Sepanjang ingatan saya, tak pernah ada kata sukses mengejar cinta. Bahkan saya tak pernah sukses mempertahankan cinta lebih dari 6 bulan. Kata mas q, ketulusan adalah kunci hati saya. Ketulusan yang membuat saya beda dari perempuan lain. Tapi bagaimana kalau ketulusan saja tidak cukup.
Apa yang salah dengan saya? Atau waktu saja yang belum mempertemukan saya dengan dia.
Lalu dengannya saya percaya cinta itu ada. Saya pendam dalam dalam. Berharap untuk kali ini saja Tuhan jangan biarkan saya berjuang melebihi kemampuan. Tak bisakah cinta itu datang dengan kemudahannya untuk saya dan dia.
Ternyata pun tak pernah semudah yang saya harap. Saya pendam dalamdalam, lalu dalam terang dia bilang ada yang lain. Saya masih diam, pendam dalamdalam, harap mungkin ada di hari lain saya akan melintas di kepala dan hatinya.
Lalu Tuhan masih melintaskan dia dalam mimpi, harap bahkan nyata. Masih dibiarkannya dia warawiri di depan saya dengan penuh pesonanya. Tuhan, Kamu hukum saya dengan cinta. Hukuman yang buat saya tak bisa menyangkal sakit. Saya masih dalam diam, sampai kapan? Entah
Saya penuh tanya, apa yang salah dengan saya? Cinta saya yang menyembul dalam diam tak kau bacakah? Tak kau rasakah?
Tuhan yang selalu baik, dimana salah yang kubuat? Dimana usaha yang tak kulakukan? Dimana harap yang tak kupanjatkan?
Tak pernah ada yang salah dengan cinta, tapi yang kurang adalah usaha, begitu mas q berujar. Tapi sampai mana usaha dilakukan? Ketika cinta tak bisa tumbuh bahkan melintas sedikitpun di kepalanya. Masih saja saya bertanya, ada apa dengan saya dan pria, dengannya?
Monday, June 28, 2010
Friday, June 25, 2010
bingung
biasanya saya lancar menulis kisah di blog ini. tapi baru hari ini saya hampir 5 kali menulis lalu menghapuskan bahkan ketika sudah mencapai paragraf 3. ntahlah. mungkin saking banyaknya cerita yang terjadi sepekan ini, sampai ga tahu memulainya darimana. saya bahkan ga punya angle yang pas untuk memulai cerita. bahkan siang tadi, di depan rakrak buku di gramedia saya bilang sama citra... mungkin saya selamanya ga bisa menjadi penulis novel, mungkin saya hanya bisa jadi penikmat buku.. citra langsung melongo.. what did you just say? kenapa?
karena saya kehilangan inspirasi. karena saya tak punya lagi semangat untuk menulis, bahkan saya kehilangan cerita untuk isi blog. semuanya cuma hilir mudik di kepala dan hati. saya sedang tidak fokus.
sebentar saya bercita akan keluar dari zona aman di kantor, lalu mempertanyakan idealisme sendiri seperti pada postingan sebelumnya. tapi Allah yang maha baik mempertemukan saya dengan Emil Salim, salah satu tokoh pujaan saya sepanjang masa. 80 tahun dengan idealisme tetap dia jaga. saya malu hati, saya masih ingusan dan belum melakukan apaapa untuk orang banyak. saya akhirnya memutuskan untuk bertahan dan berjuang, semampu saya tentu saja.
lalu lain kisah terjadi. benarkah perempuan ga bisa menjadi dirinya sendiri yang cerdas, cerdik dan tangkas menyelesaikan tugasnya tanpa dikaitkan dengan lekuk tubuh dan kemampuan menggoda. benarkah ranjang jadi satusatunya jawaban untuk mencari keuntungan dalam hidup? bodoh bodoh bodoh... bahwa perempuan bisa berjuang dengan kemampuan sendiri, berjuang dengan idealismenya, tanpa lekuk tubuh, tanpa nama besar keluarga. perempuan bisa maju sebagai subjek bukan objek.. how hard it can be girls? dont sell yourself for something that you can get in a decent way.
lalu, cinta itu membesar di hati saya. cinta itu menyesakan. cinta itu muncul dalam cara yang berbeda dari sebelumnya. saya mendadak jadi cenayang, melihat masa depan bersamanya. saya tersiksa cinta pun mendambanya. belum pernah merasa seperti ini sebelumnya.. sesak. Allah yang baik, bantu saya melonggarkan sesak dada ini karena cinta. bantu saya memudahkan segalanya.
ah entahlah, minggu ini segalanya mebuat saya bertanya ulang tentang cinta dan cita... bingung
karena saya kehilangan inspirasi. karena saya tak punya lagi semangat untuk menulis, bahkan saya kehilangan cerita untuk isi blog. semuanya cuma hilir mudik di kepala dan hati. saya sedang tidak fokus.
sebentar saya bercita akan keluar dari zona aman di kantor, lalu mempertanyakan idealisme sendiri seperti pada postingan sebelumnya. tapi Allah yang maha baik mempertemukan saya dengan Emil Salim, salah satu tokoh pujaan saya sepanjang masa. 80 tahun dengan idealisme tetap dia jaga. saya malu hati, saya masih ingusan dan belum melakukan apaapa untuk orang banyak. saya akhirnya memutuskan untuk bertahan dan berjuang, semampu saya tentu saja.
lalu lain kisah terjadi. benarkah perempuan ga bisa menjadi dirinya sendiri yang cerdas, cerdik dan tangkas menyelesaikan tugasnya tanpa dikaitkan dengan lekuk tubuh dan kemampuan menggoda. benarkah ranjang jadi satusatunya jawaban untuk mencari keuntungan dalam hidup? bodoh bodoh bodoh... bahwa perempuan bisa berjuang dengan kemampuan sendiri, berjuang dengan idealismenya, tanpa lekuk tubuh, tanpa nama besar keluarga. perempuan bisa maju sebagai subjek bukan objek.. how hard it can be girls? dont sell yourself for something that you can get in a decent way.
