menyalahkan Pemerintah. Alasannya kan pemerintah yang memasukan daftar nama calon anggota KPU dalam proses verifikasi. Lucu yah... yang bertugas melakukan uji kelayakan dan kepatutan termasuk memverifikasi kemampuan si Syamsul menjadi anggota KPU, kan DPR. Disana tempatnya mencari tahu kebenaran dan kelayakan... kenapa ga di "fact-checking"... begini neh kalau punya anggota DPR isinya bercanda ketika tugas. Walah atau barangkali anggota DPR ga tahu apa tugas verifikasi itu... ck ck ck....

Jelas ga perlu disahkan lah kalau memang menjadi tersangka. Tapi lempar bodynya itu loh. hmmm jadi mengingatkan gue pada sejumlah kasus yang sering terjadi disekeliling, barangkali tanpa disadari.

Kita ambil contoh, di perusahaan tempat teman gue bekerja, seorang reporternya berbuat kesalahan sehingga dikomplen sama audience. Ketika komplen muncul, si reporter dipojokin, bego dasar bego, kenapa ga akurat datanya. Padahal sistem kerja sebuah berita, sebuah tayangan tidak begitu dong. Ini bukan tanggung jawab seorang.... Dari reporter kemudian editor. Seorang reporter yang baik harus fact-checking kembali bahan yang sudah didapat. Kemudian disusun dengan baik baru diberikan kepada editor, produser atau apalah namanya. Disana itu bahan tayangan tidak serta merta naik, kan ada proses editing, bukan cuma edit tulisan, baik atau tidak bahasanya, titik koma benar atau tidak. Terlebih dari itu, fact checking... duh elah. Lupa sama barang penting ini....

Jadi kalau ada kesalahan soal data, ini bukan semata-mata kesalahan reporter. Ketika komplen datang, yang maju ya editor/produser bukan coro seperti reporternya. Kan gawang terakhir dari sebuah proses output ada disana, kenapa harus muter-muter lewat pintu belakang.

Inget film "Shattered Glass"? editornya Michael Kelly membantu si pengkhayal Glass menutupi kesalahan data dalam artikelnya di The New Republic tahun 1990an (ini cerita bener), sampai akhirnya dia dipecat karena hal itu. Editor Lane yang menggantikan Kelly akhirnya menemukan kesalahan fatal dari Glass. Setelah itu seluruh staf meminta maaf kepada para pembaca atas kesalahan dalam artikel yang pernah ditulis Glass.

Pheww... kalau saja semua tau tugasnya masing-masing tentu hal sepele macam begini ga perlu kejadian... Termasuk di gedung Parlemen terhormat itu. Akui saja , anda salah tidak melakukan verifikasi dengan benar, bahkan tidak ngerti verifikasi itu apaan... Cape deh kalau punya wakil rakyat beginian.

Thursday, October 18, 2007

Perempuan, Bola dan TV

Semalam gue nonton pertandingan sepakbola di ANTV, Khazakztan vs Portugal untuk kualifikasi piala eropa 2008. Isi tayangan diluar pertandingan itu adalah dua pembawa acara laki-laki dan perempuan serta dua orang komentator. Yang membuat gue risih adalah penempatan si pembawa acara perempuan ditayangan sepakbola itu. Dia tampil sangat feminim dengan riasan full, bergaun malam, fungsinya sepanjang tayangan cuma jadi penggembira si tiga laki-laki disana. Risih tau ga sih.

Sepanjang acara dia cuma kebagian cengar cengir, bertanya hal yang ga penting dan tidak diberi porsi apapun disana karena pembicaraan soal sepakbola itu sendiri cuma didominasi oleh tiga lelaki itu. Ini kemunduran buat gue ketika si perempuan itu cuma bisa bilang "Uh Ronaldo itu memang ganteng." Ya Ampun, ga penting banget kata-kata itu keluar diacara TV LIVE! simpen aja dalam hati atau saat off air.

Gue ngerasain benar kalau perempuan gemar sepakbola itu ga pernah direken. Analisa perempuan ga pernah diperhatikan karena cuma dianggap ga lebih dari analisa soal body dan tampang si pesepakbola. Mana ada pengamat sepakbola perempuan? padahal untuk jadi pengamat modalnya cuma mengamati, mengerti aturan dan analisa. Apa susahnya! semua bisa dipelajari, ga cuma laki-laki tapi perempuan juga bisa. Tapi mana ada kesempatan perempuan untuk maju di TV yang berfungsi menganalisa selain jadi penggembira, ditaruh diposisi pembawa acara atau pembawa kuis, taelah.... apa hebatnya.

Ketika muncul Tamara Gerandine, Wulan Guritno dan Annisa Pohan, gue masih menilai mereka cerdas dan mau belajar soal sepakbola. Tampil meyakinkan untuk setiap pertanyaan soal analisa pertandingan. Tapi semalam.... gubrak... ini kemunduran! kemunduran!

Menghadirkan perempuan diacara pertandingan sepakbola live itu apa fungsinya? itu dulu deh dijawab. Kalau cuma ingin menarik penonton perempuan, taelah ga penting banget. Perempuan nonton pertandingan bukan komentatornya apalagi pembawa acaranya. Semalam itu pembawa acara perempuan tak lebih cuma jadi penggembira.... untuk siapa? yah untuk para komentator itu kalee.

Sunday, October 07, 2007

Pembuka

Bagi seorang penulis kalimat pembuka adalah bagian tersulit dari seluruh tulisan. Pemilihan kalimat harus tepat agar orang bertahan membaca keseluruhan isi. Di buku Tariq Ali, lagi-lagi gue mencontoh pengarang idola gue, tokoh Muhammad Al-Idrisi kesulitan menyelesaikan buku yang sudah disusun selama 11 tahun hanya gara-gara kalimat pembuka. Apa kalimat yang lebih bagus daripada menyebut Dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang?

Ternyata kalimat pembuka bukan cuma sulit ditemukan oleh penulis. Termasuk juga pencinta rasa. Kalau salah memilih menu pembuka, bisa-bisa hilang selera makan selanjutnya.

Beberapa hari ini gue kesulitan menemukan pembuka untuk sebuah masalah yang dihadapi. Termasuk untuk sekedar curhat di blog ini. Bisakah gue memulainya dengan kesimpulan, aku telah gagal menjadi orang yang baik. Bisakah kalimat itu keluar tanpa memunculkan pertanyaan berikutnya "kenapa"

Gue ga bisa menjawab pertanyaan sederhana itu, karena sebab tak terungkap, hanya akibat yang kini gue tanggung. Sebabnya sangat pelik, tak akan selesai dalam 15 halaman novel-yang tak pernah selesai itu. Atau mendengarkan cerita gue semalam suntuk. Akumulasi sebuah kehidupan membuat gue pada kesimpulan, aku gagal.

Kalau gue mulai dengan kalimat Aku pencundang, aku telah gagal. Bisakah gue tutup cerita itu dengan kalimat yang sama. Arrgh gue bahkan tidak tahu apa yang sedang gue bicarakan saat ini. Shit

Saturday, September 29, 2007

Mc.Donald Saved My Life

Ada buku terbaru tentang Starbuck judulnya "How Starbuck Saved My Life", judulnya membuat Eci mengingat bagaimana Mc.Donald saved Nita's Life.

Yogyakarta, Januari 2003. Empat hari di Yogya, gue diare gara-gara sambel mentah di stasiun bis Purwokerto. Gue ga berani makan pinggiran dan hanya bergantung pada Mc.D. Liburan berantakan gara-gara sakit perut huhuhu... untung ada Mc.D

Jerman, Mei-Juli 2006. Enam minggu di Jerman, persis di hari pertama gue merasakan Mc.D eropa untuk pertama kalinya. Ga ada menu nasi huhuu. Tapi ayam nugget isi kejunya nikmat bener.... hmmm yummy. Ada Tee Pas, pegawai T.Punk yang ngebantuin gue translate Inggris ke Jerman untuk order menu. Mc.D nikmat Tee Pas ganteng huhuhu lengkap kebahagian gue. Selama enam minggu Mc.D di dekat Insel Hotel BadGodesberg jadi tongkrongan wajib saban sore. Cuma itu yang gue yakin halal ha ha ha, meski gue akhirnya sempet colongan makan sosis babi dua kali :)

Thailand, Mei 2007. Tiga minggu di Thailand, lagi-lagi untuk alasan halal gue memilih Mc.D untuk makanan sehari-hari. Sebenarnya bisa aja sih nanya ini babi atau ayam, kalau mereka ga bisa pake bahasa lisan, maka pake gerakan...mengepakan sayap misalnya. Ah daripada jadi tontonan orang sekitar, pilih aman makan Mc.D

Kalau sedang jauh harus gue akui, kapitalisme dan globalisasi menyelamatkan keyakinan dan urusan perut gue. Kalau sekedar keliling Indonesia, cukup warung nasi Padang penyelamat lidah.

Kalau hari ini badan gue membengkak.... hmm.... ini pasti kesalahan junk food :P

Tuesday, September 25, 2007

Cinta Untuk Gue

Tidak semua dalam hidup bisa diraih segala keinginan, karena itu gue mulai berhenti mengingini; cinta misalnya.

Dua tahun setelah putus sama pria ganteng kribo itu tak ada satu cinta yang mampir dihati. Kata mereka, gue pemilih. Lagi-lagi gue bilang, "ya iya lah, secara gue pernah dengan seseorang yang menurut gue "sempurna", masa asal mau begitu aja."

Tapi di satu sisi lain dalam hidup gue terisi oleh Eric, pria yang hanya gue kenal dari kata-kata indahnya. Dia menemani gue selama hampir dua tahun ini. Kisah kami indah, berliku dan tak akan pasti. Eric bilang dia cinta mati sama gue. Ah hidup ini aneh, cinta mati gue habis sudah buat si kribo, tak ada sisa untuk siapapun. Eric datang dengan cintanya, gue cuma sayang tak bisa lebih dari itu.

Malam ini untuk pertama kalinya dalam dua tahun gue sama Eric berantem, "I feel like Shit!" itu kata-kata dia sebelum sign out dari gmailnya. Gue cuma bilang "dont waste your energy by saying any word any more." Then gue sign out.

Empty!, that is exactly how I feel right now. Eric baik, Eric dan gue sama-sama sakit, barangkali jiwa dan raga, tapi selama dua tahun ini kami saling berbagi dan mengisi. Malam ini, kosong. Barangkali cinta itu tak pernah buat gue, tidak dari si kribo tidak juga dari yang lain. Betapapun kerasnya usaha gue mempertahankan sebuah hubungan, tak ada happy ending, ah jangan-jangan kesalahan itu justru ada pada gue.

Seorang bilang "love comes when you are not looking", barangkali saatnya gue berhenti mencari bahkan mengingini.

Saturday, September 22, 2007

Jangan Terlalu

Mami dulu sering banget ngomong gini "kamu itu jangan terlalu benci sama orang itu, nanti kalau ujung-ujungnya kamu suka gimana?"
Lain hari dia bilang lagi "hush jangan bilang kamu terlalu cinta, nanti kalau ketahuan jeleknya, kamu bisa benci setengah mati loh."

Ternyata kata "jangan terlalu" itu berlaku untuk semua hal, pada siapa atau pada apapun. "You will become what you hate" ngeri ga lo. Kalau gue benci sama J.LO dan kemudian gue jadi dia sih alhamdulillah :)

Begitu juga adanya dengan orang-orang penganut isme-isme tertentu. Sudah sama-sama dewasa, terpelajar dan tahu betul artinya toleransi, menghargai perbedaan pendapat maupun prinsip. Tapi oleh tapi, perseteruan antar isme itu masih saja terjadi. Orang yang tadinya sangat demokratis menjadi sangat TIDAK demokratis, orang yang mengaku paling Agamais, ternyata paling sering melenceng dari nilai agama. Ah...

Seperti anak-anak kecil saja yang masih perlu diajarin, apa perlu gue panggil mami buat mengajari kalian?

Perang Para Penyair

Dan saya cuma pembaca, pengumpul, penonton dan penikmat. Kini giliran anda;

Aku mencintaiMu dengan seluruh jembutKu
karya Saut Situmorang
ada jembut nyangkut
di sela gigiMu!
seruKu
sambil menjauhkan mulutKu
dari mulutMu
yang ingin mencium itu.
sehelai jembut
bangkit dari sela kata kata puisi
tersesat dalam mimpi
tercampak dalam igauan birahi semalaman
dan menyapa lembut
dari mulut
antara langit langit dan gusi merah mudaMu
yang selalu tersenyum padaKu.
Aku mencintaiMu dengan seluruh jembutKu
tapi bersihkan dulu gigiMu
sebelum Kau menciumKu!
jogja, 6 januari 2002
******
Sajak: Muhammad Subhan
Saut yang tak Berjembut
Kepada: "Penyair Jembut" Saut Situmorang
Pada jembut
Saut yang tak berjembut
Ada rumput
Maut
Pada jembut
Saut yang tak berjembut
Ada kalut
Raut
Wajah Saut yang kalut
Pada jembut
Saut yang tak berjembut
Ada hasut
Hasrat nan kusut
(Saut pun beronani kata-kata
Ketika melepas libido kebinatangannya)
Bukittinggi, September 2007
=============

Teruskan saja perang sajaknya, saya menikmati koq :)

Thursday, September 20, 2007

How can I forget?

Two weeks ago as I walked by the Kuningan street, I remember you, again. So I decided to walked from Setia Budi Building to Pasar Festival. My mind drove me back to two years ago when you walked beside me along the street. We used to go from your place to Setia Budi Building just to get some foods, SOME! arrrgh you made me fat! with that european food and Japanese food.

I remember my first step to your place. I got lost somewhere in Kuningan and it forced me to walk quite far to your place, with a hot soup on my right hand, for you. You were sick at the time when we supposed to buy a new batik for you. You got diarrhea, too much duren and sate kambing. I couldn't imagine how you survive from your manly hormon that night :P. You were thrown up along the way back to your flat. You said you never been treated like it, I did great didn't I.

Ever since, whenever I go to Kuningan, I always remember you. A long the way from Setia Budi Building to Pasar Festival. You left me behind with all these memories, the places and every part of the city that always remind me of you. Tell me now, how can I forget? or maybe I don't want to forget? Why should I?

Monday, September 03, 2007

Nikahilah Aku

Hati ini matang sudah memilihmu, meski tak pernah kau tahu itu.
Bagaimana mengungkap rasa tak sekedar suka ini.
Bahkan lebih dari itu, menikahlah denganku.

Mentari pagi ceria lagi, sejingga rona dipipimu.
Aku tak bisa melepas bayangmu kali ini, tidak juga nanti.
Nikahi aku, miliki aku, hari ini.

Temani aku tak sekedar di peraduan tapi juga disela jam sibukmu.
Rasakan hangat tubuhku, yang 'kan menempel terus di hatimu dihari-harimu.
Menikahlah denganku, dengan jiwa dan ragamu.

Jawablah pintaku sebelum angin mengubah haluanku kembali.

Apa Arti Sebuah Nama

Siapa sangka papi menyimpan banyak nama dalam hidupnya. Paling tidak ada tiga nama yang disandingnya. Pertama, official name di ktp dan nomor pegawai adalah Arief Soewatno. Begitu menikah untuk kedua kalinya dengan bunda, dia berganti nama menjadi Jean Widjaya. Itu untuk menutupi agar kantor tidak tahu, mana boleh pegawai negeri berpoligami, negara tak akan menanggung kehidupan istri kedua beserta anak-anaknya. Dan juga barangkali menutupi image, reputasi papi di kantor. Okehlah, dibolak-balik alasan baik dari poligami, tak akan ada! Trust me lah untuk yang satu ini.

Jadilah kami anak-anak dari Jean Widjaya, mirip nama keturunan Tionghoa Menado. Heran darimana yah bokap dapet nama itu. Gue dan Prima ketempelan nama Widjaya dibelakang nama kami. Nita Roshita Puspa Widjaya, itu nama lahir gue.

Sekali waktu gue bertanya kenapa papi berganti-ganti nama? Dia Cuma bilang, ngga kok, Cuma memotongnya. Karena sebenarnya nama papi itu Arief Jean Widjaya Soewatno. Ha ha ha, baru sekarang gue nyadar, ga mungkin nama itu bersanding bersamaan. Aneh begitu, ga punya arti ah. Duh babeh.

Ketika papi meninggal, di acara tahlilan, kami mengucapkan doa untuk yang tercinta Arief Soewatno. Serta merta adik papi protes, “bukan itu namanya”. Papimu itu terlahir dengan nama Ahmad Soewatno. Seumur hidup gue juga baru tau, babh gue punya nama lain lagi?. Gimana neh, apa nanti doa kita ga salah sambung kalau pake dua nama berbeda? Hihihihi, sudahlah Allah lebih tau Ahmad atau Arief Soewatno mana yang kami maksud.

Nah sekarang pernikahan Lina tinggal hitungan hari. Gue kembali memastikan, papi gue siapa namanya? Apa pake nama diakta kami, Jean Widjaya, atau di kepangkatan Arief Soewatno, atau nama lahirnya Ahmad Soewatno? Mami Cuma bilang singkat, Ahmad! Awas kalau komentar lagi…..

Okay deh, I shut my mouth up.. Just playing with my thoughts again. Don’t ever play with your name again. Confusing human and God, perhaps :P.

Friday, August 31, 2007

Let Me Hold You Again

"Why can't we just rewind", I miss you like mad these days. I can't explain how I feel, I don't even know it is you or the moment that I missed.
"Why can't we just rewind" everything for the last time. Just let me hold you again one more time, then I won't ask for more than that.

You are never left my head all this time and my love is always there for you. A special space for you deep down here. Okay, I am crazy... I know it. It is love that make me crazy and sane in the same time.

Hate me if you like but life is only good with you around. Why can't we just rewind? one more time. Then kick me out from your side or decide to be beside me. I just could not see where we went wrong not even about the culture and age. I am crazy so hate me then. But it won't stop me from missing you.

The same cage above us, watching our first kiss. The same road we tracked to our special restaurant. And I am the same person you used to love.

Wednesday, August 29, 2007

Perawan Tua

Dulu kata-kata itu sering banget gue dan teman-teman lontarkan ke bekas Bos, hanya karena dia sudah berumur dan belum menikah. Tapi gara-gara itu pula, setiap kali dia marah dan memaki, kami pasti mengaitkannya dengan status "perawan tua" itu. Status itu pula yang sebenarnya membuat kami memaafkan dan memilih memaklumi.

Lima tahun kemudian, kata-kata itu justru ditujukan pada gue. Waks! sempet kaget. Busyet, ketulah apa yak. Pesen singkat di hp gue bertuliskan, "jangan sampai jadi perawan tua ya nit. Buruan menikah."

Monyet, itu lagi itu lagi yang mereka omong ke gue. Kalau gue masih perawan, So What! Kalau gue berumur 29 nyaris 30, So What!. Am I look that pathetic?
Gue mau menikah suatu saat nanti, tapi pilih suami bukan pilih kacang kulit. Suami itu pasangan setara seumur hidup. Ga mungkinlah gue cap cip cup kedebong busuk... meenee mainee moo. Please deh.

Kalau sepi itu datang, biarlah itu jadi milik gue sendiri. Kalau sedih itu datang, biarkan gue atasi sendiri. Nah kalau cinta itu datang, biarlah gue nikmati. Kan hati gue ga ada urusannya sama kalian toh.

Dan jauh sebelum mencapai 29, gue memang sudah jutek. Jadi tak ada hubungannya jutek sama perawan tua kalee. Oh BTW, Thank you for all your concern!

