Oh well, manusia cuma bisa berencana, Tuhan yang menentukan, bukan?
sebagus apapun target yang disusun, cita yang digantung, usaha dilakukan,
kenyataan tak selalu menyenangkan, malah menyakitkan.
ketika itu terjadi, gue bisa apa?
Gue tak pernah pamrih melakukan hal untuk semua,
just once in my life, gue punya keinginan sendiri,
sebuah obsesi, cita-cita setinggi langit yang ternyata hanya akan jadi angan.
menikah lah gue pada sebuah cita, tak akan membagi isi otak memikirkan hal lain
selama cita tak tercapai, selama itu hati menutup.
maaf untuk semua, untuk cinta yang akan datang, untuk sebuah akad yang tak akan terucap.
sekali lagi gue cuma manusia, bercita berharap.
tuhan setelah cinta, apa cita ini masih cuma jadi angan?
No comments:
Post a Comment