lalu, cinta itu membesar di hati saya. cinta itu menyesakan. cinta itu muncul dalam cara yang berbeda dari sebelumnya. saya mendadak jadi cenayang, melihat masa depan bersamanya. saya tersiksa cinta pun mendambanya. belum pernah merasa seperti ini sebelumnya.. sesak. Allah yang baik, bantu saya melonggarkan sesak dada ini karena cinta. bantu saya memudahkan segalanya.
ah entahlah, minggu ini segalanya mebuat saya bertanya ulang tentang cinta dan cita... bingung
Tuesday, June 22, 2010
jadi idealis itu = egois ga sih?
saban sabtu dan minggu saya temukan mami masih saja mencuci bajunya sendiri. tiap kali saya tawarkan untuk cari prt saja, mami bilang, sayang uangnya, lagian ga banyak. sesekali mami ngedumel mesin cuci tua-nya itu minta pensiun. kemarin ga mau muter, besoknya bocor, belum lagi pengeringnya sudah berisik sekali, ngedebak debuk terus.
pindah ke ruang tamu, giliran saya yang gerah nonton tivi ukuran 14 inchi. tivi yang lama terpaksa dijual untuk menutupi kekurangan cicilan motor prima. tv mungil itu ga ditopang sama antena yang bagus, jadi lebih banyak liat semut daripada jernihnya pemain sinetron. sementara rumah yang ditempati mami dan dua adik serta seorang ponakan itu masih kontrakan.
setelah 10 tahun bekerja, akhirnya saya bisa mencicil rumah di sentul. meskipun kecil, hanya 21 / 60 paling tidak itu rumah sendiri. senang banget lihat mami bahagia. dia selalu tanya, kapan kita pindah ke rumah baru.
rumah itu tak siap huni, karena hanya ada 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 toilet. atap dapur masih bolong. sementara yang bakal menempati rumah itu let see.. hmm.. 5 orang. mau tidur dimana?
untuk renovasi rumah paling ga harus sedia 20 juta rupiah, biar bisa bikin dapur, dua kamar plus 1 toilet tambahan di lantai dua. barulah bisa tenang ditinggali. urusan transportasi, sudah lah yah.
mari tengok tabungan saya. 10 tahun kerja, tak ada tabungan di rekening- pun saya tak punya rekening sendiri, itu punya mami hehehe. seringkali saya berpikir mana ada yang mau nikah sama saya yang tak punya tabungan begini ya hehehe... antara niat renovasi rumah, plus nabung buat nikah, tarik menarik, sembari tak ada yang bisa disisihkan.. habis untuk keperluan bulanan..
kata temen, kalau kita kaya kita bisa bantu orang sekitar. kata temen lagi, mestinya saya bisa kaya kalau tak terlalu idealis. lihatlah apa yang dialami mami karena saya terlalu idealis.
*sigh*
pindah ke ruang tamu, giliran saya yang gerah nonton tivi ukuran 14 inchi. tivi yang lama terpaksa dijual untuk menutupi kekurangan cicilan motor prima. tv mungil itu ga ditopang sama antena yang bagus, jadi lebih banyak liat semut daripada jernihnya pemain sinetron. sementara rumah yang ditempati mami dan dua adik serta seorang ponakan itu masih kontrakan.
setelah 10 tahun bekerja, akhirnya saya bisa mencicil rumah di sentul. meskipun kecil, hanya 21 / 60 paling tidak itu rumah sendiri. senang banget lihat mami bahagia. dia selalu tanya, kapan kita pindah ke rumah baru.
rumah itu tak siap huni, karena hanya ada 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 toilet. atap dapur masih bolong. sementara yang bakal menempati rumah itu let see.. hmm.. 5 orang. mau tidur dimana?
untuk renovasi rumah paling ga harus sedia 20 juta rupiah, biar bisa bikin dapur, dua kamar plus 1 toilet tambahan di lantai dua. barulah bisa tenang ditinggali. urusan transportasi, sudah lah yah.
mari tengok tabungan saya. 10 tahun kerja, tak ada tabungan di rekening- pun saya tak punya rekening sendiri, itu punya mami hehehe. seringkali saya berpikir mana ada yang mau nikah sama saya yang tak punya tabungan begini ya hehehe... antara niat renovasi rumah, plus nabung buat nikah, tarik menarik, sembari tak ada yang bisa disisihkan.. habis untuk keperluan bulanan..
kata temen, kalau kita kaya kita bisa bantu orang sekitar. kata temen lagi, mestinya saya bisa kaya kalau tak terlalu idealis. lihatlah apa yang dialami mami karena saya terlalu idealis.
*sigh*
Monday, June 21, 2010
surealis to realis
sumpah saya ga pernah ngeh selera membaca saya ini kemana. sampai satu malam, ketika menemukan novel di jok belakang mobil mas dono, yang saya tak ingat lagi judulnya, baru lah dia mengungkapkan selera membaca saya.
"lu kan ga pernah satu selera sama gue soal novel. lu surealis, demennya jauhhh mengkhayal, sastrawi, apalah namanya itu. gue sih realis, dengan bahasa sederhana, down to earth.. tapi gue suka khaleed khoseini." begitu kata mas dono.
jiaahh surealis apaan aja saya ga tahu. beneran.. membaca adalah kesenangan buat saya. membaca bisa membawa saya ke alam mimpi.. mengkhayal. tapi beneran jenis buku manapun tetap saya baca.
silakan buka rak buku saya. mulai salman rushdie, paulo coelho, tariq ali, khaled koesaini, milan kundera, sampai ke chicklit karangan sophie kinsela dan mat cabot. saya baru nambah koleksi lupus hahaha, sebelumnya ada harry potter. semua jenis buku saya baca.. asalkan bisa membuat saya bertahan sampai 5 halaman pertama saja, dan seteruskan saya akan telaten menghabiskan lembaran cerita.
seperti musik, saya tak suka mengkotakan selera. asalkan enak dikuping, sukursukur bisa saya nyanyikan dalam sumbang hahaha. begitu juga dengan novel, selama dia berkesan untuk saya, maka novel manapun saya jabanin.
tapi saya termasuk yang setia pada pengarang, nyaris jarang sekali menjajal membaca novel milik pengarang "asing" dimata saya. dan beberapa pengarang tentu saja sudah sejak buku awal membuat saya alergi dan malas kembali kesana meski resensi memuji habishabisan.
sahabat saya Qaris Tajudin, pengarang buku Mahasati tidak mencantumkan tanggapan darimanapun di novelnya. dia bilang, kenapa harus memaksakan orang tertarik karena resensinya.. biarkan jadi misteri. semua orang punya seleranya sendiri.
dan ternyata saya suka, dengan tentu saja sejumlah catatan...
anyway, saya surealis-whatever that means sekaligus realis, hit me with anykind of novel deh :-) i just love books
"lu kan ga pernah satu selera sama gue soal novel. lu surealis, demennya jauhhh mengkhayal, sastrawi, apalah namanya itu. gue sih realis, dengan bahasa sederhana, down to earth.. tapi gue suka khaleed khoseini." begitu kata mas dono.
jiaahh surealis apaan aja saya ga tahu. beneran.. membaca adalah kesenangan buat saya. membaca bisa membawa saya ke alam mimpi.. mengkhayal. tapi beneran jenis buku manapun tetap saya baca.
silakan buka rak buku saya. mulai salman rushdie, paulo coelho, tariq ali, khaled koesaini, milan kundera, sampai ke chicklit karangan sophie kinsela dan mat cabot. saya baru nambah koleksi lupus hahaha, sebelumnya ada harry potter. semua jenis buku saya baca.. asalkan bisa membuat saya bertahan sampai 5 halaman pertama saja, dan seteruskan saya akan telaten menghabiskan lembaran cerita.
seperti musik, saya tak suka mengkotakan selera. asalkan enak dikuping, sukursukur bisa saya nyanyikan dalam sumbang hahaha. begitu juga dengan novel, selama dia berkesan untuk saya, maka novel manapun saya jabanin.
tapi saya termasuk yang setia pada pengarang, nyaris jarang sekali menjajal membaca novel milik pengarang "asing" dimata saya. dan beberapa pengarang tentu saja sudah sejak buku awal membuat saya alergi dan malas kembali kesana meski resensi memuji habishabisan.
sahabat saya Qaris Tajudin, pengarang buku Mahasati tidak mencantumkan tanggapan darimanapun di novelnya. dia bilang, kenapa harus memaksakan orang tertarik karena resensinya.. biarkan jadi misteri. semua orang punya seleranya sendiri.
dan ternyata saya suka, dengan tentu saja sejumlah catatan...
anyway, saya surealis-whatever that means sekaligus realis, hit me with anykind of novel deh :-) i just love books
Friday, June 18, 2010
saya dan bokong lelaki
"lu tahu ga, dia bekas pemain sepakbola loh?", kata temen saya sambil menunjuk J temannya yang baru semenit lalu dia kenalkan kesaya..
mata saya langsung tertuju pada tubuhnya yang sedang membelakangi saya.
"woi. kebiasaan, ga usah liat pantatnya nit. jelas bagus, wong atlet." kata teman saya..
"i didnt see his butt, i was measuring his weight and height.."
"mata lu ga bisa boong. mata lu ke bokongnya."
"ga"
"iyaaaa"
whatever deh toh penjelasan apapun dari saya tetap tidak menolong hahaha..
tapi iya, dia tak sepenuhnya salah soal saya dan bokong. bagian menarik dari lelaki salah satunya adalah bokong, itu pasti. dan saya yakin tak cuma saya perempuan yang senang bicarakan bokong lelaki. kalau teman saya bilang, "cowo yang ditaksir nita itu wajah dan bokongnya menurut dia pasti sama bagus hahaha."
saya ingat lelaki pertama yang mengalihkan perhatian saya ke bokongnya, dia adalah ricky subagya. iya, pemain bulutangkis ganda itu. tiap kali dia bergerak, bokongnya indah bergoyang.
dan saya adalah perempuan beruntung ketika ditunjuk menjadi reporter olahraga, berkesempatan menonton langsung pertandingan olahraga, salah satunya ketika piala thomas uber 2004. dipertandingan thomas, jens eriksen yang berpasangan dengan Martin Lundgaard Hansen, dijeda set ujug ujug melorotkan shortpan dan menggantinya dengan yang bersih... huaaaa saya dan temanteman perempuan jejeritan.. huaaa bagus bagus..
lalu dalam deretan lelaki terkenal, christiano ronaldo memimpin sebagai pemilik bokong terbagus saat ini.
tapi ya, kalau teman saya bilang lelaki yang saya suka pasti berbokong bagus, ga juga tuh. mantan pacar saya tak ada yang berbokong bagus, karena jelas bokong cuma kosmetik, selebihnya ... hmm sesuatu yang bisa membuat saya lebih nyaman bersamanya.
mata saya langsung tertuju pada tubuhnya yang sedang membelakangi saya.
"woi. kebiasaan, ga usah liat pantatnya nit. jelas bagus, wong atlet." kata teman saya..
"i didnt see his butt, i was measuring his weight and height.."
"mata lu ga bisa boong. mata lu ke bokongnya."
"ga"
"iyaaaa"
whatever deh toh penjelasan apapun dari saya tetap tidak menolong hahaha..
tapi iya, dia tak sepenuhnya salah soal saya dan bokong. bagian menarik dari lelaki salah satunya adalah bokong, itu pasti. dan saya yakin tak cuma saya perempuan yang senang bicarakan bokong lelaki. kalau teman saya bilang, "cowo yang ditaksir nita itu wajah dan bokongnya menurut dia pasti sama bagus hahaha."
saya ingat lelaki pertama yang mengalihkan perhatian saya ke bokongnya, dia adalah ricky subagya. iya, pemain bulutangkis ganda itu. tiap kali dia bergerak, bokongnya indah bergoyang.
dan saya adalah perempuan beruntung ketika ditunjuk menjadi reporter olahraga, berkesempatan menonton langsung pertandingan olahraga, salah satunya ketika piala thomas uber 2004. dipertandingan thomas, jens eriksen yang berpasangan dengan Martin Lundgaard Hansen, dijeda set ujug ujug melorotkan shortpan dan menggantinya dengan yang bersih... huaaaa saya dan temanteman perempuan jejeritan.. huaaa bagus bagus..
lalu dalam deretan lelaki terkenal, christiano ronaldo memimpin sebagai pemilik bokong terbagus saat ini.
tapi ya, kalau teman saya bilang lelaki yang saya suka pasti berbokong bagus, ga juga tuh. mantan pacar saya tak ada yang berbokong bagus, karena jelas bokong cuma kosmetik, selebihnya ... hmm sesuatu yang bisa membuat saya lebih nyaman bersamanya.
Thursday, June 17, 2010
male ego, does it really exist?
beberapa hari ini, saya bertemu dengan banyak orang, banyak pria dan banyak cerita. banyak saran yang semua bermuara pada dua kata, MALE EGO... dan saya perempuan, harus bisa berkompromi kalau tak bisa disebut toleransi dengan ego itu.
bagaimanapun lelaki tak mau berada dibawah perempuan, kecuali memang ada lelaki tempe yang berlindung diketiak perempuan, menumpang hidup dengan perempuan. dan tentu saja bukan jenis ini yang saya cari.. walhasil..
secerdas apapun lelaki yang sedang bersamamu saat ini, pls lower yourself. i know you hate it but if you dont want to lose him, pls behave like a "woman"... begitu kata teman lelaki saya... a jerk one..
saya sangat senang bisa mengimbangi percakapan lawan bicara dalam hal apapun, berusaha untuk selalu bisa mengimbangi. tapi kata teman saya, sesekali perlulah saya diam dan biarkan lelaki ini merasa hebat di hadapan saya, menguasai satu bidang yang saya tak tahu.
hahaha jelas saya bukan orang secerdas itu, otak saya bukan ensiklopedia, kalau saya tahu saya bicara, bukan pula jenis orang yang sok tahu. tapi kalau saya tahu tapi diminta pura pura tak tahu... huaaa... mana mungkin...
teman saya ini berpesan... just dont put him in the corner!
begitupun dalam urusan ranjang, teman lelaki saya bilang, jangan tunjukin kehebatanmu di atas ranjang, biarkan dia yang memimpin aktivitas itu. lelaki itu otaknya kotor, dia senang kamu pintar di ranjang tapi hati dan isi kepalanya akan bertanya... sungguh berpengalaman, pasti sudah banyak tidur dengan lelaki lain... begitulah...
kesimpulan saya adalah... stop berteori tentang lelaki, stop thinking about his male ego.. and free yourself in love...
masa sih ga ada diluar sana lelaki yang mencintai saya apa adanya?... pasti ada dong..
bagaimanapun lelaki tak mau berada dibawah perempuan, kecuali memang ada lelaki tempe yang berlindung diketiak perempuan, menumpang hidup dengan perempuan. dan tentu saja bukan jenis ini yang saya cari.. walhasil..
secerdas apapun lelaki yang sedang bersamamu saat ini, pls lower yourself. i know you hate it but if you dont want to lose him, pls behave like a "woman"... begitu kata teman lelaki saya... a jerk one..
saya sangat senang bisa mengimbangi percakapan lawan bicara dalam hal apapun, berusaha untuk selalu bisa mengimbangi. tapi kata teman saya, sesekali perlulah saya diam dan biarkan lelaki ini merasa hebat di hadapan saya, menguasai satu bidang yang saya tak tahu.
hahaha jelas saya bukan orang secerdas itu, otak saya bukan ensiklopedia, kalau saya tahu saya bicara, bukan pula jenis orang yang sok tahu. tapi kalau saya tahu tapi diminta pura pura tak tahu... huaaa... mana mungkin...
teman saya ini berpesan... just dont put him in the corner!
begitupun dalam urusan ranjang, teman lelaki saya bilang, jangan tunjukin kehebatanmu di atas ranjang, biarkan dia yang memimpin aktivitas itu. lelaki itu otaknya kotor, dia senang kamu pintar di ranjang tapi hati dan isi kepalanya akan bertanya... sungguh berpengalaman, pasti sudah banyak tidur dengan lelaki lain... begitulah...
kesimpulan saya adalah... stop berteori tentang lelaki, stop thinking about his male ego.. and free yourself in love...
masa sih ga ada diluar sana lelaki yang mencintai saya apa adanya?... pasti ada dong..
Monday, June 14, 2010
saya dan sepakbola
lupa kapan tepatnya saya suka olahraga yang satu ini. nita kecil pernah ditempatkan sebagai bek, defender waktu pertandingan isengiseng antar teman. saya perempuan sendirian. waktu sma saya selalu sempatkan nonton bola disela waktu belajar dan tidur.
tapi saya rasa baru di 2006, sewaktu berkesempatan menonton piala dunia, merasakan atmosfir yang luaarrr biasa di jerman yang membawa saya percaya bahwa bola lebih dari sekedar bola sepak. di sepakbola saya belajar kehidupan, belajar saling menghargai, berbagi peran dan kepercayaan luar biasa antar anggotanya.
di sepakbola, disiplin itu sangat penting, nomor satu malah. bagaimana keahlian perorangan cuma modal awal dari keseluruhan jaminan kemenangan tim. pelatih punya peran bukan cuma menyusun strategi, tapi juga membangun semangat, menempatkan tiap individu adalah istimewa dengan perannya.
diluar tim sepakbola, mari bicara tentang kaum sosialita yang mengelilingi kehidupan para pemainnya. sepakbola adalah soal kelas sosial, sepakbola adalah soal politik dan terlebih inilah bahasa internasional. semua orang bicara sama, sepakbola. cuma di sepakbola kita sepakat bahwa mengenai tangan atau handsball adalah kesalahan. cuma aturan di lapangan yang kita sepakati bersama.
di sepakbola, saya merasa dialihkan dari masalah dunia ini. saya tak peduli lagi pada masalah ekonomi yang membelit, kehilangan sosialita dan aksi kongkow bareng kawan, apalagi urusan patah hati. saya tak punya waktu untuk hal selain sepakbola... anda boleh bilang saya gila,tapi saya memang gila bola :-)
tapi saya rasa baru di 2006, sewaktu berkesempatan menonton piala dunia, merasakan atmosfir yang luaarrr biasa di jerman yang membawa saya percaya bahwa bola lebih dari sekedar bola sepak. di sepakbola saya belajar kehidupan, belajar saling menghargai, berbagi peran dan kepercayaan luar biasa antar anggotanya.
di sepakbola, disiplin itu sangat penting, nomor satu malah. bagaimana keahlian perorangan cuma modal awal dari keseluruhan jaminan kemenangan tim. pelatih punya peran bukan cuma menyusun strategi, tapi juga membangun semangat, menempatkan tiap individu adalah istimewa dengan perannya.
diluar tim sepakbola, mari bicara tentang kaum sosialita yang mengelilingi kehidupan para pemainnya. sepakbola adalah soal kelas sosial, sepakbola adalah soal politik dan terlebih inilah bahasa internasional. semua orang bicara sama, sepakbola. cuma di sepakbola kita sepakat bahwa mengenai tangan atau handsball adalah kesalahan. cuma aturan di lapangan yang kita sepakati bersama.
di sepakbola, saya merasa dialihkan dari masalah dunia ini. saya tak peduli lagi pada masalah ekonomi yang membelit, kehilangan sosialita dan aksi kongkow bareng kawan, apalagi urusan patah hati. saya tak punya waktu untuk hal selain sepakbola... anda boleh bilang saya gila,tapi saya memang gila bola :-)
Saturday, June 12, 2010
benarkah perempuan "sukses" menakutkan?
teman mengajarkan saya untuk state myself, to value myself. maka inilah saya, nita, 32 tahun, station manager 89,2 fm, single, punya rumah sendiri, mandiri. kata mas iyonk, dengan profile seperti itu, saya mestinya gampang mencari pasangan hidup, "jiaahh nit, kalau gue sebar di status lu mencari pasangan dengan profil begitu, you'll see bakal banyak yang mau."
hahahha... tapi yang saya dapat adalah sebalikya... susah sekali mengisi satu kursi kosong disamping saya.
dulu sekali teman kecil saya, lelaki pernah bilang, "jangan kepinteran jadi perempuan, bikin cowo minder."
benarkah? jawab dung temanteman.. apakah saya menakutkan? apakah benar its my "success" yang bikin mereka sungkan mendekat?
tibatiba teman saya bilang begini, "dibalik pria sukses selalu ada perempuan hebat, dibalik perempuan sukses, ada pria depresi." hahahha.... i know i know its just an expression. tapi setelah itu apa yang dibilang temen saya lebih bijak.. mungkin i have to start to live as a very simple one, think simple, live simple and act simple...
but guys after all.. im just a simple girl who is trying to enjoy the sparkling of life, nothing much. saya bahkan beli kopi sendiri loh hahahha... ah mungkin itu. harusnya saya biarkan lelaki sedikit memimpin dari saya. loh loh loh.. we are equal.. who hard it is to accepted?
hahahha... tapi yang saya dapat adalah sebalikya... susah sekali mengisi satu kursi kosong disamping saya.
dulu sekali teman kecil saya, lelaki pernah bilang, "jangan kepinteran jadi perempuan, bikin cowo minder."
benarkah? jawab dung temanteman.. apakah saya menakutkan? apakah benar its my "success" yang bikin mereka sungkan mendekat?
tibatiba teman saya bilang begini, "dibalik pria sukses selalu ada perempuan hebat, dibalik perempuan sukses, ada pria depresi." hahahha.... i know i know its just an expression. tapi setelah itu apa yang dibilang temen saya lebih bijak.. mungkin i have to start to live as a very simple one, think simple, live simple and act simple...
but guys after all.. im just a simple girl who is trying to enjoy the sparkling of life, nothing much. saya bahkan beli kopi sendiri loh hahahha... ah mungkin itu. harusnya saya biarkan lelaki sedikit memimpin dari saya. loh loh loh.. we are equal.. who hard it is to accepted?
mendadak biasa
tibatiba saja saya terpikir untuk kabur dalam kehidupan saat ini, dari pekerjaan rutin, masalah cinta yang bolak balik bikin pening dan dari pertemanan yang ada. mendadak pingin jadi seseorang yang baru, kerja baru dan hati yang baru, tak mengenal cinta maka tak ada sakit hati... yaaa paling banter kosong, kesepian.
mendadak pingin menghilang dari segala bentuk keriaan.. saya mau jadi manusia baru.
baiknya saya tak mengenal kamu yang membuat kepala dan hati ini bekerja lebih keras. kehadiranmu bagai virus meningitis di otakku... bikin pening. harusnya tak saya biarkan harihari saya ditemani wajahmu. selama ini cuma ada ramy, dan biarkan saja dia disana. tak terjamah tak akan bikin saya muntah, meski saya tak akan pernah menghadirkannya dalam nyata. harusnya tak saya biarkan hati saya ditemani orang lain.
tapi kamu membenahi hari saya yang berantakan dengan airmata menjadi tawa. tapi kamu mengajak saya berpetualang pada satu cerita ke cerita berikutnya. kamu bawa saya ke dunia baru tanpa menjadikan saya makhluk baru. kamu menggeser ramy perlahan... untung tak sampai hilang.. kalau saya akhirnya begini.
kamu ada dan tiada. kamu ada tapi tak nyata.. kamu ... ah sudahlah..
saya terlalu tua untuk berjuang, terlalu dewasa untuk menangisi hal begini. jangan tambah pekerjaan saya dengan mengejarmu.. saya hanya bisa bilang... saya ada ketika kamu kembali. saya hanya akan menunggu... sudahlah..
kalau kamu tak kembali.. saya yang pergi. seperti sting bilang "if she loved you like i love you, i would walk away in shame. i'd move town, i change my name".. dan saya akan jadi orang baru sama sekali.. tanpa cinta.
mendadak pingin menghilang dari segala bentuk keriaan.. saya mau jadi manusia baru.
