Kamu bisa lihat aku sekarang. Aku berubah, dari seorang perempuan tegar menghadapi hidup sekarang terpuruk mengharap sebuah cinta yang selama bertahun-tahun menggantung dihatiku. Kamu.
Kenapa kamu diam.
Katamu tak ada yang namanya sakit dalam hidup ini. Sakit kalau kamu menganggapnya sakit. Masalah kalau kamu menganggap itu masalah. Hidup ini terlalu indah untuk dibikin suram oleh cinta. Katamu.
Makin kulihat senyummu makin sakit kurasa. Kamu bohong. Sakit itu bukan sebuah perasaan yang dibentuk. Sakit itu seperti sebuah pisau yang tak kau asah sendiri untuk menyakitimu. Dia ada dibawa cinta. Cintamu.
Jangan kamu bawa-bawa realitas yang kamu ciptakan. Jarak, ruang dan waktu. Aku adalah orang yang percaya pada kekuatan cinta. Seperti cintaku padamu yang membawaku terbang kesini. Bersiap meninggalkan semua hidupku untukmu. Cintamu.
Aku tak datang untuk menjemputmu. Aku datang menjemput kepastianmu. Katakan.
Kamu masih diam. Menatapmu dalam, lama mencari kemana kamu yang dulu pernah mencintaiku. Mendamaikanku. Membuatku percaya bahwa aku memang membutuhkan orang lain dalam hidup. Kamu.
Waktuku habis. Aku pulang. Tanpamu. Tanpa kepastianmu. Tanpa cintamu, kah? Aku tak tahu. Kamu tak bilang telah berhenti mencintaiku. Kamu pun tak minta aku berhenti mencintaimu. Karena kamu tahu, itu nyaris tak mungkin. Kamu bukan takut pada realitas seperti yang kamu bilang. Kamu takut pada cintaku. Aku tahu aku telah menang darimu. Bila realita yang kamu ciptakan membuyar, kembalilah ke duniaku. Selalu ada cinta untukmu.
Utan Kayu 18 Februari 2007
No comments:
Post a Comment