Sunday, April 19, 2009

bukan pengejar

bandingkan saya sama salah satu temennya mas ku yang pernah dia sebut ambisius, sebut saja namanya rani. perempuan yang menurut saya hebat ini selalu punya target, "aku mau sampai sini nit," kata dia sambil merentangkan tangannya diatas kepala. yang dia maksud jelas, bahwa dia menargetkan karirnya pada posisi tertentu,

lain hari saya tahu mba rani ini tak sampai pada posisi yang diinginkannya, lalu cabut pindah kerja ke tempat lain. dia lagi bilang, "kali ini aku mau sampai sini nit." okeh lagi-lagi tangannya ditaruh diatas kepala. saya rasa kali ini dia berhasil mencapai yang diinginkan. terakhir saya bertemu dengannya dia sudah jadi seseorang yang hebat, wajahnya segar berbinar. dia sukses, pikir saya.

saya selalu mengagumi mereka yang punya target jelas dalam hidupnya. entah kemudian akan dia dapat dengan cara yang jujur dan sportif atau bahkan licik, menempel bak parasit pada satu hal atau sibuk menjilat pantat orang lain. kegigihan orang itu dalam mencapai targetnya, itu yang selalu bisa membuat saya kagum.

lalu saya? saya selalu mentok sebelum target itu tercapai. saya tak pernah bisa bersaing dengan orang lain, saya akan mundur dan beri jalan pada yang lain. buat saya, apa yang saya dapat sekarang adalah berkah. apa yang diberikan ke saya adalah amanah. saya kerjakan sebaiknya. setelah itu berkah bertambah alhamdulillah. tapi lebih banyak heheheh, saya mundur sebelum berkah melimpah.

bos saya bilang, "satu kelemahan kamu nit. kamu ga pernah bisa pede sama dirimu sendiri. sementara orang lain melihatnya sebagai bakat." lalu darimana saya bisa dapatkan ke pedean itu? belajar untuk kehilangan persahabatan karena persaingan karir, itu sudah menyakitkan buat saya. ditikam dari belakang, difitnah atau bahkan dipandang tak guna, juga sudah saya lalui.

yang saya pelajari sekarang cuma bekerja dengan tekun lalu pasrah pada hasilnya. kalau memang diizinkan saya akan lanjut, tapi kalau setan terlalu kuat, saya yang mundur. toh saya tak pernah menargetkan apapun dalam hidup ini. monggo mas... silakan. saya bukan tipe pengejar. saya lebah pekerja bukan ratu :-P. apalagi parasit... cium pantat orang? amitamit kekekek

Wednesday, April 15, 2009

tak pernah mudah

saya tak pernah yakin pada lembaga satu ini-pernikahan. bahkan saat saya bilang "iya" dan kami tinggal menghitung hari, jika tuhan mengizinkan, saya tetap meragukan diri sendiri. sepanjang 30 tahun ke belakang, saya tak pernah kompromi dengan orang lain untuk banyak hal, banyak keputusan untuk diri sendiri maupun keluarga. saya terbiasa pegang kendali dalam banyak kesempatan hidup. saya terlahir sebagai anak tertua yang akhirnya menjadi kepala dalam keluarga.

melihat betapa bunda berbinar saat saya katakan akan menikah, sekali lagi saya tahu bahwa keputusan saya telah membuatnya bahagia. bunda pun inginkan saya bahagia, inginkan saya belajar berbagai hidup dengan seseorang. tapi apakah ini yang terbaik untuk saya?

"hari ini soal karir, besok lo bilang ga bisa ninggalin nyokap, lain hari bilang kangen banget sama Zi. padahal masalah lo tuh cuma satu, lo takut nikah nit. semua hal bisa bikin lo ragu untuk nikah." begitu kata teman saya.

saya takut nikah, saya takut berbagi, most of all saya takut bahagia. saya sangat takut binar mata saya hari ini, bahagia saya saat ini, hilang di kemudian hari. saya sangat takut menangis, karena itu sudah saya lakukan bertahun lamanya... tanpa air mata, tanpa segukan. saya takut pada diri sendiri yang tak bisa berbagi apalagi kompromi.

saat tinggal menghitung hari, jika tuhan mengizinkan, ketakutan itu meradang. yang saya lakukan adalah membuatnya tegang dan menuduh saya meragukan cintanya. sungguh bukan dirinya, sungguh ini saya. tuhan tolong....

