Friday, February 13, 2009

Peeling Peeling *sambil nyanyi*

Saya tak punya agenda rutin buat facial. Cuma datang kalau iseng, bukan karena merasa butuh loh apalagi diniatkan dengan jadwal rutin. Kalau pas punya uang, kalau pas waktunya dan pas kepengen. Bukannya pede sama penampilan, bukan. Tapi memang ga merasa ada masalah. Jerawatan cuma sebelum atau sesudah menstruasi. Komedo kalau pun ada, ya sedikit banyak bisa disapu sama pembersih komedo yang mirip sticker itu. Perawatan muka saya cuma menghabiskan uang sekitar 100 ribu pertiga bulan, untuk cuci muka dan pelembabnya

“Wah mba ini beruntung sekali. Kulitnya berjenis normal dan tidak jerawatan.” Kata dokter disebuah skin center atau salon yah namanya. Tuh kan bahkan saya tidak tahu tempat apa itu. Terakhir saya facial di tempat yang berlokasi di Cinere ini adalah Mei 2008, nyaris setahun lalu. Si dokter muda ini sampai terheran-heran karena saya tidak pernah datang lagi untuk facial disana. Alasannya sederhana, mahal hehehe... kebetulan saja kemarin lagi ada uang lebih dan pas kepengen.

“Komedonya juga cuma sedikit. Perawatan rutin ya mba? Pakai apa?,” kata dia lagi sambil terus mencet mencet kulit muka saya. Ga usah disebut lah yah. Produk itu ga bayar saya untuk beriklan disini kok.

“ Tapi....” jeda sejenak sambil terus mencetmencet pipi saya... “kulit muka mba kusam. Saya sarankan untuk ambil perawatan Chemical Peeling. Untuk mencerahkan warna kulit muka dan leher. Saya berikan obat dan harus dipakai rutin selama dua minggu, dua kali sehari. Lalu perawatan chemical peelingnya dua minggu sekali setelah itu sebulan sekali.... bla bla bla...”

Saya cuma melongo, terkagum kagum melihat sang dokter ini bercerita soal Chemical Peeling sambil tetap ga mudeng. “ Ada pertanyaan mba Nita?” tanya dokter yang baru sadar melihat reaksi melongo saya.... “Harganya berapa?”

Begitu dia sebut nilainya..... Gubrak..... terima kasih bu dokter, nanti saya pikirkan. Lalu ngeloyor keluar dan menuju meja facial. Saya tidur dan menikmati sakit saat komedo dikeluarkan. Saya belum siap tersiksa dua minggu sekali, apalagi diharuskan memoles obat dua kali sehari selama dua minggu tanpa absen. Wong saya saja butuh eci untuk terus mengingatkan waktu minum obat ketika sakit. Selain itu, saya belum siap sama uangnya hehehe....

Lagian saya sih percaya, cuma cinta yang bisa mencerahkan wajah saya... haallllaaahh... asal hati senang, muka bisa menderang.

No comments: