Tuesday, April 24, 2007

Happy 29

Tua ya... seperti keladi yang semakin menjadi, gue harap masih ada kekuatan untuk menjadi yang gue mau. Semoga sehat mengejar bintang, kata citra. Amien.

Baru 28 detik meninggalkan usia 28 tahun, ada banyak hal yang tertinggal meski tak menampik banyak hal yang telah dicapai. Ada satu saja ambisi yang belum tercapai, beasiswa S2. Satu saja obsesi, kembali pada Ram. Jadi kalau bisa dimix antara ambisi dan obsesi, maka S2 nya harus beasiswa ke Belanda kekekekek... emang pinter gue deh ah :P

Adakah saran bagaimana menjalani usia 29 ini? Karena selain dua hal itu, rasanya tak ada yang lain yang bisa gue kejar lagi. Sementara bila hidup tinggal hidup, bukan hidup namanya. Gue ga punya bintang lain untuk dikejar.

Bagaimana menjalani 29 ini yak?

Sunday, April 15, 2007

Burung Kutilang ?

Pagi tadi di acara Dunia Dongeng, seorang pendengar mengirimkan sms, minta lagu "dipucuk pohon cempaka" karya ibu Sud. Gue sama Eci menebak-nebak ini lagu mana yak? sambil bernyanyi kecil, gue bilang, "Burung Kutilang kali judulnya?", si pendengar sms lagi meyakinkan "dipucuk pohon cempaka kak?" wokeh...
Eci pun mendukung penuh pendapat si pengirim sms kalau itu "dipucuk pohon cempaka."

Tapi bagaimana mungkin lagu itu berjudul pohon cempaka kalau seluruh isi lagu bercerita tentang Burung Kutilang begini.....

di pucuk pohon cempaka
burung kutilang bernyanyi
bersiul-siul sepanjang hari
dengan tak jemu-jemu
mengangguk-angguk sambil berseru
tri-li-li li-li li-li li-li

sambil berlompat-lompatan
paruhnya selalu terbuka
digeleng-gelengkan kepalanya
menentang langit biru
tandanya suka dia berseru
tri-li-li li-li li-li li-li

Akhirnya... ck ck... gue bener tau.... itu judulnya Burung Kutilang karya Ibu Sud...
duh...

Wednesday, April 11, 2007

Tunangan

Hari ini, Eric kirim uang untuk gue beli kado ulang tahun. Hitung berhitung dengan eric, dia bilang gue mesti beli sesuatu yang bisa dipake long lasting. hmmm kalau baju, bisa luntur, rusak dan hanya akan bertahan paling lama setahun.

Akhirnya keluarlah satu ide untuk beli cincin. Long lasting banget dong, ga akan rusak, tak lekang dengan waktu. kecuali lo beli perak palsu yang cuma jadi item :P. Akhirnya muncul ide untuk beli cincin emas. Asal bukan emas kuning kata gue, nanti mirip mbok sayur yang suka mamerin emas segede gombreng :P

Uang seratus poundsterling pun ditangan, alias 1,7 juta rupiah. Bingung beli cincin dimana karena seumur hidup gue ga pernah punya perhiasan dari emas. Tanya sana sini, akhirnya gue dan eci pergi ke Prima Gold alias Gold Mart, jeee.... gaya bener :). well amanah dapet uang kudu beli cincin..

Cincin sudah di jari. Pikir-pikir setelah ini pasti pasaran gue makin turun, cowok bakalan kabur deketin gue karena dipikir gue sudah tunangan. Wadoh!!
Dan malam ini, Eric bilang "from now you are my fiance not just my girl friend."!!!!

nah lo nah lo.....

Saturday, April 07, 2007

Ke Thailand ku'kan melangkah

Yeiihaa, sekali lagi aku berkesempatan tugas diluar negeri. Ke Thailand kita coy!!
mami sudah bersungut-sungut melarangku pergi. Kenapa sih kamu ga tugas nyobain makanan aja, kata beliau sambil nonton acara wisata Kuliner-nya Bondan Winarno.
Idih mami, mana ada tantangannya ngejajal makanan, yang ada kolesterol dan aku alamat kena disentri lagi. Udah kasih aja tugas ngejajal makanan ke mas Bondan dan Oji deh. Aku ngerjain yang lain.

Ke Thailand kita coy!, tepatnya ke Thailand Selatan, tepatnya lagi aku bakal ke Pattani bulan depan. Iya wilayah konflik itu. Wah kalau papi masih hidup pasti dia bilang begini," sok-sok-an banget sih kamu itu, itu tempat bahaya. Polisi bukan, pejuang bukan, senangnya koq cari bahaya."
Kalau Ramy pasti akan bilang gini, "berhenti saja jadi wartawan, profesi aneh, cuma untuk orang-orang sok tahu. Aku ga suka kalau kamu bilang ingin cari tantangan, karena hidup sehari-hari pun sudah jadi tantangan."
Eric bilang, "berhenti berhenti jadi jurnalis, aku pengen kamu ganti profesi!, aku khawatir nita, tiap kali kamu pergi ke suatu tempat aku selalu khawatir, dan itu bikin hidupku ga tenang mikirin kamu."

Mereka orang-orang tercintaku yang peduli pada nyawaku, tolonglah mengerti aku. Bukan soal sok-sok-an jadi jagoan, bukan sekedar mencari tantangan atau menghantarkan nyawa disana. Aku memang sok tahu tentang banyak hal termasuk tentang kehidupan disana. Sebuah tempat baru pasti bisa memberikanku pelajaran baru dalam hidup. Kalau pelajaran itu belum sampai ketika nyawaku melayang, ya nasib. Mati itu bisa jadi dimana saja. Di depan komputer ini pun aku bisa saja mati kalau memang sampai waktuku.
Aku sok bijak ya? terserah deh, sulit sekali meyakinkan mereka tentang keberangkatanku ini. Ini tugas dan aku suka. Takut? iya lah, siapa juga yang ga takut, tapi pasrah lebih baik kan daripada hidup dalam ketakutan. Apa yang akan terjadi, terjadilah.

Lagi pula bukan mati yang kutakutkan kawan, tapi hidup mami yang membuatku khawatir. Kalau sampai aku pergi sebelum membuatnya bahagia, sesalku. Seperti sebuah pertanyaan yang tak sempat kusampaikan pada papi, pernahkah dia bangga padaku?

Titip mami ya kawan!!