Saturday, September 29, 2007

Mc.Donald Saved My Life

Ada buku terbaru tentang Starbuck judulnya "How Starbuck Saved My Life", judulnya membuat Eci mengingat bagaimana Mc.Donald saved Nita's Life.

Yogyakarta, Januari 2003. Empat hari di Yogya, gue diare gara-gara sambel mentah di stasiun bis Purwokerto. Gue ga berani makan pinggiran dan hanya bergantung pada Mc.D. Liburan berantakan gara-gara sakit perut huhuhu... untung ada Mc.D

Jerman, Mei-Juli 2006. Enam minggu di Jerman, persis di hari pertama gue merasakan Mc.D eropa untuk pertama kalinya. Ga ada menu nasi huhuu. Tapi ayam nugget isi kejunya nikmat bener.... hmmm yummy. Ada Tee Pas, pegawai T.Punk yang ngebantuin gue translate Inggris ke Jerman untuk order menu. Mc.D nikmat Tee Pas ganteng huhuhu lengkap kebahagian gue. Selama enam minggu Mc.D di dekat Insel Hotel BadGodesberg jadi tongkrongan wajib saban sore. Cuma itu yang gue yakin halal ha ha ha, meski gue akhirnya sempet colongan makan sosis babi dua kali :)

Thailand, Mei 2007. Tiga minggu di Thailand, lagi-lagi untuk alasan halal gue memilih Mc.D untuk makanan sehari-hari. Sebenarnya bisa aja sih nanya ini babi atau ayam, kalau mereka ga bisa pake bahasa lisan, maka pake gerakan...mengepakan sayap misalnya. Ah daripada jadi tontonan orang sekitar, pilih aman makan Mc.D

Kalau sedang jauh harus gue akui, kapitalisme dan globalisasi menyelamatkan keyakinan dan urusan perut gue. Kalau sekedar keliling Indonesia, cukup warung nasi Padang penyelamat lidah.

Kalau hari ini badan gue membengkak.... hmm.... ini pasti kesalahan junk food :P

No comments: