Friday, December 28, 2012

Bekerja Dengan Isi Kepala dan Hati, Bukan Pakaian

Untuk kesekian kalinya saya menghadapi pertanyaan dari keluarga besar orang tua, “kenapa selalu bekerja di LSM atau di kantor-kantor kecil, kerja itu di gedung bertingkat di kawasan Sudirman-Thamrin sana.”
Saya pernah beberapa kali wawancara di perkantoran “serius” dan mungkin buat banyak orang “prestigious” nama dan lokasi kantornya. Sejak kali pertama saya datangi tempat itu, hati saya selalu bilang,”this is not your place, semoga ga lanjut.” Hasilnya betul, saya ga diterima dan saya senang…

Saya menikmati pekerjaan yang tidak mengatur bagaimana saya harus berpenampilan, harus dandan rapi, berpakaian “necis,” sepatu high heel dan bertas cangklong dengan merek-merek ternama yang kalau ga sanggup beli monggo pakai KW version aja. That’s not me at all.

Dulu pernah ketika saya masih menjadi penyiar dan membawakan sebuah acara, di sebelah saya adalah direktur utama salah satu perusahaan beken skala nasional, saya berpakaian apa adanya. Lalu saya ditegur kawan, saya bilang, apa kliennya komplen karena pakaian saya atau isi pertanyaan saya tadi? Dia bilang ga ada komplen tapi seharusnya saya berpakaian yang pantas. Saya jawab, kalau begitu komplenmu tak perlu saya tanggapi.

Saya rasa penampilan saya tak berubah banyak sejak zaman rikiplik hilman digigit kuda, sepatu kets atau sandal jepit, jeans, kaos dan tas punggung. Sesekali rapi yang kalau serapi nya saya pun, tas punggung tetap bersama saya. Sepatu kets diganti dengan boot, cuma itu. Kalau saya rapi, itu karena saya harus melobi calon klien  saja. Selebihnya di kantor saya berusaha senyaman mungkin.

Beruntung sejak masuk dunia kerja, lingkungan saya menyenangkan. Di MS3 tahun 2000an, rekan penyiar saya Lola Lamanda selalu selempangan handuk mirip abang becak, bos saya Dion Adimufti selalu dengan sepatu pantofel nya berwarna coklat yang butut dan bau.

Lalu di KBR68H, bos besar saya Tosca Santoso, sekitar tahun 2000an awal suka nginep di kantor dengan kaos oblong bergambar Panda. Berpuluh-puluh foto dengan orang penting, bos saya itu selalu dengan kemeja batik hijau yang sama, orang lain barangkali mikir itu hasil photoshop hahaha. Alif Imam menaikan kaki ke atas bangku sambil pakai sarung. Lagi-lagi kami tahu kok kapan mesti rapi, tapi ga harus selalu rapi. Yang penting kerjaan beres, hasil maksimal.

Sekarang di Ashoka, ternyata Yulia Nadya kalau datang pake sandal dan celana pendek. Suatu kali saya pakai celana ¾, lalu diajak bos besar dinner meeting sama salah satu bos perusahaan, saya menolak karena merasa ga pakai kostum yang pas, tau ga dia bilang apa?,”trus kenapa sama celana pendek dan makan malam?” horeee… saya jingkrak..

Intinya, saya suka bekerja tanpa harus dikekang dengan aturan berpakaian. Kebebasan berekspresi justru dimulai dari kenyamanan berpakaian buat diri sendiri. Manajemen cuma perlu tahu bahwa saya mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya dengan hasil maksimal. Gitu aja.

posted also on nroshita.wordpress.com

5 Days Before New Year, New Resolutions

I used have what I called wall of wishes, I wrote every wishes on the post it and put it on my bedroom wall…. by year end  I made my own reflection, evaluation and most of the time they didn’t come true.
Last year, I didn’t make any plan at all… I want my life to be spontaneous, going with the flow and be surprised to what the universe brought me. It was nice and yes life is more fun when you don’t have to push your dream to be real…

2012, I am 34 years old.. when I thought my time is up to do things like hiking to the mountain, getting serious with someone and got a new job, new environment… I got them all in 2012, on my age of 34!
Truth is… I more confidence on 35 next year,  I believe age is not the limit at all to achieve your goal. You just have to believe yourself… push your own limit then you know that there is no limit hahaha….
So as much as I want to keep myself as a spontaneous and an impulsive one, I finally decided to have a plan, maybe I will put my plan on my wall of wishes again, or maybe later when I have a nice room to stay, not the current one definitely.

Here are my resolution for up coming 2013:
1. My novel TUN shall be published on February
2. Applying for master degree on March
3. Get serious with MyJUNX collection, preparing a business plan
4. Writing another novel HENING and another one… havent got a title yet
5. Getting marriage?

speaking of getting marriage… its always appears on my yearly resolution, keep wishing the same thing with different man hahaha….yes I always serious on my love life, while they weren’t…  I guess I haven’t met the right one… I wish he is the one.

6. Loosing my weight … hmm… put the number… 5-10 kilos… the hardest thing to achieve..  I know I shouldn’t say that.. ..

Okay… dont put target too much next year… let the rest be a surprised :-)

posted on nroshita.wordpress.com december 26, 2012

Monday, November 05, 2012

cinta jingga

aku jingga dan kamu hitam
kita jatuh cinta dalam balutan merah

untuk jatuh cinta memang tak harus sama
seperti juga tak mesti jauh berbeda

aku jatuh cinta pada kesederhanaan sementara dia tertantang pada benang kusut yang kupunya
aku meletupletup seperti air mendidih sementara dia dingin mengalir

dia membuatku percaya pada cinta






Friday, November 02, 2012

berkemas

rumah adalah dimana hati merasakan kenyamanan, tubuh santai rebahan di ranjang, otak dingin berkreasi dan jemari gesit bergerak. rumah adalah dimana seluruh jiwa dan raga menemukan tempatnya beristirahat dan berkreasi. saya kehilangan rumah itu...

dimulai sepagian tadi, saya merapikan apa yang bisa dirapikan dalam hidup saya. saladin the bike adalah salah satunya. besok dia akan berpindah tangan kepada mami dan siap mengantar zi ke sekolah. sebelumnya saladin bersama saya ketika saya patah hati dan butuh bicara pada diri sendiri sambil mengayuh pedalnya. sekarang saladin akan lebih berguna dalam asuhan mami.

lalu saya melepas cincin yang sudha melingkar di jari manis kiri selama enam tahun ini. jari saya sudah gemuk, cincinnya tentu sudah terlalu maksa untuk ada di sana. terlebih dari itu, saya mau melepas semua yang ada di 6 tahun terakhir, kenangan jadilah kenangan. saya sudah siap menjalani yang baru. ah akang, saatnya menyematkan cincin di jari kanan saya :-)

siang ini saya menumpuk buku dan barang-barang pribadi yang selama ini memenuhi ruangan kerja selama 10 tahun lebih. sudah seperti kamar sendiri, semuanya ada di sini. satu dus besar untuk buku, sepatu dan hadiah-hadiah kecil dari sahabat. berdus-dus lainnya saya siapkan untuk mengemas lukisan kiriman kawan yang menghiasi ruangan kerja.

saya berkemas, entah besok, lusa atau mungkin bulan depan, cepat atau lambat saya pasti akan pergi meninggalkan rumah ini. rumah yang membesarkan saya dan menempa saya dengan banyak pelajaran hidup. rumah dan seisinya yang membuat saya adalah saya sekarang. rumah kedua setelah pelukan mami dan zi. tapi hati saya sudah tak merasa nyaman di sini, sebuah dorongan dalam diri yang memaksa saya untuk keluar dan terbang untuk migrasi mencari rumah baru.

saya berkemas untuk menjemput hidup yang baru, bersama orang-orang baru yang akan menempa saya dengan pelajaran lain dalam hidup. belajar untuk menikmati rumah baru, dimana pun itu.... tapi tak bisa lagi di sini....


