lagi-lagi masalah gue kepentok di urusan idealis dan tidak idealis. dulu sekali ramy bilang,"lu ga makan pake idealisme tapi pake nasi. untuk beli nasi, pake duit, bukan idealisme." mas dono pernah bilang,"idealisme ga bisa bikin lu kaya."
ketimbang kawan-kawan lain, gue memang ga kaya padahal bukan yang paling idealis. tapi sungguh kaya itu bukan target utama dalam hidup gue. selama ini serba cukup kok meski sangat sederhana bahkan kekurangan. tapi toh gue terbiasa hidup sederhana, kalau dikasih kaya barangkali gue malah gagap.
sejauh ini gue ga pernah menganggap diri gue idealis, gue hanya pegang apa yang gue percaya, stand for what i believe is right.. for me. selama ini gue merasa apa yang gue percaya tidak mengganggu orang lain, tapi sepertinya salah. orang idealis jangan-jangan cocoknya di hutan, sendirian, ga ketemu orang lain apa lagi urusan kapital.
tadinya gue percaya kapitalisme dan idealisme bisa jalan bareng, prinsip dipegang, kebutuhan terpenuhi. tapi ternyata itu utopia kawan. dua hal itu tetap bertentangan, bergesekkan satu sama lain sekecil apa pun dan akhirnya salah satu harus mengalah.kali ini sih sayangnya gue yang harus mengalah, eh dikalahkan wong ga pernah punya kesempatan untuk bicara kok.
dalam daftar prinsip hidup yang diajarkan oleh papi emang ga ada tuh kata idealisme, yang pertama adalah kejujuran, kedua adalah harga diri, gue rasa keduanya dilihat sebagai idealisme, sebagian melihatnya sebagai keras kepala. sekali lagi gue cuma pegang apa yang gue percaya benar, kalau salah dan beralasan, dengan senang hati kok gue bisa terima. ah sudahlah... kalau apa yang gue percaya itu dianggap merugikan pihak lain ya maaf. tapi mengubah diri menjadi orang lain, tidak mungkin, apalagi tak ada penjelasan sama sekali.
seperti meracau saja gue ini...
No comments:
Post a Comment