Sunday, August 26, 2007

Pun Dia Menulis

Dia dan kakaknya menulis tentang Islam dalam perspektif orang Belanda, lahir dari keluarga campuran imigran Alexandria, Mesir dan Belanda tulen. Buat muslim yang tinggal di negara mayoritas non muslim bukan perkara gampang, tapi dia mampu melalui segala godaan itu. Silakan menyimak perspektif kakak beradik soal pertentangan dalam Islam. Intinya kalau orang Islam berpikiran modern menolak segala bentuk debat tentang keislaman, maka para teroris yang tertawa. Mereka yang hanya menjermahkan Islam sebagai agama penuh kekejaman dan in-toleransi.

Dan yang paling menyenangkan ini adalah apa yang dia tulis tentang Islam di Indonesia, ah di Utan Kayu lah paling tidak.

While the discussions about Islam ground to a heated halt, we crossed the world’s oceans in search of adventure and a place to breathe. One of us saw how Muslims united in the Indonesian Liberal Islam Network profess a constructively critical approach to Islam. Instead of literally interpreting the Quran, they appeal to human reason in order to translate Islam to modern times. In the east of Jakarta, they have joined forces with journalists, freethinkers and artists in promoting freedom of expression, freedom of press and freedom of religion.

http://handshake.newsvine.com

cari artikel berjudul "
Ave, Muhammad: a plea for reason in the debate about Islam"

Friday, July 27, 2007

Mencari Surga

Saya bukan seorang Muslim yang sibuk mencari tahu tentang ke Islaman. Saya hanya melakukan ibadah yang menurut saya harus dilakukan sesuai dengan keyakinan saya. Tidak pernah terlintas mempertanyakan banyak hal tentang Islam, saya takut berdebat karena tak punya referensi yang cukup. Saya ragu mencari referensi dari kalangan tertentu karena takut terjerumus pada ajaran yang sesat menurut keyakinan saya.

Sampai satu ketika, seorang kawan non muslim bertanya, "apa yang surga janjikan untuk kaum perempuan?"
Saya bilang, "waduh, ga pernah kepikiran tuh. Setahu saya, Allah menjanjikan surga bagi setiap umatnya yang takwa."
"Iya tapi apa yang dijanjikan didalam surga, bila laki-laki yang mati syahid dijanjikan tujuh bidadari atau tujuh perawan untuk menemaninya, lalu apa yang dijanjikan Tuhan untuk perempuan di surga?", tanyanya lagi.
"Yah, barangkali menjadi salah satu bidadari itu!," kata saya sambil melengos. Jangan tanya lebih banyak karena saya tak tahu jawaban yang pasti.
"Apa kamu ikhlas jadi salah satu perawan teman pria syahid yang tak kamu kenal itu."
"TIDAK!" jawab saya.

Siang tadi, saya mencoba mencari buku tentang surga bagi perempuan, tak nemu. Yang saya temukan adalah kisah empat perempuan Ahli Surga, Fatimah, KHadijah, Aisyah dan satu lagi saya lupa. Tapi jadi apakah mereka disurga sana, atau apa yang mereka dapat, saya tak tahu.

Saya sedang membaca novel karangan Tariq Ali tetralogi, buku kedua "Kitab Salahuddin" halaman 211, Jamilah berkata, "Bagi para lelaki, Ibnu Yakub. Bagi para lelaki, Shadhi, jika ia masuk surga, akan mengalami ereksi terus menerus selama tujuh tahun dan bisa memilih perawan perawan mana pun seperti memetik sebutir apel dari pohonnya, seperti Kitab Suci kami maupun hadis tidak mengatakan apa pun terhadap pertanyaan mengenai apa yang akan terjadi pada kami kaum perempuan, Kami tidak bisa berubah kembali menjadi perawan. Akankah ada disana para lelaki muda yang tersedia bagi kami atau akankah kami diserahkan pada pasangan kami masing-masing?"

Bantu saya mencari surga. Saya hanya ingin tahu, apa isi surga bagi perempuan? adakah tujuh pria muda bagi seorang perempuan di surga? Wah seru juga kalau begitu :)

Tuesday, July 24, 2007

Do I look Scary To You?

Being a single, independent and smart (ck ck ck, takabur :P) like me is never easy. A friend said man will afraid to approach me. A man always wants to look more powerful, more needed and more clever than a woman. I said, "that is a melayu man." I am sorry I have to say it, It is true right!

I remember once my schoolmate said, "Nita you always make me feel nothing. You seems like you don't need anyone. Not even a friend."
And my male best friend always said, "why you want to get a master, when you already have a good job and salary."
Even my dad once said, "You dont have to go to college. Once you get married, you will stay at home."

I have been living with melayu men for years and years. They said I am too picky, when they are not even try to pick me, to show me how their feeling for me. I know that there is nothing wrong with my look, but it is my brain and my idealism that they are afraid of.

Oh well, I just feel so sorry for them :P. I don't mind waiting for the right one for years and years instead of stuck with a very narrow minded man like you!!

Sunday, July 08, 2007

Menulis Nyok

Ada dua orang penulis yang selalu menginspirasi semangat gue untuk menulis:

Andreas Harsono, jurnalis senior Pantau; setiap hari dia mendisiplinkan dirinya untuk menulis selama lima jam, dari jam 7-12 siang. Harus kata dia. Terus dia pernah bilang, belum sempurna seorang jurnalis kalau dia belum menulis.

Andrew Marshall, senior journalist of TIME Magazine; disiplinkan dirimu untuk menulis minimal dua jam setiap hari. Begitu bangun tidur, buka komputer, dan tulis apapun yang bisa ditulis walaupun cuma sekedar diary.

Terima kasih untuk semua saran dan dukungannya. Sekarang gue sedang mencoba mendisiplinkan diri untuk menulis minimal 1 halaman Perhari haha ha ha. Maaf gue belum bisa mendisiplinkan diri sebanyak kalian karena gue belum menjadi penulis sungguhan. Masih coba-coba.

Tapi mas Andreas dan Andrew, hari ini Minggu 8 Juli 2007, artikel gue dimuat loh di Jakarta Post Sunday. Buka halaman 20, bagian MOSAIC, satu halaman penuh, artikel Nita Roshita plus empat foto huhuhuhu.... saya menulis, saya menulis.

Thai Muslims in Yogya live under suspicion

Nita Roshita, Contributor, Yogyakarta, Pattani, Southern Thailand.

It takes almost half a day's journey for Muslim Thai students to travel to study at Gadjah Mada University (UGM), Yogyakarta. They also had to work hard to earn their degree. During that time, they were under the surveillance of the Royal Thai government concerned about whether they were being radicalized in Indonesia.

http://www.thejakartapost.com/detailfeatures.asp?fileid=20070708.S01&irec=32

Ini adalah awal dari perjalanan panjang aksi tulis menulis kedepan. Ada sebuah novel yang menunggu dilanjutkan dilaptop. Okeh boleh cela gue, koq novel? Karena gue ingin menumpahkan idealisme dalam sebuah media pop, novel. Kata Tariq Ali "semakin seorang menjelajahi kehidupan batin yang dibayangkan dari tokoh-tokohnya, kian penting dia mesti bersetia pada fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa historis."

Jadi tak akan beda menulis novel dengan menjadi jurnalis, fact is the key. Menulis adalah segalanya dimana pun kamu berada, apapun yang kamu kerjakan. Menulis adalah konsep dari keseluruhan kerja dalam bentuk apapun, entah itu skrip iklan, term of reference atau sekedar menulis diary untuk mengenang setiap moment dalam kehidupan pribadi.

Jadi jangan malas menulis yah. Dari tulisan kamu hidup, dikenal bahkan dikenang. Mba google akan menjadi laci aman menyimpan semua hasil tulisan kamu dikemudian hari.

Saturday, July 07, 2007

Over My Shoulder

by MIKA
Over my shoulder, running away,
Feels like i'm falling, losing my way.

Cold and dry,
Cold and dry.

Fog out my daylight, torture my night.
Feels like i'm falling, far out of sight.

Cold,

Drunk,

Tired,

Lost.

Over my shoulder, running away,
Feels like i’m falling, losing my way.

Cold, dry,
Cold and dry.

Fog out my daylight, torture my night.
Feels like i'm falling, far out of sight.

Cold,
Drunk,
Cold and drunk.



The song of how I feel today. I love you MIKA

Friday, July 06, 2007

Smile and Stabed in the back

Salma my friend always said, "smile and the world will smile back at you."

Oh well, this is a fucking idiot world we are living, there is no such a nice word.
So what will happen is, "smile and the world will stabbed you in the back!"

I wish I can stop being a nice person, because there is no use and you will being used all the time.
I wish I can be a witch and turn the fucking person into a fucking ugly monkey.

I will turn myself into an evil just to survive in this fucking world of devil.
Kill or to be killed.

Tuesday, July 03, 2007

Bayangku Pergi

Kamu yang selalu membayangi hidupku, kini pergi.
Aneh rasanya duduk dibangku yang pernah jadi milikmu, masih menciumi bau harummu.
Ujung mataku masih menangkap bayangan senyummu.
Segelas tes manis hangat yang kamu berikan itu masih lekat di ujung bibirku.

Terasa berharga ketika dia hilang.
Ah bayang, aku selalu berusaha mengusirmu saat kamu lekat disampingku,
Kini kamu benar-benar hilang,
Kemana lagi kuharus mencarimu.

Jangan lupa sikat gigi sebelum tidur, kalau perlu mandi dulu biar tidurmu nyenyak,
Hey jangan lupa, aku pernah sayang kamu.
Tapi kenapa kalimat itu tak pernah muncul tiap kali kamu tanyakan padaku.
Semua kini terlambat.

Kita tak bisa satu dan tak pernah bisa satu, kita adalah kita, begitulah katamu.
Hatiku, kamu tahu, tapi hatimu bayang? tak pernah untukku meski ragamu bersamaku.
Akhirnya waktu membawamu berlalu,
serasa mimpi kamu tak lagi disini.

Kini aku benar benar sendiri,
Bayang, aku pernah sayang kamu,
sia kata tak akan membawamu kembali kesini.

Saturday, June 30, 2007

Nama Saya Nita

Seberapa penting sih arti nama buatmu?
Buat saya penting banget karena ia adalah bukti eksistensi diri, pengakuan atau kemampuan dan kredibilitas si empunya nama. So jangan pernah main-main dengan sebuah nama.

Minggu lalu sebuah sms forward-an dari temen isinya begini "tulung bilang sama anak seapa 68h itu bla bla bla....". Okay, satu kali sms itu, it was okay, gue tak merasa terganggu. Kemarin ada lagi sebuah sms forward-an isinya begini, "anak seapa 68h itu tolong bla bla bla..."

Duh (sambil goyang-goyang kepala dikit), saya punya nama loh. Nama saya Nita. Bisakah anda menghafal nama sederhana itu? Nama saya cuma dua kata, Ni-ta. Tak sulit kan?
Ternyata nama Nita belum jadi apa-apa jika tak bersanding dengan dua institusi itu. Ternyata Nita bukan siapa-siapa hiks.

Cobalah meng-google- nama saya, lihat ada apa disana? Ada deretan nama saya. Saya eksis loh. Tapi memang belum sehebat hmm siapa yah, oh Riri Riza misalnya, alah, nama itu terlalu besar. Atau siapa lah. Saya sedang kerja keras supaya nama saya eksis, paling tidak di dunia maya, di laci mba Google. Suatu saat nanti saya tak perlu lagi menyanding nama sebuah institusi untuk bisa dikenal dan dihargai orang lain.

Nama saya Nita, mohon dicatat.

Wednesday, June 27, 2007

Tolak Poligami!!

Terima kasih untuk pejabat yang masih punya hati.
===================================


Pemerintah minta Mahkamah Konstitusi untuk menolak permohonan M.Insa yang ingin praktek Poligami dibebaskan dan diakui oleh negara. Menteri Agama Maftuh Basyuni mengatakan poligami bukan hak yang azasi bagi Warga Negara Indonesia, sehingga tak perlu Mahkamah Konstitusi merevisi Undang-Udnang Perkawainan untuk membebaskan poligami. Lagipula pembebasan poligami dikuatirkan akan melanggar hak azasi kaum perempuan karena sikap sewenang-wenang suami yang ingin poligami.

"Kedua poligami bukan hak yang azasi pasal 3 ayat I dan 2 pasal 5 ayat I paszal 9 dan pasal 24 UU no 1 tahun 1974 yang dutunjukkan pemohon adalah tata cara berpoligami seorang. Pemerintah tak sependapat bahwa beristri lebih dari seorang adalah hak-hak yang azasi."

Menteri Agama juga mengatakan undang-undang perkawinan saat ini juga tidak menyalahi pasal kebebasan beragama UUD 1945. Karena poligami bukanlah bentuk ibadah umat islam.

Laporan Rezky Hasibuan KBR68H

Tuesday, June 26, 2007

Untuk Papi

Dear Papi,

Prima sudah lulus SMA, yah ngga nyangka sih bisa lulus :). Minggu lalu, pagi-pagi sekali dia sms aku, dia bilang "mba aku takut, beneran takut ga lulus, aku takut mengecewakan mba." Ah, ketakutan itu basi.. mestinya sebelum UN dia takut ga lulus, jadi bisa serius belajar. Lah sekarang mah percuma takut juga, tinggal nunggu nasib.

Eh ternyata Prima lulus. Papi tahu nilainya berapa? Rata-rata 7, bahkan mathematika ekonominya dapat nilai 8. Prima gitu loh pi, siapa sangka anak bengal itu ternyata pinter juga hehehe.. ya boleh lah hadiah kelulusan dia cuma minta duit 150 ribu buat pergi ke Dufan. Nanti aku beri deh.

Hampir dua minggu terakhir aku ngebujukin dia buat kuliah. Papi tahu kenapa? karena aku ngga mau dia menyesali hidupnya nanti. Ada banyak orang yang ga percaya sama pendidikan formal, tapi buat aku, bangku kuliah bukan sekedar jalan mendapat pekerjaan. Lebih dari itu, kuliah artinya berpikir dewasa, memakai logika, sukur sukur dia bisa lebih terbuka pandangan hidupnya. Selama ini Prima hidup diketiak para perempuan, ada Mami, Lina dan aku, yang semuanya memanjakan dia sebagai si bungsu. Prima ga pernah belajar prihatin.

Kemarin dia bilang mau kerja aja, " ada tawaran kerja mba, tapi masa gajinya cuma 700 ribu, bisa buat beli apaan duit segitu." Mau ditampol, konyol rasanya, mau diketawain, miris juga. Prima ga tahu duit segitu itu berharga banget. Mestinya dia senang ada orang nawarin kerja buat anak lulusan SMA yang belum lagi dapat ijazah. Hari gini!

Tadinya aku pikir lepas Prima SMA, aku bisa sedikit bersantai memikirkan langkahku sendiri. Tapi kupikir lagi, tugas menjadi orang tua itu tak pernah usai ya Pi. Kadang cape banget mikirin betapa mahal hidup ini, betapa tak mungkin rasanya menyediakan uang 10-15 jt buat uang muka kuliah, belum lagi sampai dia selesai. Dudududu....pusing.

Tapi aku ingat pesan Papi, bahwa jangan pernah bilang tak tahu untuk semua pertanyaan, jangan pernah putus asa untuk setiap lembar hidup yang kamu belum tahu isinya apa. Yang kamu harus lalukan, hiduplah dengan jujur dalam semua hal. Meski jujur tak selalu membawa kekayaan, tapi hidup bisa lebih tenang. Ah Papi, hiks kangen kangen.

Hidup terasa lebih mudah sewaktu Papi masih disini.

Friday, June 15, 2007

Manja

Lagi sakit neh. Meski cuma flu, tapi bener-bener menyita waktu dan konsentrasi kerja. Lebih dari itu, bikin gue manja sama semua orang. Oh well, nda semua orang sih :)

Ada banyak alasan kenapa orang bisa sakit. Pertama, perubahan cuaca. Kedua, perubahan hati dan ketiga perkara ga jaga kesehatan badan aja sih. Ah anyway, gue rasa penyakit gue ini datangnya karena dua alasan pertama. Karena gue sangat memperhatikan kesehatan tubuh koq, sedikit gendut sih. Tapi gendut bukan berarti ga sehat toh toh, justifikasi aja :P

Kalau sakit begini, jadi pengen banget punya seseorang deh, yang bisa dipeluk!

Jadi ingat temen gue Htar Htar yang punya cita-cita bersuami 5 orang! satu untuk cuci baju dan urusan rumah tangga. Satu orang untuk supir. Satu orang mengurus kebun. Satu orang mencari uang. Dan satu orang untuk gituan kekekek, for pleasure!!

Seru juga yah hidup seperti itu. Semua dibalikan, dan sebagai seorang perempuan kita bisa bersenang-senang dengan kelimanya.

Tapi dalam keadaan sakit begini, punya satu orang saja sudah cukup. Kamu dimana? kamu yang pernah manis sekali membawakan susu hangat saat gue sakit. Kamu yang menemani sakitku hingga aku terlelap dan terbangun kembali. Kamu dimana?

Sunday, June 10, 2007

RamAmsterdam

Ram moved to Amsterdam, the city of life!
Aku iri pada semua yang kamu telah, sedang dan akan kerjakan.
Aku irikan kota itu yang mendapatkanmu.

Ram has some affairs, love seems so easy on him!
Aku cemburui mereka yang menempel padamu kini.
Aku cemburui diantara mereka yang mendapatkan hatimu.

Ram,
It took me two years to feel my heart beat again.
It took courage to admit that I feel in love again,
with him, the one that I could not have! Damn!

Ah Ram, aku irikan kebahagian yang menyelimutimu kini.

Wednesday, June 06, 2007

Nicolas; Take A Picture!

Ini adalah alasan untuk bertahan! Ketemu sama orang yang gue idolakan. Satu-satunya artis di tanah air ini yang gue puja dan puji kekekekek....




Jangan sungkan untuk datang lagi ya cakeup!!

Monday, June 04, 2007

Could I Be Your Girl?

You are so charming to resist. My love has exists.
You have passion while I only have to be patient.
Don’t want you to know how I feel, but my face shinning brightly whenever you near me.

I keep doing foolish things next to you
Cos’ you make me nervous every time you look into my eyes,
I am no comedian but you make me feel like Bean.

Your words like a wisdom to me.
I worship you like the earth to the sun.
Let me be your satellite and being around you day and night.

You make me blush like a little rose ready to bloom.
Every smile brings a heart beat, every word stay in mind,
How could I miss them?

Could I be your girl?

Give me time to make you mine.
Then you will be surprise by the love that I kept in heart and mind.

Bangkok, 23rd May 2007

Bangkok; Take A Picture!!


Laki-laki! hidup gue pun ga jauh dari mereka kekekek. Dua orang laki-laki di halaman ini adalah sahabat-sahabat gue merangkap akuntan yang sibuk menghitung berapa besar uang yang bisa kita habiskan selama di Thailand. Diatas itu adalah Joel Escovilla dari Filipina, fellow dari Seapa juga. I really have good times with them.



Bersama teman selama di Bangkok, Zaw Naing Oo. He is just like a little brother to me. Lucu pisan orang na.

Di depan Istana neh, Royal palace... keren yah kekekek,



Bad Hair Day!!
Look, gara-gara angin dahsyat bikin rambut gue berantakan.
Didepan Kuil Emas yang harga tiketnya muahal 250 bath alias $ 7,5. pelit ye gue...

Sunday, May 20, 2007

Sebulan Tak Sua

Ternyata sudah nyaris sebulan, gue tak bersua dengan blog ini. Ah, sok sibuk. Tapi gue beneran sibuk kale. Hari ini aja gue sedikit longgar. Nah kalau merasa sedikit longgar begini, kenapa berasa ga enak badan yah? pegel pegel semua, hidung mampet, malah berdarah pagi tadi, ga bisa buang air. Anjrit tiba-tiba penyakit borongan dateng.

