Thursday, November 26, 2009

Berbagi Kisah

untuk kesekian kalinya tulisan saya di blog ini mendapat respon dari pembaca terutama tentang pengalaman saya melewati tumor payudara yang saya alami tahun lalu. senang rasanya bisa berbagi pengalaman.

terima kasih untuk yang meninggalkan jejak di blog ini. sebisa mungkin saya akan membagi apa yang saya tahu soal tumor payudara yang pernah saya alami. kalau itu bisa membantu temanteman yang mengalami masalah yang sama, jangan sungkan untuk meninggalkan alamat email supaya kita tetap bisa saling kontak.

sesulit apapun yang harus dilalui anda, berbagi cerita bisa sedikit banyak meringankan hati.

muuuuuaaahhh....

Tuesday, November 24, 2009

Belum Waktunya Kurus

Z kaget lihat saya setelah dua tahun tak jumpa. Dia bilang saya “kurus” pasti karena ada lelaki a.k.a karena cinta saya kurus. Huaaa tak ada cinta untuk saya hari ini. Dan saya tidak kurus seperti yang diinginkan. Untungnya keinginan untuk lebih kurus itu sudah hilang.

Sepanjang usaha saya untuk kurus rasanya sudah banyak yang dikorbankan. Saya pecinta olahraga, tapi malas bergerak. Satusatunya kecintaan saya adalah lari. Lagilagi karena malas itu tak juga saya lakukan. Tahun 2007, saya fitness di gym untuk pertama kalinya. Let see hmmm Rp 250.000,- x 5 bulan = Rp. 1.250.000,- belum lagi WRP berbagai jenis saya konsumsi. Ok saya turun 5 kilogram. Lalu malas itu datang lagi... saya kembali melaarrrr...

2009, lagilagi saya ikut fitness. Kali ini lebih singkat cuma bertahan 2 bulan. Intensif sekali ditambah instruktur yang ngebet banget bikin perut saya rata :-P. Diet karbo, WRP berbagai jenis lagi. Lalu sibuk sana sini, saya kembali melaarrrr.....

Lalu hari ini, saya berhenti menyalahkan diri saya yang pemalas olahraga dan diet. Saya berhenti berkeinginan untuk kurus. Seperti ibu saya bilang ”nanti kalau waktunya kurus juga kurus” hihii waktunya kapan, mbuh. Padahal saya selalu percaya ”we, human who set the times for everything in our life” anyway, saya mau apa adanya sekarang. Saya menikmati segalanya hari ini.

Belum waktunya untuk kembali kurus :-P

Langit Jakarta dari Meja Saya

Baru hari ini saya benarbenar mengamati langit dari tempat duduk saya yang dibatasi kaca gedung. Setengah delapan pagi langitnya cerah, biru bersih, suatu yang jarang sangat saya temui di Jakarta. Mentari menyembul diantara gumpalan awan putih.

Sekitar jam setengah sepuluh pelanpelan awan putih menghilang dari langit. Tapi saat ini saya menulis di jam sebelas, sinar mentari sudah benar tertutup gumpalan awan yang tak lagi jernih. Disanasini berwarna gelap. Mendung

Meski sedari pagi anginnya berhembus tapi masih terlalu ringan untuk membawa awan menjauh. Lalu sepi, tak terlihat burung gereja yang biasanya bertandang di ranting pohon bahkan mendekat di jendela saya. Ah sebentar lagi hujan akan turun seiring gumpalan yang semakin banyak, mulai jenuh oleh air. Seperti kantong kemih kelebihan muatan. Tinggal menunggu hitungan jam kapan harus dikeluarkan.

Tapi mendung tak selalu berarti akan hujan kan yah

Thursday, November 19, 2009

Terbiasa Sendiri.

Perbincangan hari ini dengan teman-teman se-jomblo dan se-perjuangan dimulai garagara Mel Gibson punya anak dari selingkuhannya. Percakapan itu melebar pada isu kesetiaan sampai kesuburan, bahwa lelaki tak pernah ada matinya, tetap bisa beranak meski sudah berusia lanjut. Bahwa tidak ada jaminan pasangan akan setia setelah berpuluhpuluh tahun menikah. Cinta itu ga akan berhenti datang meski terhadang pernikahan.

Lalu apa yang bikin orang selingkuh setelah puluhan tahun menikah? Bosan… itu kesimpulan kami bertiga.

Akhirnya saya sedikit tersentil. Sudah sejak lama di kepala ini muncul pertanyaan, bagaimana bisa menahan bosan untuk senyum pagi dari orang yang selalu sama untuk selamanya?

Bayangkan kalau saya menikah di usia 23 seperti ibu saya dulu, hingga usia saya 56 tahun misalnya itu akan menghabiskan waktu 33 tahun bersama. 33 tahun menjaga cinta, menjaga rasa agar tak terluka. Lama betul

Lalu kalau saya menikah nanti di usia 33 tahun misalnya lalu usia bertambah 56, paling tidak ada 23 tahun. 10 tahun bonus tanpa isu selingkuh.

Plok..plok..plok…

Pastinya bukan itu alasan kenapa sampai sekarang saya belum menikah. Belum ketemu saja sih masalahnya. Too picky? Lah ya harus dong namanya juga bakal menghabiskan waktu yang laaammaaa untuk bersama.

Ah sayangnya, saya sudah terbiasa sendiri. Mengatur segalanya sendiri, bangun tidur sesukanya, pergi kemanapun kusuka, melakukan apapun tanpa halangan. Lalu bagaimana rasanya harus berbagi tempat tidur bersama dan menatap senyum dari dia yang sama berpuluh tahun ke depan yah? 

Monday, November 02, 2009

Kehidupan “normal”

Berawal dari pertemuan dengan kawan waktu SMP dulu. Kami sama bandel dan tomboynya, kami samasama tukang cabut dari sekolah. Tapi kemarin dengan senyum sumringah dia mengenalkan seseorang disampingnya “ here is my fiancĂ© nenek. Gue juga baru kelar beasiswa master di Amerika. Ini anak lo?” tanya dia sambil melirik ke Zi yang tidur terlelap digendongan saya.

Apa yang dia dapat sekarang adalah mimpi saya, dulu, masih sih, kayaknya, eh ga tahu deh. Saya langsung memutar ulang memori saya akan daftar panjang impian untuk hidup seperti yang diinginkan banyak orang disekitar saya, kehidupan ”normal”.

1. Lulus kuliah S-1 tahun 2000 – tapi baru lulus 2001 telat setahun.
2. Bekerja setelah 2000 – tapi ternyata sudah mulai kerja sejak 1998
3. Punya pacar ah – baru 2003 yang ini terwujud.
4. Ambil beasiswa S2 usia 23 – sampai sekarang masih terkendala banyak faktor
5. Menikah di usia 27, paling lambat 30 – sekarang 31 and still looking 
6. Jadi perempuan dengan karir bagus
7. Punya mobil – sekarang cuma pengen sepeda lipat hihihi
8. Punya rumah
9. Punya anak (kembar dong)
10. Punya suami yang baik hati dan menjadi partner hidup semati.

Ternyata tahun berjalan dan menjalani no 6. alhamdulillah punya pekerjaan enak dan karir lumayan keren. Tapi masih tanpa anak, tanpa suami dan tanpa gelar master.

Ada sedikit iri pada kawan saya dengan gelar master itu. Tapi kata temen saya, ”siapa tahu dia gemetar baca kartu nama lo sekarang” hihihi....

ah saya memang cuma manusia yang ga pernah bisa puas bermimpi 