Monday, April 06, 2009

aku sinting agar kau tiada

bahkan sangat mudah bagiku untuk menyerah tanpa berjuang, tanpa bertahan
aku tak yakin mana cinta, mana sayang, mana sekedar berlari
aku tak yakin pada diri, pada nya apalagi pada cinta
aku jalan pada hal yang datang tanpa berusaha bertanya akan apakah cinta yang ada

aku lari darimu, dari hal yang selalu mengganggu isi kepalaku berminggu-minggu
kupakai kesempatan melompat, bergerak dan memindahkan satu nasib ke nasib berikutnya
bila berharapmu tak pernah mungkin, maka ku berlari mencari sesuatu yang nyata
ada dia membuka cinta

aku bersembunyi dari hati yang hanya mengiris luka jika terus mengharapmu
berlari, bersembunyi ssshhhh... kamu tak perlu tahu
tentang cinta, tentang luka, tentang asa yang sial hanya untukmu
sudahi segala tentangmu..

jangan mulai membuka lagi hati yang sedang kututup
jangan pancing cinta yang sedang kukubur dalam
jangan bicara... diam saja, biarkan aku dengan kesintinganku
untuk lupakan kamu... lupakan kita yang tak pernah ada

Saturday, April 04, 2009

kacamata kuda

mestinya gue bisa pake kacamata kuda dan tak terpengaruh kiri dan kanan soal keputusan gue. tapi ada sedikit ragu apakah akhirnya akan seperti yang gue bayangkan sebelumnya. is he the right one for me or not.

kalau untuk masalah kecil saja bikin kami berdua bertengkar dan memilih sign off sampai salah satu dari kami tenang dan bisa memulai lagi pembicaraan. tapi gue bukan orang yang mudah redam setelah marah. butuh waktu untuk tenang dan tak selesai hanya sekedar peluk dan cium.
lets fight, lets argue. jangan sshhh sshhh kalau jalan keluar belum ketemu.

rasanya kalau ini akan berantakan lagilagi karena keegoisan gue. lets say it that way... my fault. barangkali gue memang belum bisa berkompromi dengan seseorang, apalagi harus berbagi untuk selamanya. gue belum sanggup menerima pandangan dari satu kacamata saja, si kuda yang akan menemani gue seumur hidup... huhuhu... gimana kalau keputusan itu akhirnya salah?

Thursday, April 02, 2009

bingung

saya memang tak pernah berharap teman-teman dekat saya mengerti soal keputusan yang saya buat untuk menikahi seseorang yang melamar lewat cetingan dalam waktu 1 minggu perkenalan. buat saya yang terpenting adalah restu dari ibu saya tercinta yang ternyata sama gilanya dengan saya ha ha ha... i love you mom.

saya juga tidak berharap banyak dari keputusan ini. bahwa kemudian dia akan datang beneran bulan ini, ya silakan, saya akan bahagia. tapi bila pada akhirnya satu dan lain hal dia mundur dari hubungan, ah anggap saja itu bagian dari kehidupan.. bukan jodoh.

tapi apa yang saya rasa sekarang, yang saya rancang hari ini bersamanya adalah indah. yang kami punya mungkin hanya terdengar sebagai mimpi bagi banyak orang, tapi bagi kami sebuah cinta dan cinta. kami jalani sepenuh hati. saya rasa saya mencintainya.

cinta yang terbangun dari waktu yang cukup lama tak menjamin akan bertahan lama pula. saya dan dia cuma punya cinta, yang tumbuh sekejap tapi berharap akan lama bertahan. dia tak kasih mimpi muluk, cuma hidup bersamanya. janjinya untuk mencintai saya selamanya. menerima apa adanya saya. sederhana saja.

tapi hari ini, kebimbangan muncul. saya bingung ketika dia bertanya, haruskah dia melepas agamanya demi saya? demi cintanya pada saya? jangan ditanya apa jawaban saya ketika itu. agama dan cinta datang dari hati, keikhlasan yang muncul yang saya tak mungkin bisa paksakan datangnya. saya tahu kalau pilihannya cuma dua maka saya pilih cinta, tapi kalau pilihan jadi tiga, agama cinta dan bunda.... saya pilih bunda.