Sunday, October 07, 2007

Pembuka

Bagi seorang penulis kalimat pembuka adalah bagian tersulit dari seluruh tulisan. Pemilihan kalimat harus tepat agar orang bertahan membaca keseluruhan isi. Di buku Tariq Ali, lagi-lagi gue mencontoh pengarang idola gue, tokoh Muhammad Al-Idrisi kesulitan menyelesaikan buku yang sudah disusun selama 11 tahun hanya gara-gara kalimat pembuka. Apa kalimat yang lebih bagus daripada menyebut Dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang?

Ternyata kalimat pembuka bukan cuma sulit ditemukan oleh penulis. Termasuk juga pencinta rasa. Kalau salah memilih menu pembuka, bisa-bisa hilang selera makan selanjutnya.

Beberapa hari ini gue kesulitan menemukan pembuka untuk sebuah masalah yang dihadapi. Termasuk untuk sekedar curhat di blog ini. Bisakah gue memulainya dengan kesimpulan, aku telah gagal menjadi orang yang baik. Bisakah kalimat itu keluar tanpa memunculkan pertanyaan berikutnya "kenapa"

Gue ga bisa menjawab pertanyaan sederhana itu, karena sebab tak terungkap, hanya akibat yang kini gue tanggung. Sebabnya sangat pelik, tak akan selesai dalam 15 halaman novel-yang tak pernah selesai itu. Atau mendengarkan cerita gue semalam suntuk. Akumulasi sebuah kehidupan membuat gue pada kesimpulan, aku gagal.

Kalau gue mulai dengan kalimat Aku pencundang, aku telah gagal. Bisakah gue tutup cerita itu dengan kalimat yang sama. Arrgh gue bahkan tidak tahu apa yang sedang gue bicarakan saat ini. Shit

No comments: