Thursday, December 17, 2009

Setan Itu Bernama Mal

Status teman saya begini : “ kenapa yah mal jadi tempat bunuh diri?”
Jawaban saya ketika itu : “karena ga sanggup menahan godaan setan bernama Zara, Calvin Klein, Marc Jacobs, DKNY, Guess dll.”

Pastinya ga harus bunuh diri kalau ga sanggup beli barang super mahal, membawa jejak karbon yang maha dahsyat untuk sampai kemari. Salah satu dari kita pasti menderita sakit jiwa yang disebut Shopacholic yang baru sehat kalau sudah belanja tanpa memperhitungkan sisa uang di kantong… ah semua pasti sudah nonton atau baca bukunya betapa mengerikan penyakit yang satu ini.

Tapi tak harus bunuh diri kalau tak sanggup mengikuti trend toh. Meski berjejer display model terkini yang belum tentu juga cocok dengan bentuk tubuh, musim dan suasana. Tapi penyakit pengen jadi pusat perhatian pasti telah menggerogoti salah satu dari kita. Tak peduli panas, yang penting keren pake jas dan dasi mencekik leher. Ga peduli bukit dada dan perut sama majunya yang penting baju ketat menunjukan lekuk tubuh yang ga berlekuk itu.

Setan bernama mal itu telah membuat manusia Jakarta ga peduli sama lingkungan. Ga peduli letak mal itu telah menggerus ruang hijau kota. Paling ga peduli juga darimana barangbarang yang menempel dibadan itu dibuat dan berasal. Tak peduli pada jejak karbon yang dibawa barang import dengan pesawat yang bahan bakarnya telah bikin panas bumi ini.

Manusia jakarta sudah sakit jiwa karena setan bernama mal. Senang menjembreng puluhan kantong plastik bertuliskan Zara, Calvin Klien, Marc Jacobs dan kawankawannya. Bagi mereka kantong itu pretise, meski isinya barangkali cuma sebuah ikat pinggang seharga puluhan juta yang bahannya tidak ramah lingkungan.

Setan bernama Mal itu berjejer sepanjang sudut dan tengah kota. Coba tanya alamat di kota Jakarta, maka yang akan jadi patokan, sebelah mana mal anu? Sampai 2008, jumlah setan bernama mal di jakarta adalah 90 buah. Setan itu terus melambaikan tangan tak terlihatnya, senyum manis di patung tanpa rupa, sentuhan lembut helaian kainnya. Dan manusia jakarta begitu gampang tergoda setan bernama mal.

Apakah anda salah satu korbannya?

2 comments:

Mumu Kaka said...

Nice blog.. Mall memang setan berwujud malaikat, seolah menawarkan surga yang pada akhirnya berakhir neraka. Selama kita melihat ke bawah dan berteman dengan "benar" mungkin kita takkan tergoda setan itu. Thx to remind me that :) Cheers

Unknown said...

hahaha makasih yaa...saya juga masih kerja keras banget untuk melawan setan yang stau itu :-)