baiknya saya tak mengenal kamu yang membuat kepala dan hati ini bekerja lebih keras. kehadiranmu bagai virus meningitis di otakku... bikin pening. harusnya tak saya biarkan harihari saya ditemani wajahmu. selama ini cuma ada ramy, dan biarkan saja dia disana. tak terjamah tak akan bikin saya muntah, meski saya tak akan pernah menghadirkannya dalam nyata. harusnya tak saya biarkan hati saya ditemani orang lain.
tapi kamu membenahi hari saya yang berantakan dengan airmata menjadi tawa. tapi kamu mengajak saya berpetualang pada satu cerita ke cerita berikutnya. kamu bawa saya ke dunia baru tanpa menjadikan saya makhluk baru. kamu menggeser ramy perlahan... untung tak sampai hilang.. kalau saya akhirnya begini.
kamu ada dan tiada. kamu ada tapi tak nyata.. kamu ... ah sudahlah..
saya terlalu tua untuk berjuang, terlalu dewasa untuk menangisi hal begini. jangan tambah pekerjaan saya dengan mengejarmu.. saya hanya bisa bilang... saya ada ketika kamu kembali. saya hanya akan menunggu... sudahlah..
kalau kamu tak kembali.. saya yang pergi. seperti sting bilang "if she loved you like i love you, i would walk away in shame. i'd move town, i change my name".. dan saya akan jadi orang baru sama sekali.. tanpa cinta.
Monday, June 07, 2010
sendiri dan sendirian
dicatat saja, hari ini 7 juni 2010, aku benar benar sendirian.
aku punya teman buanyak yang biasanya jadi tempat untuk berbagi. tapi seiring dengan waktu, semuanya gugur. akhirnya persahabatan hanya dibentuk secara virtual. terima kasih untuk eci yang menemaniku curhat lewat cetingan berjamjam. menenangkan hati sedikit neng hehehe
selebihnya, sahabatku sibuk. tak membaca hati bahwa aku sendang gundah.
berasa sedih sangat... sendirian...
aku punya teman buanyak yang biasanya jadi tempat untuk berbagi. tapi seiring dengan waktu, semuanya gugur. akhirnya persahabatan hanya dibentuk secara virtual. terima kasih untuk eci yang menemaniku curhat lewat cetingan berjamjam. menenangkan hati sedikit neng hehehe
selebihnya, sahabatku sibuk. tak membaca hati bahwa aku sendang gundah.
berasa sedih sangat... sendirian...
The Coffee Man
Bukan dia yang pertama mengajakku pergi ke bakoel koffie cikini. Aku sudah berkali-kali sebelumnya kesana dan tentu saja tak ada kesan sampai dia yang mengajaknya.
Dia bilang disini lah tempat kopi terenak di Jakarta. Ah cerita ini bukan pesanan bakoel koffie tapi begitulah menurut dia. Menu Vietnamese adalah kopi pertama yang dia pilihkan untukku. “cobain deh nit, ini enak banget kalau dingin.” Viola…. Iya setelahnya aku suka. Setelah itu terjadilah pengulangan untuk menu yang sama.
Nyaris saban minggu kami mengaburkan diri dari keriaan kantor, hingar bingar teman sejawat dan cuma berdua kemari. Bicara tentang banyak hal, soal hati, keluarga dan kerja. Bukan tentang kami berdua, tak ada kisah diantara kami. Meski dari kopi itulah awal kusuka padanya. Bicara tentang kopi, seperti membuka sebuah ensiklopedia kopi dari kepalanya. Dia bercerita tentang kopi luwak, kopi termahal di dunia dari kotoran si luwak. Dia jelaskan padaku tentang beda rasa dari kopi Jawa, Sumatra sampai Toraja, kopi Brasil, Arabica, Italia, semuanya.
Jangan minta aku untuk menjelaskan ulang teman. Sebab setelah kisah kami berakhir, ensiklopedia itu pergi, memori di kepalaku menolak bertahan. Aku tak menyimpannya dengan baik. Yang kusimpan dan tersisa adalah rasa kopi itu sendiri…. Hmmm…
Saat bersamanya lah untuk pertama kali pula aku berani mencoba Espresso, kopi murni, hitam pekat. “rasanya gimana sih?,”
“Ya coba aja. It wont kill you for sure. Pahit tapi ga sepahit cinta nit hahahha.” Kata dia sambil menyodorkan sisa espresso dari cangkirnya. “kalau lu suka, baru kita tambah yah. Jajal aja dulu.”
Sambil merem, seperti minum jamu pahit, aku pencet hidung. Dia cuma tertawa, “tak ada keharuman lebih nikmat di dunia selain bau kopi nita.”
Bener loh. Rasa espresso yang pahit itu berbanding lurus dengan rasa manis yang tertinggal di ujung lidah. Harum kopi itu tak ada bandingannya… menyejukan hmmm…
Bersamanya aku pergi hunting kopi ke seluruh kafe di Jakarta, oh well nyaris seluruhnya. Seluruh cabang bakoel koffie, kami sambangi. Jangan lupa Tornado Kemang juga masuk list teratas dalam daftar tempat dengan kopi terbaik. kalau salah satu diantara kami gundah tengah malam, password di sms Cuma satu, “ngupi yuks.” Lalu kami tahu salah satu dari kami sedang butuh kopi sebelum menelurkan serangkaian cerita, segumpal gundah yang menyesakan dada. Oh iya satu lagi kenikmatan kopi baru terasa bila dilengkapi dengan music jazz…
Sayang kebersamaan kami tak lama, kopi dan kami sama sekali tak kekal. Secangkir espresso terakhir yang kami bagi di Bakoel Koffie waktu itu telah menutup segalanya. Di mobil untuk pertama kalinya dia mengeluhkan dadanya yang berdebar karena kebanyakan kafein, padahal menu kami ketika itu sama seperti biasanya, double espresso. Hari itu terakhir kami minum kopi bersama.
Ah padahal bersamanya kopi tak pernah terasa pahit.
Dia bilang disini lah tempat kopi terenak di Jakarta. Ah cerita ini bukan pesanan bakoel koffie tapi begitulah menurut dia. Menu Vietnamese adalah kopi pertama yang dia pilihkan untukku. “cobain deh nit, ini enak banget kalau dingin.” Viola…. Iya setelahnya aku suka. Setelah itu terjadilah pengulangan untuk menu yang sama.
Nyaris saban minggu kami mengaburkan diri dari keriaan kantor, hingar bingar teman sejawat dan cuma berdua kemari. Bicara tentang banyak hal, soal hati, keluarga dan kerja. Bukan tentang kami berdua, tak ada kisah diantara kami. Meski dari kopi itulah awal kusuka padanya. Bicara tentang kopi, seperti membuka sebuah ensiklopedia kopi dari kepalanya. Dia bercerita tentang kopi luwak, kopi termahal di dunia dari kotoran si luwak. Dia jelaskan padaku tentang beda rasa dari kopi Jawa, Sumatra sampai Toraja, kopi Brasil, Arabica, Italia, semuanya.
Jangan minta aku untuk menjelaskan ulang teman. Sebab setelah kisah kami berakhir, ensiklopedia itu pergi, memori di kepalaku menolak bertahan. Aku tak menyimpannya dengan baik. Yang kusimpan dan tersisa adalah rasa kopi itu sendiri…. Hmmm…
Saat bersamanya lah untuk pertama kali pula aku berani mencoba Espresso, kopi murni, hitam pekat. “rasanya gimana sih?,”
“Ya coba aja. It wont kill you for sure. Pahit tapi ga sepahit cinta nit hahahha.” Kata dia sambil menyodorkan sisa espresso dari cangkirnya. “kalau lu suka, baru kita tambah yah. Jajal aja dulu.”
Sambil merem, seperti minum jamu pahit, aku pencet hidung. Dia cuma tertawa, “tak ada keharuman lebih nikmat di dunia selain bau kopi nita.”
Bener loh. Rasa espresso yang pahit itu berbanding lurus dengan rasa manis yang tertinggal di ujung lidah. Harum kopi itu tak ada bandingannya… menyejukan hmmm…
Bersamanya aku pergi hunting kopi ke seluruh kafe di Jakarta, oh well nyaris seluruhnya. Seluruh cabang bakoel koffie, kami sambangi. Jangan lupa Tornado Kemang juga masuk list teratas dalam daftar tempat dengan kopi terbaik. kalau salah satu diantara kami gundah tengah malam, password di sms Cuma satu, “ngupi yuks.” Lalu kami tahu salah satu dari kami sedang butuh kopi sebelum menelurkan serangkaian cerita, segumpal gundah yang menyesakan dada. Oh iya satu lagi kenikmatan kopi baru terasa bila dilengkapi dengan music jazz…
Sayang kebersamaan kami tak lama, kopi dan kami sama sekali tak kekal. Secangkir espresso terakhir yang kami bagi di Bakoel Koffie waktu itu telah menutup segalanya. Di mobil untuk pertama kalinya dia mengeluhkan dadanya yang berdebar karena kebanyakan kafein, padahal menu kami ketika itu sama seperti biasanya, double espresso. Hari itu terakhir kami minum kopi bersama.
Ah padahal bersamanya kopi tak pernah terasa pahit.
Sunday, June 06, 2010
tea, coffee and beer
mari kumulai kisah ini dengan membagi lelaki yang pernah hadir dalam hidupku kedalam tiga kategori, tea-man, coffee-man and the beer one. semula terpikir untuk menceritakan mereka dalam berbagai angka, yang kalau kutuangkan dalam sebuah novel maka each one of them will be presented on a chapter.. hahaha kamu mungkin berpikir akan belasan atau puluhan bahkan...
tentu saja tidak. aku bukan orang yang gampang jatuh cinta apalagi melibatkan mereka dalam kehidupanku. jumlahnya belum melebihi jari tanganku. lebih sedikit lagi kalau aku hitung dari mereka yang "serius" kucinta, hmmm hanya tiga orang. kamu mungkin salah satunya :-P
tidak kusebut nama, untuk apa? kusamarkan saja berdasarkan kebiasaan mereka memasukan cairan teh, kopi dan atau bir kedalam lambung. bahasaku mulai seperti bahasa hukum saja, ambigu... dan, atau, dan atau...
maksud dan tujuan bercerita? aduh lamalama ini mirip dengan proposal dagang yang biasa kubuat. tak ada maksud untuk mencederai perasaan siapapun disini. aku hanya ingin mengungkapkan betapa cinta itu dahsyat mengubah orang mulai dari cara berpikir sampai hal sederhana.... kebiasaan minum. bagaimana aku menjadi orang yang tibatiba saja mengerti banyak soal kopi, perbedaan bir antar produsen bahkan teh manis dan super pahit.
kalau kamu bilang aku tak punya pendirian dan gampang terpengaruh pasangan, nanti dulu. jauh sebelum kenal mereka, aku sudah suka kopi, terutama menjelang ujian sekolah. kubikin kopi dalam gelas besar, kutambahkan garam sedikit karena kata orang bisa lebih manjur menahan kantuk, tapi selalu berakhir dengan adegan aku tertidur di samping gelas kopi yang sudah kosong. kopi tak pernah bikin aku bertahan melek, membuat jantung berdebar dan perut mules seperti saat ini, iya.
aku juga penikmat teh. papiku yang mengenalkan aku pada kebiasaan minum teh poci saban sore dengan gula batu dan ditemani gorengan. nikmat betul..
tapi minum bir? tak pernah jadi kebiasaan meski pernah kucoba. bir pertamaku justru dinikmati bersama mami. dia bilang, "kamu coba ini rasa bir, supaya nanti tak dibohongi lelaki." cuma dua gelas, tapi bisa bikin aku mencret dua hari. setelah itu, bir tak pernah masuk dalam list minumanku.
aku selamanya pencinta air putih saja, natural water. tanpa embelembel rasa.. nikmatnya tiada tara, selalu bisa membuatku semangat kembali disaat letih.
jadi cerita ini akan kumulai saja ya... nanti, setelah berhasil kusempatkan waktu merangkai cerita. ini baru sinopsis, bisa kamu hiraukan pun tidak.
tentu saja tidak. aku bukan orang yang gampang jatuh cinta apalagi melibatkan mereka dalam kehidupanku. jumlahnya belum melebihi jari tanganku. lebih sedikit lagi kalau aku hitung dari mereka yang "serius" kucinta, hmmm hanya tiga orang. kamu mungkin salah satunya :-P
tidak kusebut nama, untuk apa? kusamarkan saja berdasarkan kebiasaan mereka memasukan cairan teh, kopi dan atau bir kedalam lambung. bahasaku mulai seperti bahasa hukum saja, ambigu... dan, atau, dan atau...
maksud dan tujuan bercerita? aduh lamalama ini mirip dengan proposal dagang yang biasa kubuat. tak ada maksud untuk mencederai perasaan siapapun disini. aku hanya ingin mengungkapkan betapa cinta itu dahsyat mengubah orang mulai dari cara berpikir sampai hal sederhana.... kebiasaan minum. bagaimana aku menjadi orang yang tibatiba saja mengerti banyak soal kopi, perbedaan bir antar produsen bahkan teh manis dan super pahit.
kalau kamu bilang aku tak punya pendirian dan gampang terpengaruh pasangan, nanti dulu. jauh sebelum kenal mereka, aku sudah suka kopi, terutama menjelang ujian sekolah. kubikin kopi dalam gelas besar, kutambahkan garam sedikit karena kata orang bisa lebih manjur menahan kantuk, tapi selalu berakhir dengan adegan aku tertidur di samping gelas kopi yang sudah kosong. kopi tak pernah bikin aku bertahan melek, membuat jantung berdebar dan perut mules seperti saat ini, iya.
aku juga penikmat teh. papiku yang mengenalkan aku pada kebiasaan minum teh poci saban sore dengan gula batu dan ditemani gorengan. nikmat betul..
tapi minum bir? tak pernah jadi kebiasaan meski pernah kucoba. bir pertamaku justru dinikmati bersama mami. dia bilang, "kamu coba ini rasa bir, supaya nanti tak dibohongi lelaki." cuma dua gelas, tapi bisa bikin aku mencret dua hari. setelah itu, bir tak pernah masuk dalam list minumanku.
aku selamanya pencinta air putih saja, natural water. tanpa embelembel rasa.. nikmatnya tiada tara, selalu bisa membuatku semangat kembali disaat letih.
jadi cerita ini akan kumulai saja ya... nanti, setelah berhasil kusempatkan waktu merangkai cerita. ini baru sinopsis, bisa kamu hiraukan pun tidak.
Friday, June 04, 2010
siap ga siap.... siaaappp
buat perempuan usia 32 seperti saya, jangan ditanya lagi siapkah berumah tangga atau tidak? tentu saja siap.. hanya saja harus dengan orang yang tepat. nah silakan deh, judge me as the picky one.. emang harus begitu, memilih untu sekali seumur hidup.
tentu saja siap untuk menghasilkan anak. biological clock saya sudah berkali-kali clicking kali, tapi mau apa kalau belum bertemu dengan pasangan yang tepat. saya sangat siap jadi ibu. ah saya sudah merasa jadi ibu persis ketika Zi hadir dihadapan saya 23 Agustus 2008 lalu.. dia adalah anak saya. sepanjang hampir dua tahun ini, zi menambah indah hidup saya. belum sempurna karena saya masih belum menemukan pasangan hidup saya.
bahkan saya yang terbiasa hidup mandiri, sendiri siap untuk berbagi dan kompromi.. siap mencari pasangan hati. siap ga siap... siap lah hehehe...
tentu saja siap untuk menghasilkan anak. biological clock saya sudah berkali-kali clicking kali, tapi mau apa kalau belum bertemu dengan pasangan yang tepat. saya sangat siap jadi ibu. ah saya sudah merasa jadi ibu persis ketika Zi hadir dihadapan saya 23 Agustus 2008 lalu.. dia adalah anak saya. sepanjang hampir dua tahun ini, zi menambah indah hidup saya. belum sempurna karena saya masih belum menemukan pasangan hidup saya.
bahkan saya yang terbiasa hidup mandiri, sendiri siap untuk berbagi dan kompromi.. siap mencari pasangan hati. siap ga siap... siap lah hehehe...
Wednesday, June 02, 2010
hujan pertama di juni
jangan hujan dong. malam ini ada janji penting... begitulah saya memohon pada tuhan menghadap langit disebelah jendela kantor yang gelap gulita. kalau perlu saya sewa pawang hujan yang bisa mengantarkan awan hitam ke tempat lain, membawa terang sepanjang jalan saya.. sial pawang hujan harga pasarannya 5 juta... ah pertemuan kami belum semahal itu...
meski hujan harus diterjang, ini janji penting...
senyum citra sumringah mengantar perjalanan saya ke lantai dasar.. "iya kalau ga penting, ga bakal lu bela-belain ujanujanan kan?".. saya membaca pikiranmu anak muda hahaha...
saking terburu-burunya, saya menabrak pintu keuangan, bruk... walhasil memar sampai hari ini... sakit huhu.. sendal pinjaman etta berhak yang bikin saya terpeleset.. bagoos.. mau cantik itu rumit memang :-)
saya cinta hujan. tapi untuk semalam... saya makin cinta hujan yang membuat saya berlama-lama, bicara dengannya dan tertawa...
yang paling penting adalah mencari tawa setelah sekian hari bergulat dalam resah dan peluh... saya temukan tawa malam itu..
meski hujan harus diterjang, ini janji penting...
senyum citra sumringah mengantar perjalanan saya ke lantai dasar.. "iya kalau ga penting, ga bakal lu bela-belain ujanujanan kan?".. saya membaca pikiranmu anak muda hahaha...
saking terburu-burunya, saya menabrak pintu keuangan, bruk... walhasil memar sampai hari ini... sakit huhu.. sendal pinjaman etta berhak yang bikin saya terpeleset.. bagoos.. mau cantik itu rumit memang :-)
saya cinta hujan. tapi untuk semalam... saya makin cinta hujan yang membuat saya berlama-lama, bicara dengannya dan tertawa...
yang paling penting adalah mencari tawa setelah sekian hari bergulat dalam resah dan peluh... saya temukan tawa malam itu..
Subscribe to:
Posts (Atom)