cinta tak bisa membuatku melantunkan nada dalam puisi
cinta mematikan puisi hati
aku tak bisa menuliskan puisi dalam riang karena puisi melulu tentang patah hati
karena puisi itu pendek sementara cintaku seluas samudra
maka aku akan berprosa merangkaikan cerita cinta panjang lebar
tentang aku, kamu, kita, cinta dan rasa
tentang dunia yang selalu pagi dengan hangat mentari
tentang malam yang lembut memeluk aku dan kamu
begini rasanya cinta dan puisi yang tak bisa kurangkai karena puisi bagiku melulu tentang patah hati
aku sedang jatuh cinta, pada samudra, pada alam, pada malam dan kamu
mari berprosa sayang, dua tiga lembar dan ratusan lainnya menyusul...
Thursday, October 13, 2011
Wednesday, October 12, 2011
Bonceng Aku Kang
Sepeda motor hitam tua ini mewakili si Akang yang sudah mulai berumur dan awet.
Kalau si motor hitam tua ini tetap setia menemani Akang melewati segala aral melintang, maka aku tahu Akang setia pada pilihan hidup. Aku tahu Akang pandai merawat yang sudah dimiliki.
Tapi cinta jauh dari motor Kang. Cinta itu mirip tanaman rambat yang menjalar di hati Akang dan aku. Perlu disirami dan dipupuk agar dia merambat subur dan tentu kita berharap dia suatu saat berbuah.
Kalau motor bisa Akang rawat sendiri agar dia awet dan tetap berguna, maka cinta tanaman rambat ini milik kita berdua, yang kudu kita berdua merawatnya. Aku tak bisa menyiraminya sendiri sementara Akang lupa memupuknya dan mengarahkan kemana dia harus merambat.
Tapi motor Akang si hitam kelam dan awet tua itu yang membuat aku tertarik pada Akang. Motor itu mewakili Akang dalam banyak hal yang buat aku haru. Aku tak minta Akang mengganti profesi tukang ojek menjadi petani. Tetaplah Akang bergerak bebas dengan si hitam legam, tapi pulanglah Kang untuk menyirami yang sudah ditanam bersama.
Bonceng aku Kang melalui hari dan aral melintang bersama si hitam legam. Si hitam legam mengantarkan Akang bertemu aku, sekarang biar si gelap ini mengantar kita berdua menikmati rambat cinta yang ditanam bersama.
Buat Kang Kabayan....
Kalau si motor hitam tua ini tetap setia menemani Akang melewati segala aral melintang, maka aku tahu Akang setia pada pilihan hidup. Aku tahu Akang pandai merawat yang sudah dimiliki.
Tapi cinta jauh dari motor Kang. Cinta itu mirip tanaman rambat yang menjalar di hati Akang dan aku. Perlu disirami dan dipupuk agar dia merambat subur dan tentu kita berharap dia suatu saat berbuah.
Kalau motor bisa Akang rawat sendiri agar dia awet dan tetap berguna, maka cinta tanaman rambat ini milik kita berdua, yang kudu kita berdua merawatnya. Aku tak bisa menyiraminya sendiri sementara Akang lupa memupuknya dan mengarahkan kemana dia harus merambat.
Tapi motor Akang si hitam kelam dan awet tua itu yang membuat aku tertarik pada Akang. Motor itu mewakili Akang dalam banyak hal yang buat aku haru. Aku tak minta Akang mengganti profesi tukang ojek menjadi petani. Tetaplah Akang bergerak bebas dengan si hitam legam, tapi pulanglah Kang untuk menyirami yang sudah ditanam bersama.
Bonceng aku Kang melalui hari dan aral melintang bersama si hitam legam. Si hitam legam mengantarkan Akang bertemu aku, sekarang biar si gelap ini mengantar kita berdua menikmati rambat cinta yang ditanam bersama.
Buat Kang Kabayan....
Monday, October 03, 2011
lalu.. aku menemukanmu
di antara deretan nama samaran, di antara mereka yang bicara selangkangan.
kamu bicara sepatah kata, membuatku tertawa lalu kita bertahan berjam-jam bicara tanpa rupa.
lalu aku menemukanmu
di pagi buta ketika yang lain berselimut hangat, kita menghangatkan diri dalam kata
menjerumuskan diri dalam percakapan tanpa rupa
kita sedang berjudi dengan kata, tanpa hati
lalu aku menemukanmu
apa yang terjadi maka terjadilah. menemukanmu di antara wajah asing di kota ini
aku berjudi dengan hati...
kita bicara berjam-jam seperti kawan lama, seribu cerita tanpa putus
tanpa rupa kamu membuatku tertawa,
dengan rupa kamu membuatku jatuh cinta
ya aku telah menemukanmu...
kamu bicara sepatah kata, membuatku tertawa lalu kita bertahan berjam-jam bicara tanpa rupa.
lalu aku menemukanmu
di pagi buta ketika yang lain berselimut hangat, kita menghangatkan diri dalam kata
menjerumuskan diri dalam percakapan tanpa rupa
kita sedang berjudi dengan kata, tanpa hati
lalu aku menemukanmu
apa yang terjadi maka terjadilah. menemukanmu di antara wajah asing di kota ini
aku berjudi dengan hati...
kita bicara berjam-jam seperti kawan lama, seribu cerita tanpa putus
tanpa rupa kamu membuatku tertawa,
dengan rupa kamu membuatku jatuh cinta
ya aku telah menemukanmu...
Subscribe to:
Posts (Atom)