Tuesday, October 21, 2008

jadi perempuan itu sakit?

kemarin pulang halal bil haram sama kawan ga sengaja gue nyenggol payudara sendiri, ada yang aneh. sudah aneh sebenarnya bentuk payudara gue sejak operasi, jelas ada parut tapi antar parut itu kondisinya juga beda. padahal hasil usg terakhir bilang semuanya baik-baik aja, ga ada janggal apapun apalagi tumbuhnya tumor baru. tapi kenapa kekenyalannya jadi berbeda yah. damn, belum ada waktu untuk bisa ketemu dokter lagi :-(

ini cuma keluhan gue yang kesekian jadi perempuan. sehari abis pendarahan hebat karena jahitan dalam dan luar bekas operasi lepas, ditengah gue terkulai, cit temen gue pernah ngomong, "jadi perempuan itu sakit. mens sakit, lahiran sakit, termasuk ini, tumor."

setiap kali datang bulan, perut gue melilit sesakit-sakitnya, lebih sakit daripada disengat lima lebah sekaligus-percayalah gue pernah ngerasain ini-saat itulah gue selalu bilang, "inilah saat gue benci jadi perempuan." ga ada yang berani menyenggol perasaan gue, bisa ngamuk! pernah sekali ke dokter dan dia bilang, "cepat nikah ya mba". haiya situ pikir cari suami kayak milih ayam potong.

dulu sekali papi pernah menyinggung rasa gue dan itu pun berbekas, dia bilang anak perempuan itu tak guna, ga bisa diharapkan banyak karena nanti jadi milik orang. barangkali sejak rasa itu muncul yang pengen gue tunjukan padanya adalah gue yang bisa mandiri, manjat dinding, naik genteng, benerin mesin mobil, semua hal yang selalu dilakukan laki-laki. sampai ketika terkapar di rumah sakit, dihadapan semua orang, dalam keadaan bisunya, papi mencium kening gue dan mengacungkan jempolnya. akhirnya cuma anak perempuan papi ini yang berguna mengurusi papi sampai akhir hayat.

dua bulan lalu, gue tahu sakitnya jadi perempuan. gue ada disana dan lihat bagaimana vagina perempuan itu dengan ajaibnya melebar sampai 10 cm, siap mengeluarkan kepala seorang manusia. adik gue menjerit, mengerang sampai akhirnya sempat putus asa. gue disana dan menyaksikan sakitnya jadi perempuan. tapi begitu Zi keluar, hilang semua perih. bahkan sejak Zi datang, sisi lain dalam diri gue muncul, dia anak gue dan gue adalah seorang ibu. gue bersedia mati untuknya, meski dia tak lahir dari rahim gue.

meski sakit jadi perempuan setiap bulan, itu tak menghentikan gue untuk berkeinginan sakit saat kepala bayi keluar dari rahim gue.. nanti. sakit itu addicted, barangkali itu yang gue rasa sekarang. sakit yang pernah dan siap gue hadapi sebagai perempuan, tak akan menghentikan gue bersyukur terlahir sebagai perempuan. bahkan diantara rak sepatu dan baju malam ini, ntah lah seolah gue menjadi perempuan yang baru, perempuan yang selalu mampu mengatasi sakitnya :-)

No comments: