Tidak semua dalam hidup bisa diraih segala keinginan, karena itu gue mulai berhenti mengingini; cinta misalnya.
Dua tahun setelah putus sama pria ganteng kribo itu tak ada satu cinta yang mampir dihati. Kata mereka, gue pemilih. Lagi-lagi gue bilang, "ya iya lah, secara gue pernah dengan seseorang yang menurut gue "sempurna", masa asal mau begitu aja."
Tapi di satu sisi lain dalam hidup gue terisi oleh Eric, pria yang hanya gue kenal dari kata-kata indahnya. Dia menemani gue selama hampir dua tahun ini. Kisah kami indah, berliku dan tak akan pasti. Eric bilang dia cinta mati sama gue. Ah hidup ini aneh, cinta mati gue habis sudah buat si kribo, tak ada sisa untuk siapapun. Eric datang dengan cintanya, gue cuma sayang tak bisa lebih dari itu.
Malam ini untuk pertama kalinya dalam dua tahun gue sama Eric berantem, "I feel like Shit!" itu kata-kata dia sebelum sign out dari gmailnya. Gue cuma bilang "dont waste your energy by saying any word any more." Then gue sign out.
Empty!, that is exactly how I feel right now. Eric baik, Eric dan gue sama-sama sakit, barangkali jiwa dan raga, tapi selama dua tahun ini kami saling berbagi dan mengisi. Malam ini, kosong. Barangkali cinta itu tak pernah buat gue, tidak dari si kribo tidak juga dari yang lain. Betapapun kerasnya usaha gue mempertahankan sebuah hubungan, tak ada happy ending, ah jangan-jangan kesalahan itu justru ada pada gue.
Seorang bilang "love comes when you are not looking", barangkali saatnya gue berhenti mencari bahkan mengingini.
2 comments:
Niet, ga nyangka lo rajin juga ngeblog... gimana kabar? kok ga pernah kedengaran yach... kasih2 kabar napa?
Hi Windy, Lo ah yang ga ada kabar. Gue baik-baik aja. Kapan ketemuan yah? btw makasih udah mampir :)
Post a Comment