Semalam gue nonton pertandingan sepakbola di ANTV, Khazakztan vs Portugal untuk kualifikasi piala eropa 2008. Isi tayangan diluar pertandingan itu adalah dua pembawa acara laki-laki dan perempuan serta dua orang komentator. Yang membuat gue risih adalah penempatan si pembawa acara perempuan ditayangan sepakbola itu. Dia tampil sangat feminim dengan riasan full, bergaun malam, fungsinya sepanjang tayangan cuma jadi penggembira si tiga laki-laki disana. Risih tau ga sih.
Sepanjang acara dia cuma kebagian cengar cengir, bertanya hal yang ga penting dan tidak diberi porsi apapun disana karena pembicaraan soal sepakbola itu sendiri cuma didominasi oleh tiga lelaki itu. Ini kemunduran buat gue ketika si perempuan itu cuma bisa bilang "Uh Ronaldo itu memang ganteng." Ya Ampun, ga penting banget kata-kata itu keluar diacara TV LIVE! simpen aja dalam hati atau saat off air.
Gue ngerasain benar kalau perempuan gemar sepakbola itu ga pernah direken. Analisa perempuan ga pernah diperhatikan karena cuma dianggap ga lebih dari analisa soal body dan tampang si pesepakbola. Mana ada pengamat sepakbola perempuan? padahal untuk jadi pengamat modalnya cuma mengamati, mengerti aturan dan analisa. Apa susahnya! semua bisa dipelajari, ga cuma laki-laki tapi perempuan juga bisa. Tapi mana ada kesempatan perempuan untuk maju di TV yang berfungsi menganalisa selain jadi penggembira, ditaruh diposisi pembawa acara atau pembawa kuis, taelah.... apa hebatnya.
Ketika muncul Tamara Gerandine, Wulan Guritno dan Annisa Pohan, gue masih menilai mereka cerdas dan mau belajar soal sepakbola. Tampil meyakinkan untuk setiap pertanyaan soal analisa pertandingan. Tapi semalam.... gubrak... ini kemunduran! kemunduran!
Menghadirkan perempuan diacara pertandingan sepakbola live itu apa fungsinya? itu dulu deh dijawab. Kalau cuma ingin menarik penonton perempuan, taelah ga penting banget. Perempuan nonton pertandingan bukan komentatornya apalagi pembawa acaranya. Semalam itu pembawa acara perempuan tak lebih cuma jadi penggembira.... untuk siapa? yah untuk para komentator itu kalee.
No comments:
Post a Comment