Untuk beberapa pekan terakhir, gue tanpa senyum,
hari ini seperti untuk pertama kalinya, gue tersenyum.
Sejauh ingatan gue, tak ada kamus buat gue terlambat dalam setiap janji dan tugas. Berkat papi, gue jadi orang yang sangat disiplin sama waktu.
Tapi pagi tadi, gue menikmati keterlambatan!!
"ci, lo masuk kan hari ini? gue agak telat jam segini (7.30) belum dapet bis, masih stuck di Pondok Labu." begitu kata gue dalam sms kepada Eci.
Biasanya gue langsung panik sepanik-paniknya karena bakal dan pasti telat. Tapi pagi tadi, gue menikmati keterlambatan. Gue lihat orang-orang yang berlari mengejar bis, gue lihat muka mereka yang panik. Lucu. Itu gue, kemarin!
Hari ini, gue biarkan satu, dua sampai lima metro mini 610 kosong berlalu dimuka gue. Perut gue mules minta dikeluarin isinya, maka taruhan gue adalah gue ga bisa menikmati perjalanan di dalam bis dengan perut mules. Maka gue diam dipinggir jalan, mencoba konsentrasi menghilangkan mules.
Mekka bilang, kalau masih nongkrong di jalanan sekalian nunggu dia aja, berangkat bareng. Akhirnya, sambil melawan mules pengen ee, gue nunggu mekka. Gue cuek dengan jarum jam yang terus bergerak. Gue mulai numb dengan waktu, mati rasa aja.
Ternyata nikmat melupakan waktu sesaat, melupakan mesin absen sialan yang bertanda merah jika telat, melupakan bayang-bayang potongan transport gara-gara terlambat. Hari ini gue ga peduli!!
Di sepanjang jalan pun, gue tak sekali-kali menengok jam di hape. Ga, gue ga peduli. Gue sama Mekka tetap ngoceh tentang bagaimana mengubah hidup. Mulai menjadi majikan atas diri sendiri. Menyicil kekayaan. Merancang konsep dan menyusun rencana dagang. Ah lucunya, bak pebisnis handal saja kami bicara di dalam bis.
Sampai di Pasar Genjing, kami berpisah. Gue terpaksa naek lagi metromini 49 cuma untuk mengantarkan gue memutar masuk jl. Utan Kayu, gara-gara tingkungan kesayangan gue kini tertutup rapat oleh jalur Busway keparat itu.
Sampai di kantor, aneh, tak ada rasa bersalah karena gue terlambat. Gue senyum, senyum sebuah kemenangan. Karena hari ini gue berani mengambil keputusan yang tak terpikir sebelumnya, membiarkan diri terlambat, memenangkan waktu, rasa mules dan rasa bersalah. Gue merasa baru!
Satu kesimpulan pembicaraan gue dan mekka hari ini, it's only take one brave step to change your life. Dan hari ini belum gue temukan keberanian itu!! Damn!!
No comments:
Post a Comment