Tuesday, May 26, 2009
begini akhirnya
ada masalah sama kerja, agama sampai ibu,
jangan suruh aku memilih antara kamu atau ibu,
karena kalian bukan pilihan, kalian satu untuk hidupku.
tapi kau paksanya juga aku memilih,
sakit akhirnya kan
ibu adalah segalanya untukku, dan kau tahu itu
ibu adalah agama
ibu adalah tuhan untukku.
aku sakit, kamu juga
cinta saja tak cukup buat kita bahagia
aku benci tuhan yang membuat kita berbeda tapi memaksa kita menyembah sama
tapi aku teramat cinta ibuku melebihi pencipta
bahkan dia tak akan sebanding dengan cinta kita.
Thursday, May 21, 2009
Sakit, mimpi dan kamu
Dari dulu saya tak pernah suka sakit. Tiap kali demam meradang tinggi tiba-tiba saya merasa jadi kerdil, semua yang ada disekitar saya menciut perlahan. Kasur mengecil, tembok kamar tiba-tiba terasa bergeser perlahan menggencet saya. Lalu saya akan menjerit, menyembunyikan wajah ke bantal lalu menangis. Sewaktu ada ayah, dia akan mengusap muka saya lalu berdoa dan mendekap saya di dadanya. Setelah itu baru saya bisa tidur dengan tenang. Ibu menggantikan peran itu sepeninggal ayah.
Tapi saya sudah tidak tinggal dengan ibu. Kos sendirian dekat kantor. Menjadi sakit itu menakutkan. Tak ada ibu yang menenangkan saya. Manja yah J
Kemarin sore saya demam tinggi, muka saya merah matang. Dokter bilang saya Cuma kena flu, istirahat dan minum obat saja. Kalau demamnya tak turun dua hari, segera periksa darah... lagi! saya pun tidur mulai jam 7 malam. Hanya dua kali terbangun. Jam 10.15 malam untuk terima telepon dan jam 3 dini hari untuk buang air kecil.
Saya tahu kalau saya paksakan bangun dan menikmati malam dengan lampu terang menderang, ketakutan menjadi kerdil itu akan muncul lagi. Tak ada ibu yang akan menenangkan saya. Maka saya paksa mata untuk terus tertidur.
Tapi dalam tidur ternyata saya pun tak tenang. Ada kamu hadir di mimpi saya. Yang tiba-tiba menjadi jahat dan ingin membunuh saya perlahan. Mengejar saya masuk ke hutan, lari-lari di antara gedung bertingkat. Sampai kamu mendorong sahabat saya lola jatuh di mall dari lantai 4. kamu ingin menyakiti semua yang dekat dengan saya. Wajahmu muncul dimanapun saya berada, bahkan kamu muncul di dalam lemari.
Sial.
Monday, May 18, 2009
kosong
puisinya mati...
pingin rasanya menangis, menjerit menumpahkan gundah dan kecewa
tapi tak bisa....emosi ku mati.
empat tahun terakhir air mataku bergalon-galon tumpah untukmu,
berharap hujan membuat keras hatimu luluh
berharap rasa melahirkan kembali cinta
tapi hatimu sudah mati...jauh sebelum itu kusadari
aku kosong tanpamu,
tak ada lagi sedih, tak juga luka apalagi cinta
tak ada lagi puisi, semua mati...
Saturday, May 16, 2009
sekarang apa?
tak ada lagi cinta, tak ada lagi saling jaga.
cukup.
perutku mulas ram, tapi air mata tak kunjung berurai,
percayalah bukan benci yang akhirnya kutemui,
tapi sadar bahwa kita sudah usai.
aku pernah sangat sangat cinta, tak perlu mencari alasan, karena cinta tak butuh itu.
aku cinta dan semua pernah indah denganmu
tapi sekarang tak lagi, semua mati.
terima kasih pernah berkunjung di hatiku ram. mewarnai hidupku sekian tahun.
waktunya untuk berlari mengejar bahagia sendiri, tak perlu lagi menanti.
Monday, May 04, 2009
cinta puisi
bukan aku tak mencintaimu. tapi cinta padamu tak bisa membuatku berpuisi. kamu ada tapi tiada dalam kata.
sudah kutanya hati kemana larinya puisi. kenapa aku tak bisa menulisnya untukmu. bahkan ketika cinta menggebu.
aku bahkan kehilangan kata ketika mengingatmu, meski tetap menghangat rasa cinta di dada. aku merindu cinta yang membuatku bisa berpuisi lagi.
kenapa denganmu? ada apa denganku? bagaimana dengan cinta kita? tak ada kata dalam puisi seperti yang kuingin selama ini.
sudahlah... cinta tak mesti keluar dalam kata bukan? aku rasa cinta dan itu nyata.