saya tak pernah yakin pada lembaga satu ini-pernikahan. bahkan saat saya bilang "iya" dan kami tinggal menghitung hari, jika tuhan mengizinkan, saya tetap meragukan diri sendiri. sepanjang 30 tahun ke belakang, saya tak pernah kompromi dengan orang lain untuk banyak hal, banyak keputusan untuk diri sendiri maupun keluarga. saya terbiasa pegang kendali dalam banyak kesempatan hidup. saya terlahir sebagai anak tertua yang akhirnya menjadi kepala dalam keluarga.
melihat betapa bunda berbinar saat saya katakan akan menikah, sekali lagi saya tahu bahwa keputusan saya telah membuatnya bahagia. bunda pun inginkan saya bahagia, inginkan saya belajar berbagai hidup dengan seseorang. tapi apakah ini yang terbaik untuk saya?
"hari ini soal karir, besok lo bilang ga bisa ninggalin nyokap, lain hari bilang kangen banget sama Zi. padahal masalah lo tuh cuma satu, lo takut nikah nit. semua hal bisa bikin lo ragu untuk nikah." begitu kata teman saya.
saya takut nikah, saya takut berbagi, most of all saya takut bahagia. saya sangat takut binar mata saya hari ini, bahagia saya saat ini, hilang di kemudian hari. saya sangat takut menangis, karena itu sudah saya lakukan bertahun lamanya... tanpa air mata, tanpa segukan. saya takut pada diri sendiri yang tak bisa berbagi apalagi kompromi.
saat tinggal menghitung hari, jika tuhan mengizinkan, ketakutan itu meradang. yang saya lakukan adalah membuatnya tegang dan menuduh saya meragukan cintanya. sungguh bukan dirinya, sungguh ini saya. tuhan tolong....
Wednesday, April 15, 2009
tak pernah mudah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment