Izinkan aku bercerita tentang kasur single yang menemani bermalam-malam sepanjang tujuh tahun kebersamaan kami. Di kasur itu aku bentangkan lelah, migren kadang dan meringkuk perih pada malam-malam di awal sakit bulanan itu datang. Di kasur itu aku menumpahkan tangis pada malam-malam sedih, kadang dengan alasan kuat tapi tak jarang kasur itu basah tangis tanpa sebab sama sekali.
Kadang terlelap dalam gelap tapi kalau rasa takut hadir, bulu kuduk berdiri dan lampu pun terpaksa berpendar semalam suntuk. Di kasur itu aku berdandan di pagi menjelang kerja, kadang makan di atasnya dan yang paling sering kulakukan selain tidur adalah membaca buku, main bb atau jejeritan untuk lagu yang tak jelas. Pernah beberapa kali jatuh dari kasur sempit itu dalam tidur, mimpi heboh yang bodoh.
Malam ini aku merindu baunya, benjolan khas kasur kapuk yang mungkin tak lagi ditemui di banyak kamar. Seprei bersih yang selalu kuganti meski jarang kutiduri lebih dari 6 jam semalam. Wanginya menghantuiku beberapa hari terakhir. Lupa sudah rasanya berguling dua kali (karena ga mungkin lebih, sempit) di atas kasur itu dan tiga bantal yang lebih sering merebut ruang denganku. Lupa rasanya tidur lebih awal daripada jam sepuluh malam. Lupa rasanya berbagi cerita, doa bahkan tangis. Terlalu lelah untuk menyapa benda mati sekitar kasur. Selamat malam dan zzzzz…..
Cuma pengen tidur lebih panjang malam ini…
No comments:
Post a Comment