Tuesday, October 16, 2012

bersembunyi dari kata-kata

sebulan terakhir gue kehilangan kata-kata unttuk mengungkapkan perasaan bahkan terlalu takut untuk bercerita secara vulgar di blog sendiri. takut karena salah, bukan... gue tidak bersalah melakukan apa pun, justru karena gue takut orang akan salah sangka terhadap kata-kata yang ditulis dan diucapkan.

silent is gold, golden or whatever. silent is crime kalau menyangkut kejahatan. gue milih hening. bukan karena ini emas, tapi gue pikir ada saatnya untuk memilih diam dan menenangkan diri. gue sibuk dengan proyek sendiri, sedang orgasme dengan lipetan kertas yang bisa menguasai isi kepala dan hati. gue cuma pingin serius mengerjakan sesuatu yang gue suka. istirahat dari sedih, patah hati, amarah dan kekesalan.... konsentrasi pada yang bisa membuat gue tenang... prakarya.

maaf kalau gue terkesan tak peduli, pushed the ignorance button. but my mind said i had enough of talking, trying or event smiling.... gue ga berubah, gue cuma lebih memilih diam dan meneruskan upaya menggapai mimpi yang tercecer sekian lama. memunguti cerita, merangkaikan upaya dan terakhir semoga saja doanya terkabul.... ah sudahlah....

Thursday, October 04, 2012

Sudah Setahun

Ga nyangka kencan buta setahun lalu masih berlanjut sampai hari ini. Nekat bertemu dengan si Akang tanpa tahu rupa dan cuma lewat kata dan suara ternyata membawa bahagia.

"Saya tuh kecil banget orangnya. Hitam dan kurus, tinggi aja ga nyampe 170cm."

Gue menyahut,"trus kenapa? kalau kamu hitam dan kurus terus menggigit baru saya takut."

Memang nekat. Toh niatnya bukan mencari cinta, kita cuma bertemu sebagai teman. Selalu bisa jadi teman baik jika tak ada cinta, begitulah yang gue pikir setahun lalu.

Sudah setahun gue dibuat si Akang bahagia. Bukan dengan pujian bukan dengan hadiah, tapi dengan ketulusannya.

Setahun punya kekasih yang sama itu rekor loh. Sekarang sulit membayangkan hari-hari tanpa si Akang memantau timeline atau bbm. Semoga hari-hari bersamanya berlanjut.... cinta ini sudah nyaman.

Wednesday, September 05, 2012

bukan jelangkung

jelangkung itu datang tak diundang, pulang tak diantar.

gue bukan jelangkung. datang karena undangan tapi pulang secara dilepeh... merasa terbuang... ya iyalah...
lucu... dibuang sayang, disimpan jangan... trus gue apa dong?


Tuesday, September 04, 2012

surat kang akang nu sakian

akang sayang ditimang dan tak pernah timpang *halah*

22 September nanti setahunnya kita ketemu kang. "yakin mau ketemu? saya kecil banget loh." loh apanya yang kecil hihihi... sejak awal kita bercakap, aku tidak pernah membayangkan fisikmu kang. coba berapa sering kita kecewa karena membayangkan hal yang tak perlu, mengkhayalkan hal yang mustahal. jadi waktu kita akhirnya memutuskan bertemu, aku mah nothing to lose, di jalanin aja apa yang ada. hubungan kan ga harus melulu berakhir dengan urusan cinta, kita pasti bisa jadi sahabat baik.

tarraaa... sebelum jadi sahabat, cinta datang duluan. ajaib. kata orang tua, kenal dulu baru muncul sayang. ah teuing lah... apa pun jadinya kita sepakat jalan.

setahun kang, cinta aku tuh justru nambah ketimbang berkurang. dipupuk sih *halah* meski ga ketemu saban hari, ga diantar jemput macam supir pribadi atau ditemenin kesono kemari macam bodyguard, kita ga pernah putus komunikasi. ga mesti saban jam juga ngecek, kamu dimana ngapain sama siapa? beuh kalau sampe begitu mah, aku banting neh bb :-P

apa yang membuat aku cinta sama akang? selain akang sederhana, akang bikin aku nyaman. seolah bisa membaca mauku, akang bisa marah bareng sama aku, bisa jadi air, bisa jadi kompor meleduk. but most of all akang tidak mengaturku, akang membebaskanku bagai layangan... sesekali sih taliku memang perlu dikekang agar tak liar dan menghilang darimu kang. never take me for granted juga.

terima kasih untuk satu tahun yang menyenangkan, menanti tahun-tahun lainnya bersamamu *cupcupmuahmuah*

Monday, September 03, 2012

hari baru

kenapa sih mba nit ga sedih? sedih kek, kami kan sedih ditinggal kamu mba.

bagaimana memamparkan rasa kehilangan ini ya? instead of crying i keep laughing. lalu semua tanya kenapa ga sedih?
kalau ada yang mesti merasa sedih hari ini, itu gue. kalau ada yang merasa kehilangan, itu aku. tapi buat apa? suatu hari gue pernah bilang ke salah satu kawan, kerja itu ga usah pakai hati, let it go... job is just a job and its not your life. yang paling ideal itu pekerjaan yang sesuai dengan kata hati, ideal. tapi ga ada yang ideal dalam hidup ini. apalagi bekerja dengan perusahaan. ini bukan soal hati lu, ini soal kepentingan perusahaan, tim. ga bisa jadi orang egois untuk pekerjaan yang dikerjakan bersama.

kalau ada yang sedih hari ini, itu gue. tapi saking sedihnya ga ada air mata yang keluar. seperti ketika marah, ga ada kata lagi yang bisa meluncur. ya sudah lah... being ignorance is the answer. im just going to do my best to live my life each day.

are you happy? pertanyaan ini selalu bisa nusuk dada gue sedalam-dalmnya. im not happy, im just trying to be happy. but i cant look unhappy just to make others sympathy, my tears are not for sale for other happiness.

i have to look happy to encourage others, i have to look happy to bring positive spirits. i cant be unhappy, i just cant be myself.

sudahlah... hari baru. what is done is done... coba menatap ke depan aja. semangat baru nit.. hup hup..

Monday, August 27, 2012

idealis itu merugikan?

lagi-lagi masalah gue kepentok di urusan idealis dan tidak idealis. dulu sekali ramy bilang,"lu ga makan pake idealisme tapi pake nasi. untuk beli nasi, pake duit, bukan idealisme." mas dono pernah bilang,"idealisme ga bisa bikin lu kaya."

ketimbang kawan-kawan lain, gue memang ga kaya padahal bukan yang paling idealis. tapi sungguh kaya itu bukan target utama dalam hidup gue. selama ini serba cukup kok meski sangat sederhana bahkan kekurangan. tapi toh gue terbiasa hidup sederhana, kalau dikasih kaya barangkali gue malah gagap.

sejauh ini gue ga pernah menganggap diri gue idealis, gue hanya pegang apa yang gue percaya, stand for what i believe is right.. for me. selama ini gue merasa apa yang gue percaya tidak mengganggu orang lain, tapi sepertinya salah. orang idealis jangan-jangan cocoknya di hutan, sendirian, ga ketemu orang lain apa lagi urusan kapital.

tadinya gue percaya kapitalisme dan idealisme bisa jalan bareng, prinsip dipegang, kebutuhan terpenuhi. tapi ternyata itu utopia kawan. dua hal itu tetap bertentangan, bergesekkan satu sama lain sekecil apa pun dan akhirnya salah satu harus mengalah.kali ini sih sayangnya gue yang harus mengalah, eh dikalahkan wong ga pernah punya kesempatan untuk bicara kok.

dalam daftar prinsip hidup yang diajarkan oleh papi emang ga ada tuh kata idealisme, yang pertama adalah kejujuran, kedua adalah harga diri, gue rasa keduanya dilihat sebagai idealisme, sebagian melihatnya sebagai keras kepala. sekali lagi gue cuma pegang apa yang gue percaya benar, kalau salah dan beralasan, dengan senang hati kok gue bisa terima. ah sudahlah... kalau apa yang gue percaya itu dianggap merugikan pihak lain ya maaf. tapi mengubah diri menjadi orang lain, tidak mungkin, apalagi tak ada penjelasan sama sekali.

seperti meracau saja gue ini...

Thursday, August 16, 2012

MY EGGS

Perempuan itu punya kira-kira 400 telur sepanjang hidupnya. Telur itu  ada 1 buah setiap bulan, kalau dia tidak dibuahi akan lulur sebagai menstruasi. Sementara lelaki memproduksi sperma dalam jumlah jutaan setiap hari dan dikeluarkan sekali waktu. Kalau dalam satu hari bisa keluar dua kali saja, beuh buanyak sekali yang dibuang eh dihasilkan.

Membaca fakta di atas bikin gue berhitung begini. Menstruasi pertama terjadi di usia 13 tahun, artinya sampai saat ini gue sudah menghasilkan 256 telur yang tidak dibuahi, dia luluh sebagai darah bulanan. Kalau cuma ada 400 telur yang disiapkan di uterus gue, maka ada 144 buah tersisa untuk 12 tahun mendatang. Gue diperkirakan akan menapause pada usia 46 tahun.

Then... what am i going to do with my eggs?

Kalau rahim gue sehat, telur gue sehat, maka sangat mungkin gue bisa punya anak dalam rentang 12 tahun mendatang. Kalau nda?

Tentu saja gue pengen punya anak suatu hari nanti. Honestly gue ga pernah takut hamil di usia berapa pun. Mba Niti teman kantor gue melahirkan dengan normal di usia 39 tahun loh.Atau disimpan saja telur-telur gue itu di tabung *halah* maksudnya jadi bayi tabung gitu. Suatu saat kalau gue pengen punya anak, tinggal cari sperma aja. *pegangin perut*

Tapi tentu saja gue ga akan menikah cuma untuk alasan beranakpinak, ada banyak alasan lain kenapa kita mesti menikah. i guess that's why gue masih buang-buang telur saja selama ini xixixi. Gara-gara berhitung telur itu juga sih mau ga mau biological clock di otak gue mulai berdentang, kali ini lebih kencang.

Hayo lah bikin anak kaaangg hahahha...
 







Wednesday, August 15, 2012

Harus Dimulai

Hidup ini harus punya cita-cita. Tujuan lo apa? Setelah udah tahu mau apa, maka susun cara mencapai cita-cita lu. Pelan-pelan, dicicil agar pada waktu yang pas lu udah bisa lega karena hanya melengkapi yang tercecer.

Gue sih ga punya cita-cita muluk. Dari dulu sampai sekarang tetap sama, ngejar master lalu punya bisnis sendiri dan pensiun di usia 45 tahun. Tapi gue udah punya apa? let see.... aset 15 juta dalam bentuk tabungan dan KPR yang baru masuk tahun ketiga hahaha. Paling ngga gue sudah punya. Ga pernah terpikir sebelumnya kalau gue bisa punya aset sebegitu besar. eh kecil ya.. eh besar menurut gue. Sampai usia gue 45 tahun artinya ada waktu 11 tahun untuk nabung dan mulai berbisnis, waktunya sebentar lagi tapi gue menolak bekerja seperti dikejar setan... pelan-pelan yang penting pasti.

Soal ngejar master, gue sudah mengumpulkan brosur kok, tapi untuk bisa punya 20 juta persemester masih berat cyiin. Ngumpulin darimana ya? bisnis kecil gue berdagang sampe mencret belum bisa mencapai omset segitu dalam waktu 6 bulan atau artinya 3,5 juta perbulan.

Cita-cita sekolah lagi itu masih ada di gantungan. Barangkali bisa ikut master Online :-)

Menulis dan terbitin novel sendiri? Nulisnya sudah, usaha menerbitkan novel gimana kurang kerasnya coba. Tapi ya belum jodoh. Masih harus permak sana sini, babak belur sono sini. Somehow tetap yakin, suatu saat gue akan sampai di sana, menandatangani novel gue untuk para pembaca. aih sedaaap...

At least semua yang gue cita-citakan sudah gue mulai kerjakan. Kalau harus membuktikan sesuatu itu hanya pada diri sendiri. That I am not a complainer, I dont take shit on to the one that feed me all these times. Semua yang gue jalani ga harus karena desakan eksternal, it is just about me, apa yang mau gue lakukan dalam hidup ini.

Gue sudah mulai... so help me God... be nice to me will You....







Tuesday, July 31, 2012

apa yang bisa kamu lakukan dengan celana dalam bekas?


It has been my concern for the last two years; what are you going to do with your OLD UNDERWEAR?
Orang tua bilang jangan dibuang sembarangan, jangan dibakar, untuk alasan mistis. Tapi jelas ga mungkin dilungsurkan kepada orang lain, geuleuh atuh lah. Alhasil, sebagian besar cuma menumpuk di sudut lemari, berplastik-plastik, bertahun-tahun menjadi sampah. 

Saya google dengan key word, “olah celana dalam bekas” hasilnya cuma berita menggemparkan tentang mahalnya celana dalam bekas ratu Elizabeth kalau ga salah. 

Kemarin saya berencana untuk lebaran kali ini memberikan uang logam pada bocah-bocah sebagai salam tempel. Untuk melakukan itu saya membutuhkan kantong receh kecil. Sambil memandangi tumpukan bekas celana dalam, ide itu muncul. Gunting bagian bokong yang ukurannya lebih besar lalu dilipat menjadi kotak dan jahit tangan kiri dan kanan, sisakan lubang di atasnya untuk dilipat bersama benang kasur sebagai pengikat, VOILA… 

Hasilnya belum bagus, tenang bahannya masih banyak hahaha.. paling tidak malam tadi saya menyelesaikan satu saja masalah sampah dari lemari. 

People might laugh but think of these facts of your underwear. Pertama setiap dari kita ladies, we want the best fabric that makes us comfort wearing it, trust me their fabric might the best one of all you wear from head to toe. Kedua, kita berganti celana dalam lebih sering dalam satu hari, belanja lebih banyak dalam hitungan bulan, jangan melihatnya sebagai sampah, tapi bahan baku.  Selain kantong, sisa perca bisa digunakan sebagai isi bantal duduk atau sofa kecil. Kenapa ngga :-)
 
It’s about time to edit your life….. You can do much much better than me :-)

 

Friday, July 20, 2012

Five Bills Please


Ketika saya beranjak remaja dan mulai kenal kongkow dengan teman-teman sesama abegeh makan di AHA restaurant, papi saya pesan,”kalau ga punya uang jangan pernah ngajak temen pergi. Karena yang ngajak itu yang mestinya bayar.” Jadi karena keterbatasan uang saku, saya jarang sekali kongkow di restaurant kecuali lagi kecipratan rezeki luar biasa dari keluarga jauh. 

Ketika mulai kerja dan kenal pacaran, lain lagi ceritanya. Kata mami,”meski itu pacar kamu, jangan mau dibayarin. Bayar sendiri-sendiri atau patungan.” 

Dalam kelompok pertemanan saya, kami nyaris tak pernah hitungan. Ketika kongkow bareng, siapa saja yang punya uang duluan membayar. Di luar restaurant, baru kami berbagi tagihan tadi. Atau satu tagihan kami pukul rata… okeh semua 50 rebu, kalau ada sisanya kami beri kepada yang paling dhuafa di antara kami. Atau bisa banget kalau cuma pergi berdua dengan sahabat saya, kami bagi jatah. Jalan kali ini saya yang bayar, besok lusa giliran dia… intinya kami tak ingin pelit lah dalam pertemanan. 

2006 saya berkesempatan pergi ke Jerman. Itu kali pertama saya ke luar negeri. Cari jodoh sekalian aah. Tapi kawan saya Ayu bilang,”jangan mau sama cowok Jerman. Mereka pelit, disuruh bayar sendiri-sendiri. Percaya deh, nyesel lu.” 

Suatu kali saya diajak pergi dengan teman-teman seangkatan workshop di DW ke sebuah restaurant Italia di Bonn. Si pelayan perempuan bermuka gahar sejak awal bertanya,”sendiri-sendiri atau digabung.” Maksudnya? Tanya saya. Bill-nya mau digabung atau terpisah? Oooo…. Ok dipisah. 

Sejak itu saban ada kesempatan jalan dengan kawan-kawan saya yang berasal dari negara lain, saya sudah siap-siap dengan dana yang cukup. Apa kata papi saya itu sudah ga berlaku, meski saya yang diajak, tetap aja mesti bawa uang saku. 

Suatu malam saya diajak makan malam oleh kawan dari Jerman, kami berlima, tiga perempuan dan dua pria. “Malam ini ladies night. Jadi ada diskon lima puluh persen loh buat cewek-cewek.” Saya sih  senang-senang aja ada diskon. Kawan saya pilih makanan yang menurut saya harganya mahal. Oh iya kawan saya ini adalah cowok. Usai bincang ngalor ngidul, salah satu cowok di kelompok kami berbisik pada pelayan di sana,”tagihannya dibikin terpisah yah, lima.” 