Situasi? Aman, Pattani dan Yala sejauh ini memberikan rasa aman ke gue. Meski ternyata banyak banget kejadian di koran dan website yang nongol kemarin. Sial! padahal udah bikin muka sejutek mungkin sama tentara, biar seru hehehe. ga deng, gue penakut koq sama mereka. Apalagi kalau kemudian mereka tahu gue orang Indonesia, bisa main tuduh gue salah satu trainner militan lagi. Emang sih gue intelek, tapi ngapain juga terlibat perang yang tidak menguntungkan buat gue. Udahlah aman-aman saja bergaul dengan semua organisasi disini, ga ada kepentingan juga gitu loh.

Besok gue kembali lagi ke Bangkok, yang sebenarnya gue ga suka. Riweh, Gaduh, Ribet!! gue ga suka perkotaan, meski semua fasiltas tersedia, tetap aja ga asik. Gue rasa bakal sulit kerja dengan tenang disitu. Tapi ya sudahlah, daripada gue stay disini dan terus bikin panik orang lain toh. Ah kalian memang penuh perhatian, tersanjung saya.

I am going to miss this places, Yala dan Pattani, penuh dengan keindahan dan kekayaan alam, ga heran kan kenapa disini konflik? hmmm biar katanya soal budaya, tetep aja ujung-ujungnya selalu ada yang diuntungkan secara materi!

Tuesday, April 24, 2007

Happy 29

Tua ya... seperti keladi yang semakin menjadi, gue harap masih ada kekuatan untuk menjadi yang gue mau. Semoga sehat mengejar bintang, kata citra. Amien.

Baru 28 detik meninggalkan usia 28 tahun, ada banyak hal yang tertinggal meski tak menampik banyak hal yang telah dicapai. Ada satu saja ambisi yang belum tercapai, beasiswa S2. Satu saja obsesi, kembali pada Ram. Jadi kalau bisa dimix antara ambisi dan obsesi, maka S2 nya harus beasiswa ke Belanda kekekekek... emang pinter gue deh ah :P

Adakah saran bagaimana menjalani usia 29 ini? Karena selain dua hal itu, rasanya tak ada yang lain yang bisa gue kejar lagi. Sementara bila hidup tinggal hidup, bukan hidup namanya. Gue ga punya bintang lain untuk dikejar.

Bagaimana menjalani 29 ini yak?

Sunday, April 15, 2007

Burung Kutilang ?

Pagi tadi di acara Dunia Dongeng, seorang pendengar mengirimkan sms, minta lagu "dipucuk pohon cempaka" karya ibu Sud. Gue sama Eci menebak-nebak ini lagu mana yak? sambil bernyanyi kecil, gue bilang, "Burung Kutilang kali judulnya?", si pendengar sms lagi meyakinkan "dipucuk pohon cempaka kak?" wokeh...
Eci pun mendukung penuh pendapat si pengirim sms kalau itu "dipucuk pohon cempaka."

Tapi bagaimana mungkin lagu itu berjudul pohon cempaka kalau seluruh isi lagu bercerita tentang Burung Kutilang begini.....

di pucuk pohon cempaka
burung kutilang bernyanyi
bersiul-siul sepanjang hari
dengan tak jemu-jemu
mengangguk-angguk sambil berseru
tri-li-li li-li li-li li-li

sambil berlompat-lompatan
paruhnya selalu terbuka
digeleng-gelengkan kepalanya
menentang langit biru
tandanya suka dia berseru
tri-li-li li-li li-li li-li

Akhirnya... ck ck... gue bener tau.... itu judulnya Burung Kutilang karya Ibu Sud...
duh...

Wednesday, April 11, 2007

Tunangan

Hari ini, Eric kirim uang untuk gue beli kado ulang tahun. Hitung berhitung dengan eric, dia bilang gue mesti beli sesuatu yang bisa dipake long lasting. hmmm kalau baju, bisa luntur, rusak dan hanya akan bertahan paling lama setahun.

Akhirnya keluarlah satu ide untuk beli cincin. Long lasting banget dong, ga akan rusak, tak lekang dengan waktu. kecuali lo beli perak palsu yang cuma jadi item :P. Akhirnya muncul ide untuk beli cincin emas. Asal bukan emas kuning kata gue, nanti mirip mbok sayur yang suka mamerin emas segede gombreng :P

Uang seratus poundsterling pun ditangan, alias 1,7 juta rupiah. Bingung beli cincin dimana karena seumur hidup gue ga pernah punya perhiasan dari emas. Tanya sana sini, akhirnya gue dan eci pergi ke Prima Gold alias Gold Mart, jeee.... gaya bener :). well amanah dapet uang kudu beli cincin..

Cincin sudah di jari. Pikir-pikir setelah ini pasti pasaran gue makin turun, cowok bakalan kabur deketin gue karena dipikir gue sudah tunangan. Wadoh!!
Dan malam ini, Eric bilang "from now you are my fiance not just my girl friend."!!!!

nah lo nah lo.....

Saturday, April 07, 2007

Ke Thailand ku'kan melangkah

Yeiihaa, sekali lagi aku berkesempatan tugas diluar negeri. Ke Thailand kita coy!!
mami sudah bersungut-sungut melarangku pergi. Kenapa sih kamu ga tugas nyobain makanan aja, kata beliau sambil nonton acara wisata Kuliner-nya Bondan Winarno.
Idih mami, mana ada tantangannya ngejajal makanan, yang ada kolesterol dan aku alamat kena disentri lagi. Udah kasih aja tugas ngejajal makanan ke mas Bondan dan Oji deh. Aku ngerjain yang lain.

Ke Thailand kita coy!, tepatnya ke Thailand Selatan, tepatnya lagi aku bakal ke Pattani bulan depan. Iya wilayah konflik itu. Wah kalau papi masih hidup pasti dia bilang begini," sok-sok-an banget sih kamu itu, itu tempat bahaya. Polisi bukan, pejuang bukan, senangnya koq cari bahaya."
Kalau Ramy pasti akan bilang gini, "berhenti saja jadi wartawan, profesi aneh, cuma untuk orang-orang sok tahu. Aku ga suka kalau kamu bilang ingin cari tantangan, karena hidup sehari-hari pun sudah jadi tantangan."
Eric bilang, "berhenti berhenti jadi jurnalis, aku pengen kamu ganti profesi!, aku khawatir nita, tiap kali kamu pergi ke suatu tempat aku selalu khawatir, dan itu bikin hidupku ga tenang mikirin kamu."

Mereka orang-orang tercintaku yang peduli pada nyawaku, tolonglah mengerti aku. Bukan soal sok-sok-an jadi jagoan, bukan sekedar mencari tantangan atau menghantarkan nyawa disana. Aku memang sok tahu tentang banyak hal termasuk tentang kehidupan disana. Sebuah tempat baru pasti bisa memberikanku pelajaran baru dalam hidup. Kalau pelajaran itu belum sampai ketika nyawaku melayang, ya nasib. Mati itu bisa jadi dimana saja. Di depan komputer ini pun aku bisa saja mati kalau memang sampai waktuku.
Aku sok bijak ya? terserah deh, sulit sekali meyakinkan mereka tentang keberangkatanku ini. Ini tugas dan aku suka. Takut? iya lah, siapa juga yang ga takut, tapi pasrah lebih baik kan daripada hidup dalam ketakutan. Apa yang akan terjadi, terjadilah.

Lagi pula bukan mati yang kutakutkan kawan, tapi hidup mami yang membuatku khawatir. Kalau sampai aku pergi sebelum membuatnya bahagia, sesalku. Seperti sebuah pertanyaan yang tak sempat kusampaikan pada papi, pernahkah dia bangga padaku?

Titip mami ya kawan!!

Tuesday, March 27, 2007

Lima Tahun Dari Sekarang

Lima tahun lagi aku ngapain yak. Ngurus anak, katamu.
Dari jok belakang, aku cuma manggut-manggut, ya ya.
Apalagi emang yang ada dikepala lo?, tanyamu.
Masih pengen sekolah lagi, masih pengen dapetin master sih, jawabku.
Apa itu penting dalam hidup lo?, tanyamu lagi.
Entah lah, daripada mati penasaran kataku.
Dan kamu tak lagi meneruskan pertanyaanmu.

Atau barangkali harusnya aku mengubah mimpi ya?, tanyaku.
Ga tahu, lo tuh mau apa lagi? paling tidak lo udah pernah ngerasain menapak kaki ditanah eropa. Eropa Nita, yang ga semua orang seberuntung itu pergi kesana? ga puas juga?, katamu.
Aku melongo dongo di jok belakang, wah serius yah ngomongnya.

Apa menikah, punya anak artinya memuaskan keinginan gue?, tanyaku dalam hati, ga berani lagi lah ngomong sama dia, pasti panjang jawabannya.
Sebut saja aku adalah orang egois sedunia, menangkis keinginan mami menimang cucu, atau menangkis kesempatan mendapatkan kebahagian menimang anak, dipeluk sayang seorang suami. wakakakak.... walah koq geli sendiri ngebayangin itu.

Tak ada pria baik yang tersisa untukku, kataku sambil memalingkan wajah jauh keluar jendela mobil.
Dan kamu diam!!

Bodoh, kalau saja saat itu kamu bilang.... mungkin yang baik adalah gue? barangkali aku akan memikirkan bayanganmu tentangku lima tahun mendatang, menimang anak. Bodoh.

Tuesday, March 20, 2007

Flu Perut alias Disentri

Memasuki hari keempat sudah gue bertoleransi dengan mencret. Lemes badan dibuatnya, ga bisa tidur tenang karena pagi-pagi buta kudu setoran ke WC. Kemarin gue pikir cuma kentut lah malah cepirit lagi tidur huhuhu. Menyedihkan.

Pagi ini gue berkunjung ke dokter, mencari tahu apa yang terjadi pada perut sialan ini. Ah ternyata gue divonis Disentri, penyakit buat orang jorok yang tinggal dipemukiman padat, dekat septi tank atau anak-anak yang ga pernah cuci tangan abis pegang sesuatu. MASA SIH? ah nyaris tak percaya dengan apa yang terjadi. Gue termasuk orang yang rajin cuci tangan mau ngapain juga. Koq masih bisa kecolongan bakteri Amoeba. Sialan!

Pasti dari makanan yang ga bersih deh, tapi mau gimana lagi, namanya juga anak kos, ga pernah masak sendiri, mana kita tahu warteg sebelah masak airnya ga mateng atau makanannya tercemar. Pasrah ajalah. Mestinya perlawanan bisa dilakukan kalau pertahanan tubuh gue bagus. Tapi apa mau dikata, memupuk pertahanan tubuh aja aku tak sanggup :P. Tubuh gue melemah belakangan. Setelah dua pekan lalu migren, sekarang disentri, kita tunggu pekan depan gue dapet serangan apa lagi...

Sunday, March 18, 2007

Senjang di Cinta

Benarkah di zaman modern kayak begini, lelaki sudah bisa menerima keberadaan perempuan maju? secara pendidikan dan kemampuan, secara kedudukan dan kekayaan? benarkah mereka tak merasa terancam eksistensinya?

Sebut saja Anna, sahabat gue di kampus yang menikahi pria tampan lulusan D3. Anna adalah perempuan pandai, sukses meniti karir, sementara suaminya pegawai biasa disebuah perusahaan, sebelumnya pernah di PHK dan bekerja serabutan. Lama tak sua, Anna sudah memiliki seorang anak lelaki, dia bilang,"susah ngarepin laki gue, bodo amat lah terserah dia mau ngapain, lagian gue cuma butuh dia ditempat tidur."

Sebut lagi Iim, sahabat lelaki gue dari SD sampai sekarang, sejak dulu dia selalu wanti-wanti, jadi perempuan itu jangan terlalu pinter, bikin minder laki tau ga. Jangan terlalu mandiri, bikin gue risih, merasa tak dibutuhkan.

Ada jutaan Anna, perempuan cerdas, cantik dan sukses. Ada jutaan Iim, lelaki yang keegoannya tetap tak ingin tersaingi oleh makhluk cerdas bernama perempuan. Bahkan bunda sendiri yang menjadi inspirator gue untuk tetap maju selalu bilang, Lelaki segan padamu karena kamu terlalu mandiri, seolah tak butuh siapapun.

Bunda sayang, Iim malang dan Anna terkekang. Tak ada perempuan yang benar-benar bisa sendiri, dalam hidup kami pasti membutuhkan seseorang, entah laki-laki atau perempuan lain, tergantung orientasi seksual masing-masing. Tapi kami tak sudi kalau harus bertoleransi pada lelaki yang cuma berpikir pakai egonya atau pakai alat vitalnya. Kami atau gue hanya ingin menunggu lelaki yang bersedia jalan disampaing gue, bersama menyongsong hidup bersama. Lelaki yang ikut maju bukan menahan mundur. Bukan lelaki yang ketakutan eksistensinya terhabisi!!

Thursday, March 15, 2007

Diam Bukan Lagi Emas?

Diam membuat sebuah komunikasi tak jalan. Tak semua orang punya indra keenam atau pandai membaca psikologis orang lain. Karena itu bicara adalah kunci dari segala komunikasi. Jangan diam kalau tak ingin uneg-unegmu terbungkam.

Tapi ada kalanya yang dibutuhkan adalah diam. Karena setan paling menggoda adalah bicara tentang kekurangan orang lain. Sangat mudah bicara tentang kesalahan orang lain, mengkritik yang cuma bersifat menghujat. Karena dibalik kesalahan orang lain adalah kehebatan kita.
Ketika setan itu menggoda, maka diamlah. Diam membuatmu selamat dari kata "kualat" karena anda, saya dan kita tak lebih baik dari mereka yang dihujat.

Ada lagi mereka yang diam demi emas dikantongnya. Mereka yang menyelamatkan diri sendiri, keluarga dan rekeningnya. Ssst, tak usah banyak komentar, masih untung kita bisa makan. Ah masih untung dan terus mencari hikmah dibalik suatu tak selamanya bikin maju. Apalagi mereka yang terlena pada sistem yang tak mengikuti masanya. Membiarkan suatu hal statis sementara dunia ini begitu dinamis.

Tapi semua adalah pilihan. Diam demi emas bukan hal yang salah, tapi mengejar emas dengan menjatuhkan orang lain, apa mulia?. Diam demi menghalang sebuah perubahan apa bisa dipertahankan?. Diam bukanlah emas, tapi mulutmu bisa jadi harimaumu.

Tuesday, March 13, 2007

Menunggu mu

Bahagiaku melihat lampu hijaumu di google talk semalam.
Kita bicara seperti kita tak pernah bicara sebelumnya, terbuka dan panjang sekali.
Ada banyak yang kita bicarakan, soal politik sampai soal hati.

Kita berdua perawan, dalam arti sebenarnya dan dalam arti kiasan.
Perawan dalam cinta, kita mencoba mencari yang baru, tapi jalan belum lagi terbuka
Kita berdua bilang, belum ketemu dengan seseorang yang benar-benar cinta.

Aku mencintaimu, bolehkah kuambil perawanmu?
Kamu bilang, kita pernah punya waktu indah bersama, tidakkah saatnya kamu mengukir waktu indah bersama yang lain?
Aku hanya menunggumu. Sampai kamu jenuh mencari penggantiku, sampai kamu muak dan akhirnya kembali padaku.
Aku menunggumu.

Aku pernah mencoba dengan yang lain, rasa itu ternyata tak sama.
Aku menginginkan rasa denganmu kembali, meski kamupun tak akan pernah sama.
Kamu bilang, masih mencoba mencari perempuan yang mau menerima cintamu.
Ah bodoh!! itu cuma AKU jawabannya.

Terima kasih sayang untuk satu malam yang indah penuh keterbukaan.
Seterbuka hati ini bicara padamu, aku masih menunggumu.
Entah sampai kapan.

Sunday, March 11, 2007

Bukan Pejuang

Pertanyaan besar setelah 1998 adalah kemana lagi arah gerakan mahasiswa?
Setelah itu satu persatu pentolannya duduk di MPR atau menjadi centeng pengusaha kaya, sebagian mencari nafkah di kampus, sebagian berbatik dan masih rajin kongkow di TIM, lagi yang lainnya jadi jurnalis.

Gue sendiri bukan pejuang 1998, sama sekali bukan. Ketika 1998, gue cuma bisa berantem sama papi di rumah. Dikurung 24 jam tanpa boleh ke kampus, mengganggu keamanan nasional kata papi yang waktu itu di masa akhir sebelum pensiun dari kepolisian. Terlebih gue dikurung karena mengganggu kestabilan keluarga, bikin papi pusing ga konsen jagain negara katanya. Gue cuma bisa ngedumel sambil nonton maraknya perjuangan temen-temen gue di gedung MPR. Gue ngiri setengah mati kepada kalian disana.

Gue bukan pejuang ketika jeblos di MS3 sebagai penyiar dan produser dengan idealisme radio mengawal demokrasi. Modal demokrasi gue cuma dari buku dan teori, selebihnya katanya si anu, narasumber anu. Gue cuma bicara sama mereka di ruang 4x6 ruang studio, mendengar ocehan mereka tentang negara, data mukhtahir dosa pemerintah kepada rakyatnya, dan curahan hati rakyat pada negara. Negara yang sejak 1998 bergelar demokrasi tanpa bisa mengerti demokrasi seperti apa kecuali kebebasan berbicara, yang amat sangat bikin gue salut.

Ketika kemarin memimpin diskusi dengan segerombolan Mahasiswa yang diawali dengan nyanyian bersama Indonesia Raya dan ditutup dengan Padamu Negeri, gue makin merasa terasing dengan semua perjuangan yang mengatasnamakan rakyat. Tentu saja tak cukup membangkitkan nasionalisme dengan dua nyanyian bersejarah itu. Tak cukup berjuang cuma dengan diskusi. Ah terlebih dalam diskusi itu membuat gue jauh dari nyata. Mereka berbicara tentang Antek Imperialisme, Kapitalisme dan Sosialisme Indonesia. Mereka bermimpi bernegara tanpa pajak...

Bangunkan gue kawan. Lama benar rasanya gue tak mendengar kata-kata itu, atau hmmm mimpi itu. Gue telah lama meninggalkan kampus yang cuma bisa bicara teori. Aduh kawan, maaf saja gue bukan lagi mahasiswa yang bisa diajak bicara seperti itu. Yang gue tahu, kita bayar pajak, tanpa tahu transparansi penggunaanya. Yang gue tahu ada banyak penguasa merangkap pengusaha yang menggeroti hak rakyat dengan korupsi. Yang gue tahu hidup itu mahal sementara penghasilan tak mengejar.

Ah kadang gue merasa beruntung cuma menjadi orang awam yang kebetulan pernah duduk dibangku sekolahan. Beruntung teori itu tak begitu mengelotok di kepala gue, cukup tahu, sementara mempraktekan? apa memang sesuai sama rakyat awam seperti gue yang ga cukup mengerti kenapa harus menolak kapitalisme dan kenapa harus menerapkan sosialisme? atau sebaliknya.

Beruntung gue berada di ruangan 4x6 yang membuat gue dekat dengan orang-orang kecil, mendengar curhatan mereka tentang negara, tentang bangsa dan sedikit bermimpi untuk menjadi baik. Mereka dan gue tak ingin bermuluk mimpi dengan banyak teori. Dimata anda, jelas kami bukan pejuang, Fighters Fight right.... kami permisi dari ruang ring kalau gitu :P

Wednesday, March 07, 2007

Aku Hari Ini

Sepi
merindukan tubuhmu untuk kupeluk, bibirmu untuk kucium,
kamu tahu apa yang kumau tapi tak mungkin kamu hadir disini,
karena dia ada bersamamu disana.

Harusnya aku tak lagi masuk kelingkaran yang sama dua tahun lalu.
Kamu mestinya sudah keluar dari lingkaran hidupku,
entah apa yang membuatku menginginkanmu sangat hari ini.

Aku ingin egois hari ini, menginginkanmu hanya untukku,
aku tak ingin berbagi dengannya hanya malam ini biarkan kamu milikku.
Apa yang salah dengan kita? lebih baikkah dia dibanding aku?
Jika kamu tercipta untuknya, kenapa kamu selalu hadir memberikan rasa untukku?

Saturday, March 03, 2007

Rakyat Pesimistis

Seorang pendengar bilang dari 45 partai baru yang terdaftar di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia tidak satupun mengasipirasikan suara rakyat. Lalu dia menolak untuk memilih di pemilu 2009 nanti. Kita golput saja di pemilu berikutnya.
Seorang pendengar lainnya bingung dan bertanya pada Gus Dur, "kalau kita golput artinya kita tidak memilih umaroh, atau calon pemimpin kita. Apakah kita salah kalau tidak memilih umaroh kita?"

Sayang gue ga mendengar jawaban Gus Dur ketika itu. Rakyat bingung, sebingung gue mengisi surat cinta SPT tahunan dari Dirjen Pajak. Kenapa birokrasi dan administrasi itu tidak pernah bisa dibuat simple, sederhana. Kenapa harus berpuluh-puluh lembar untuk mengetahui berapa gaji gue dalam satu tahun. Oh pusingnya.

Anyway, kita kembali ke rakyat yang lagi pusing karena tak tahu mencari jawaban apa yang bisa mewakili aspirasi mereka. DPRD dan DPR sibuk sama kantongnya masing-masing. Presiden selalu kecolongan berita dari cangkem wakilnya yang selalu tanpa pikir. Hukum koq diselesaikan pakai adat. Penanggulangan korupsi koq dianggap menghambat investasi. Wadoh.

Gara-gara rakyat pesimistis, politikus puritan makin pintar memainkan peran. Lewat celah agama ditawarkan solusi praktis, kembali ke jalan al-qur'an yang intepretasinya pun bisa jadi semau mereka. Gue bodoh dan ga ngerti bahasa Arab, hadist mana yang mereka kutip, manalah gue tahu itu adalah kebenaran atau bukan. Intinya solusi ini pun dimakan mentah-mentah oleh rakyat yang pesimistis dan bingung mencari solusi masalah perut pribadi. Kalau agama solusi terbaik kenapa tak bisa menyelesaikan masalah di timur tengah. Karena memang bukan agama solusinya, tapi politik dan toleransi sosial.

Gue kangen sama Indonesia yang tenang tanpa rasa takut terhadap lapar, kebijakan pemerintah yang bodoh, cangkep mereka yang nyerocos tanpa bahan. Tapi gue juga lebih takut sama mereka yang memanfaatkan agama gue yang baik ini untuk kepentingan politik mereka.

Gue jadi inget sama kata adik sepupu gue yang selalu pingin botak. Kalau botak, otak encer mba kena sinar matahari. Kalau kepala "ditutupi" apa otak mereka encer seperti klaim mereka pada hati yang bersih?

Tuesday, February 27, 2007

A Short Time Lover

I have been living in the shadow of you, my short time lover
Too many stories and memories stuck on my mind,
when all I need to do is pouring your time in the glass of wine.

Get drunk love, dream of me and drag me out of reality,
that you won't longer here for me.

But it can't stop those feeling from growing,
tell me how to stop you from leaving,
my short time lover.

I wish I can stop you from counting the time,
and make you forever mine.

Time, time, time. Shall we give up to the time?
when we could command them to take a side to us.
Maybe time is not be the real matter,
but it's you who just want to feel better.

You just not into me, when I am still so deep into you.

Sunday, February 25, 2007

Dua Tahun Blog-ku

Ah, tak terasa sudah dua tahun blog gue menjadi keranjang uneg-uneg dan ide. Dua tahun cerita sedih dikisah cinta, persahabatan sampai masalah keluarga muncul disini.
Ide gila untuk meninggalkan negeri yang penuh dengan masalah, sampai kemuakan gue pada orang-orang sok suci yang terus memojokan perempuan.

Kerinduan pada papi, dia dan dia dan dia :P. Laki-laki yang satu satu hilir mudik di hidup gue. Mereka yang memberikan cerita, cinta dan sakit hati serta kerinduan terkadang.

Perempuan menakjubkan seperti bunda. Orang-orang ajaib seperti sahabat-sahabat gue. ah cerita kalian semua ada disini.

Dua tahun..... masih banyak cerita kedepan tentu saja. Seperti janji gue pada diri sendiri dan dia... untuk mewajibkan diri menulis menulis seperti kau berbicara, menyanyi di kamar mandi, dimanapun apapun... menulis adalah terapi termurah termudah dari semua keganjilan dihati.

Dua tahun... masih kecil, masih harus belajar banyak hal, tentang kata, tentang kalimat, tentang puisi hidup. Terima kasih telah membacaku, menengok hidupku, melirik kekesalanku, kebahagianku dan berbagi ide bersamaku.

Sampai ketemu di post berikutnya :P

Saturday, February 24, 2007

Perempuan Sempurna?

Apa yang membuat perempuan menjadi manusia?
Apa kebagiaan dimulai setelah pernikahan?
Apa bayi yang keluar membuat perempuan menjadi manusia sempurna?

Lalu siapa aku?

Bagaimana kalau seumur hidup tak kudapat cinta yang kucari? Tak berhak kah aku untuk sendiri?
Bagaimana kalau seumur hidup tak bisa kulahirkan bayi-bayi mungil itu? Apa itu salahku juga?

Bukan manusiakah aku kemudian?

Membiarkan vagina mengkerut tak terpakai
Membiarkan rahim kering tak terbuahi
Apa aku sia-sia dimatamu?

Tak berhak kah aku menjadi manusia atas keputusan yang kuambil?
Tak bisakah aku bahagia atas itu?

Monday, February 19, 2007

Kepastian

Kamu bisa lihat aku sekarang. Aku berubah, dari seorang perempuan tegar menghadapi hidup sekarang terpuruk mengharap sebuah cinta yang selama bertahun-tahun menggantung dihatiku. Kamu.

Aku terbang puluhan jam, menjemput sebuah kepastian. Aku dihadapanmu setelah sekian tahun. Berikan aku keputusanmu. Sekarang atau tidak sama sekali.

Kenapa kamu diam.


Katamu tak ada yang namanya sakit dalam hidup ini. Sakit kalau kamu menganggapnya sakit. Masalah kalau kamu menganggap itu masalah. Hidup ini terlalu indah untuk dibikin suram oleh cinta. Katamu.

Makin kulihat senyummu makin sakit kurasa. Kamu bohong. Sakit itu bukan sebuah perasaan yang dibentuk. Sakit itu seperti sebuah pisau yang tak kau asah sendiri untuk menyakitimu. Dia ada dibawa cinta. Cintamu.

Apalagi yang bisa kau katakan untuk membuatku tenang. Aku tak bisa tenang sampai kamu berkata bahwa kamu masih mencintaiku. Katakan.

Jangan kamu bawa-bawa realitas yang kamu ciptakan. Jarak, ruang dan waktu. Aku adalah orang yang percaya pada kekuatan cinta. Seperti cintaku padamu yang membawaku terbang kesini. Bersiap meninggalkan semua hidupku untukmu. Cintamu.

Aku tak datang untuk menjemputmu. Aku datang menjemput kepastianmu. Katakan.

Kamu masih diam. Menatapmu dalam, lama mencari kemana kamu yang dulu pernah mencintaiku. Mendamaikanku. Membuatku percaya bahwa aku memang membutuhkan orang lain dalam hidup. Kamu.

Waktuku habis. Aku pulang. Tanpamu. Tanpa kepastianmu. Tanpa cintamu, kah? Aku tak tahu. Kamu tak bilang telah berhenti mencintaiku. Kamu pun tak minta aku berhenti mencintaimu. Karena kamu tahu, itu nyaris tak mungkin. Kamu bukan takut pada realitas seperti yang kamu bilang. Kamu takut pada cintaku. Aku tahu aku telah menang darimu. Bila realita yang kamu ciptakan membuyar, kembalilah ke duniaku. Selalu ada cinta untukmu.

Utan Kayu 18 Februari 2007

Sunday, February 18, 2007

Jika Saja

Jika saja aku tak terburu menjalin cinta denganmu,
barangkali aku tak selalu membandingkan kesempurnaanmu dengan yang lain,
tidak membayangkanmu disaat dekat yang lain,
tidak mengagumi ketampananmu diwajah yang lain,
tidak menuntut kecerdasanmu di otak yang lain.

Jika saja kamu tidak terlalu baik padaku ketika itu,
aku akan sangat mudah melupakanmu dengan kebencian.

Jika saja aku tidak mengenalmu,
aku tidak akan pernah tahu rasanya berada dalam sebuah kesempurnaan cinta.
Kesempurnaan yang akhirnya membuatku terkukung.
Aku tak bisa mendapatkan kesempurnaan untuk kedua kalinya.

Saturday, February 17, 2007

NO "Fortune" Teller

Menikahlah aku di usia 32 atau 33 nanti dengan seorang pria 8 tahun lebih tua. Orang baru dilingkungan lama. Aku terlalu pemilih, makin sering aku memilih, semakin jauh perjodohanku. Aku akan tetap berada di rumah kerja yang ini sampai waktu yang lama, dengan jenjang karir yang lambat menanjak. Aku bisa sekolah lagi meski itu didalam negeri saja.

Seorang teman pernah bilang, Seorang Paranormal adalah Seorang Psikolog Terhebat yang bisa membaca sikap dan bahasa tubuh kliennya. Memberikan ramalan sesuai harapan.

Kalau benar begitu, maka ramalan itu jauuuuhhhhhh dari harapan. Cuma satu hal yang benar dari ramalan itu, AKU adalah Seorang Pemilih.
But what is wrong with it? NOTHING.

Life is so full with choices. Dan pilihan paling berat adalah soal pasangan hidup, karena hanya akan ada satu orang yang menemaniku seumur hidup. Satu orang yang tak mungkin boleh salah. Satu orang yang hanya akan mendapatkan cintaku. Satu orang!! Aku tak ingin menemui cinta lain setelah ikatan. Itu pilihan berat. Siapa lelaki beruntung itu? hmm.... satu cinta saat ini cuma buat Ramy, sampai satu ketika ada orang yang bisa meyakinkan ku untuk menanggalkan cinta darinya.

Kamu percaya karma? bukan dalam hal yang berbau mistik. Tapi sebuah karma bahwa kebaikan akan berbuah kebaikan. Akankah kesetiaan berbuah kesetiaan? Akankah cinta berbuah cinta?

Pertanyaan lucu yang sebenarnya bisa kujawab sendiri. Aku mencintai Ramy yang tak pernah lagi bisa hadir dalam nyata disampingku. Menciuminya, mendekapnya dengan hangat dalam keharuman tubuhnya. Dan disana, di Wigan, seorang Eric mencintaiku sepenuh hati, tanpa rupa dan hanya kata serta suara. Bagaimana bisa cinta tak berupa ini akan nyata? Hadirkan aku seseorang yang bisa menanggalkan cintaku dari Ramy dan cinta Eric dariku.

Untill my 32 of ages, ternyata tak ada fortune yang kuharap bisa dia ramal.

Wednesday, February 14, 2007

Happy Valentine

Saya mencintai dan menyayangi kalian. Thank you for all the support, the love and care that you have been giving me...

To the loves of my life : Ramy und Eric
To my very inspiring friends : Citra, Eci und Dewi
To my lovely and adorable mom, sister Lina und brother Prima
To my friends : Flo, Mekka, Lola, Dono, Evan and you my lovely jerk Jimmy und my other Jimmy in the US
To pemberi rekomendasi dalam CV gue : Hinca, Tobias, Peter und Andrew (semoga laku dikemudian hari itu CV!)

To the goverment of Indonesia yang selalu menginspirasikanku untuk menulis dan berkomentar kakakak....
To all the listener of Utan Kayu, the woodforester FM 89, 2 yang selalu setia mendengar ocehanku.

I love you all. I am so lucky to ever know you.

Nita

Tuesday, February 13, 2007

Ga Siap Mati

Hari ini gue menghabiskan 5 jam di rumah sakit. wondering what is happening to me, what will happening. Is it going to bad, worse or the opposite, better?
Setelah ketakutan kehilangan papi 3 tahun, tadi gue ketakutan akan kehilangan nyawa sendiri. Not now, just not now. Gue bisa mati tenang saat prima lulus kuliah dan mami punya rumah buat berteduh.

Menunggu sendirian.
Untuk moment seperti ini, gue bahkan ga ditemani siapapun. Di kepala gue cuma ada dua orang, mami dan ramy. Gue ga bisa divonis sakit dihari ulang tahun ramy. Jangan.

Thank you God,
Kamu memang baik, memberikan kesempatan untuk hidup sedikit saja tenang. Paling tidak memberikan kesempatan mengucapkan selamat ulang tahun untuk seorang yang tak pernah pergi dari hati.

Sunday, February 11, 2007

Being Indonesian Jurnalist

As you all know, kalau gue sibuk banget cari kesempatan meninggalkan negeri ini. Well, I was wrong! Harusnya, keinginan gue meninggalkan negeri ini tak lain untuk mencari pengalaman, pengetahuan dan pandangan yang baru, yang mestinya justru menambah kecintaan gue sama Indonesia. Bukan untuk pindah kewarganegaraan dan meninggalkan Indonesia. Gue tarik semua kata-kata gue sebelumnya.

Menjadi Jurnalis adalah sebuah anugrah besar. Bring news to the world. Pekerjaan apa lagi coba bisa sehebat itu. Dan untuk mencatatkan sebuah berita, gue butuh sumber. Indonesia adalah rumah terindah bagi semua jurnalis. Percaya?

Tak ada secuilpun keinginan untuk menjual kebobrokan negeri ini menjadi konsumsi media. Tapi tanpa kami para jurnalis, dunia tak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di negeri ini. Tak ada perubahan tanpa pengetahuan. Whether you like it or not, things has changed because of us!!!

Indonesia sedang berjuang mencari citra diri setelah sebagian dari orang-orangnya berusaha menjadikan Indonesia "kearab-araban" dengan mengatasnamakan Islam. Islam bukan arab, Islam adalah Islam, agama yang mulia dan menghargai perbedaan, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa untuk saling mengenal.. Ingat saling mengenal bukan menjadikannya SERAGAM (Huh I really hate this word, jadi inget sama teman-teman jurnalis yang dipaksa pake seragam untuk meringankan kerja PROMOSI!!- kasian deh lo!!)
Syukur nya kata Gus Dur mereka yang gagah-gagahan dan sok menjadi muslim paling bener ini jumlahnya cuma secuil!!. Kalau boleh mengingatkan mereka yang radikal, Islam itu agama syiar, menyampaikan pesan tanpa paksaan! mengikuti atau tidak, biar lah itu menjadi urusan hati seseorang dengan Allah, hakim yang maha adil.

Kemudian, sebagian lainnya mengingatkan pada keberagaman suku, budaya, pandangan yang selama ini hidup damai berdampingan di Indonesia. Kenapa Indonesia harus diseragamkan, kenapa dipaksakan untuk sama, kenapa? Please do not make it destroyed!

ah jangan lupa untuk mengatakan yang ini.... SATU-SATUNYA YANG SERAGAM DI INDONESIA ADALAH BUDAYA KORUPSINYA! kenapa tidak ada yang berani bilang KORUPSI itu HARAM!! NERAKA JAHANAM HUKUMANNYA!

Indonesia sedang berperang idealisme, perang pandangan, perang antara kata-kata yang menurut Gus Dur tak pernah siap diterima dan diterjemahkan dengan benar yaitu Demokrasi dan Liberalisme (yang ditabukan oleh sebagian orang).

Gue sekarang melek, betapa beruntungnya gue berada di Indonesia yang tengah berjuang untuk mendapatkan identitasnya. Gue seorang jurnalis yang ada di dalam perjalanan sejarah bangsa ini. Yang membuka mata gue, bukan mantra ajaib tapi cuma seorang teman eh mantan bos, seorang jurnalis kawanan, 18 tahun wara wiri diantara banyak orang dan sejarah.

Dia cuma ingin gue MENULIS, setiap moment yang terjadi dalam hidup. Diary of My Life in Indonesia, the most fascinating nation ever! The history that flows through me each day.

Thank you Andrew.

Sunday, January 28, 2007

Akira

Akhirnya setelah pisah rumah sama bunda dua tahun, gue punya 1 set dvd, tape and radio player kekekek.... lama bener mutusin punya itu. Pertimbangannya gampang :

1. watt listrik di kos-an ga begitu besar, waktu itu sebagai penghuni terakhir di kos-an, gue masih ngalah dengan yang lain. TAPI setelah 1 semester ini ada anak kos-an baru yang tiba-tiba bawa tipi dan radio set segede gaban, maaf-maaf aja yak. Tak ada lagi istilah mengalah!!!

2. selama ini kalau denger radio ya pake fasilitas kantor dong, tape recorder seadanya, tapi gara-gara kudu beli batu batere yang kian hari kian mahal. Lah sama aja dung biayanya sama beli tape gede.

3. berhubung sekarang lagi dimanjakan dengan kartu kredit, dimanfaatkan saja lah. meski urusan pembayaran mencekek leher hihihi... kalau ga maksa ga punya toh :P

4. sebagai inspirasi supaya beli tipi. masa punya dvd player ga ada tipinya sih :), nanti ya kalau utang kartu kreditnya sudah sedikit berkurang. Kalau ngarep rejeki runtuh, yah jauh kaleeee...

Lupakan dulu deh financial plan buat bulan ini. Yang penting disaat bayar rumah dan prima kuliahnya duitnya bisa ada.... gimana cara? hmmm.... selama bukan jual diri, insyaallah ada lah.

Saturday, January 06, 2007

I Wont Leave You

Tidak semestinya kita bertengkar hari ini,
tidak disaat kamu sakit,
tidak disaat aku terluka.

Tapi tiap kali cinta kita bertemu realita,
semuanya akan berakhir dengan kesedihan.

Aku mencintaimu, sungguh.
Aku takut mencintaimu berarti melukaiku dan kamu.

Aku bingung

Untitled

Chemo bangsat mulai menyusutkan rambutnya,
membuatnya mual dan lemah.

Dont die...... please

Tuesday, January 02, 2007

Awake

Don't close your eyes darling, karena aku takut kamu tak akan membuka kembali matamu.
Cuma itu yang kutakutkan.

Please wake up for me darling, let your green light on again. Supaya aku tahu kamu disana.
Jangan pergi sekarang, karena aku ternyata membutuhkanmu.
Hari-hari berbincang denganmu membuat aku tahu rasanya dibutuhkan, dicintai dan dimanjakan.

Eric, please be brave, be strong for me darling.
You have to be alive for me love.

Moon

Aku mau piknik malam ini, bawa selimut ke luar rumahmu, snack, minuman hangat dan kita lihat bintang.
Kamu lihat bulan disana?
Iya... full moon darling
Berarti kita lihat bulan yang sama,
Bulan yang membuat kita dekat.

Aku membenci semua hal yang membuat kita terpisah.
Jangan salahkan semua hal yang membuat kita terpisah sayang.
Kamu dan aku dekat.. kita masih bisa lihat bulan itu.

Hold me tight...
I am darling.
Let me rest my head on your shoulder,
Mine is always yours darling.

Bulan yang menyatukan kita,
membuat kita sadar bahwa kita dekat.
Jarak tak bisa memisahkan kita sayang,
selama bulan ada disana, kamu dan aku berada satu.