Wednesday, August 10, 2011

Tun dan Gue

Tun adalah judul novel cobacoba gue yang kedua yang ditulis sampai paling tidak melewati 90 halaman hahaha. Novel pertama sudah lah itu cuma iseng, sekali lagi iseng. yang pertama prosesnya jauh lebih sederhana dan tidak pernah diterbitkan.

Proses meramu Tun itu menyita perasaan, bagaimana menjauh dari tokoh di dalamnya, juga bagaimana merangsek di dalamnya kadang-kadang. Pada Tun gue dipaksa riset lokasi yang belum pernah dikunjungi sebelumnya juga memutar ulang memori yang sudah gue lupa. Memasukkan karakter baru mulai dari nama, wajah, bahasa, gaya pakaian, gaya bicara sampai isi kepalanya.

Bagaimana menemukan karakter di dalamnya? tentu meneplokkan pada orangorang terdekat, lebih mudah, namanya juga belajar. Si A misalnya, amburadul pisan dalam kenyataannya tapi gue ubah dia menjadi sosok yang menyenangkan, tidak sempurna tapi ternyata malah bikin gue jatuh cinta pada khayalan sendiri. ampuunn.

Saban saat gue tengok facebook page nya, apa yang dia tulis di status, menyusun karakternya, musik yang dia dengar, film yang dia tonton bahkan jenis buku yang dia baca.

Mas Q banyak kasih masukan, dia bilang yang penting TULIS, apapun that cross my mind, tulis dan tulis. Dulu dudu malah lebih kejam ngajarin gue nulis, satu halaman per hari dalam bentuk diary atau apapun. Dan buat gue cara yang paling asik buat nulis adalah di blog ini yang sudah 400 lebih postingan. Kadang terlupa untuk diisi.

Tun masih jauh dari kata sempurna, dia mungkin tak bisa dinikmati oleh semua orang bahkan terbilang biasa saja. Tapi gue menikmati prosesnya, menikmati diri menjadi Tuhan, menentukan jalan hidup para tokoh di dalamnya yang kadang ga masuk akal, terlalu jayus.

Hari ini Tun untuk pertama kalinya dibaca orang lain selain gue. Sumpah deg -degan. Tapi kalau bukan orang lain yang bantu menilai, selamanya gue akan ga pede-an, tersungkur pada kesenangan pribadi, mirip orang onani, begitu sih katanya halah.

Terima kasih untuk tementemen yang terus menyemangati gue buat menulis. Mas q, dudu, artha, dessy dan etta yang sering banget diajakin curhat soal Tun. Juga buat para bentuk karakter yang dibajak keberadaannya hehehe.

Terlebih Tun sebenarnya ditujukan untuk diri sendiri biar ga mati penasaran bagaimana rasanya bikin sebuah novel, buat temanteman yang menginspirasi cerita terutama para kawan dari Burma untuk cerita perjuangan mereka. Seorang kawan pernah minta gue untuk menceritakan Burma dalam bentuk berbeda. Semoga Tun bisa menjawab permintaan itu.

amin amin... selamat menikmati kalau beneran diterbitkan yaa. ya Allah amin :-)

2 comments:

debi-ebong-bongky said...

hallo mbak..salam kenal..
gimana tun nya udah jad terbit?mau donk hehe jadi penasaraan,..

Unknown said...

hi salam kenal. TUN nya sudah terbit, bisa contact @katabergerak di twitter. ini independen soalnya hehehe... jadi jualannya gerilya. insya allah sih bisa di toko buku gramedia awal juni :-)