Jreng… 

Tiap kami terima bill masing-masing. Kawan saya terbengong-bengong karena harus bayar mahal tanpa diskon. Saya intip dompetnya hanya cukup untuk bayar makanan itu. Mukanya panik. Saya membaca maksudnya, kalau saja bill itu dibuat satu, tentu semua akan merasakan diskon yang sama… 50% dan dia tak harus membayar lebih mahal hahahaha…. 

Kembali dengan kawan yang sama, kami makan malam kali ini 11 orang dalam satu meja. Tagihan makanan sampai lebih dari satu juta rupiah. Kali ini datanglah satu tagihan, alhasil tiga puluh menit terbuang karena berhitung belanjaan masing-masing. Ada yang membayar dua puluh ribu dengan recehan ala kenek bus.
Dengan model begini ternyata lebih merepotkan, kawan terakhir yang berhitung tibatiba di ujung meja berteriak…”oiii siapa yang belum bayar neh. Masa gue mesti bayar dua ratus rebu sendirian. Hayo ngaku.” 

Next time let’s stick to “five bills please”  

Wednesday, July 18, 2012

Kangen Surat Berperangko


Usai berkirim e-mail kepada teman di Jerman sana, tiba-tiba saya kangen pada surat berperangko. Kalau saja e-mail saya tadi ditulis di atas selembar kertas dengan tulisan tangan yang pasti sudah acak kadut karena jarang digunakan, tentu jumlahnya bisa berlembar-lembar. Saya bercerita panjang lebar tentang Jakarta yang bakal punya gubernur baru, tentang jalanan yang tetap saja bakal macet siapa pun gubernurnya nanti dan tentang musim kemarau dan hujan yang suka lupa waktu dan tak lagi bisa dibaca. 

Kalau saja kita tak kenal e-mail, tentu surat berlembar-lembar itu sudah saya masukkan ke dalam amplop dengan garis pinggir merah biru dan dilem. Besok pagi saya akan mampir ke kantor pos, beli perangko senilai dua puluh ribu, menempelkannya di sudut kanan amplop dan berkata pada penjaga loketnya, “Pak, pastikan sampai ya.”

Lalu saya akan menunggu dengan sabar, seminggu, dua minggu, berbulan-bulan sampai kembali menerima balasan dengan amplop tertutup, perangko dari Jerman dengan stempel posnya yang saya akan lepaskan dari amplop bahkan sebelum membaca isi suratnya. Mengumpulkan perangko dari luar negeri pernah dalam satu masa hidup saja menjadi hobi yang paling menyenangkan. 

Barangkali menunggu surat berperangko itu adalah kegiatan menunggu yang paling tidak menjemukan karena  dipenuhi rasa penasaran akan isi di dalamnya, terlebih saya akan punya koleksi perangko terbaru.

Saya kangen surat berperangko.

Pak Pos di tempat tinggal saya dulu di Pondok Pinang adalah orang yang sama sejak sama masih duduk di kelas empat SD. Saat itu saya cuma menerima surat dari Bi Cucu di Bandung bersama paket yang isinya selalu bikin saya tersenyum, baju baru. Beranjak kelas lima dan seterusnya, berkirim surat jadi hobi baru, bisa curhat dengan sahabat pena dari seluruh Indonesia. Tentang mimpi saya keliling dunia, tentang kejenuhan sekolah bahkan sampai saat kesal dimarahi mami papi. Surat paling berkesan yang pernah saya kirim adalah untuk Jordan Knight dari New Kids On The Block di fans club nya di Boston, ga dibalas tentu saja.

Sekarang surat-surat yang sampai lewat pos cuma tagihan, itu pun dengan perangko berlangganan, sama sekali tak menarik untuk dikoleksi apalagi dibaca ulang. Sedangkan tulisan tangan yang dulu bisa konsisten bentuknya sampai berlembar-lembar, sekarang tampak menjijikan, bahkan lebih buruk dari tulisan dokter. Kenapa kita tak lagi berlatih menulis pakai tangan, kemana ilmu menulis halus dengan buku garis tiga yang diajarkan sepanjang sekolah dasar dulu?

Ah saya kangen surat berperangko. Hey kawan, mari lakukan itu, biar kutunggu dengan penuh rasa penasaran suratmu.