Kata-kata itu gue dapat dari pelatih siaran gue di kantor. Kejam kata-kata itu tapi manjur. Seseorang harus belajar bersikap dengan semua konsekuensinya.
Keluarlah dari zona aman lo, keluarlah dari sikap cari aman yang plin-plan.
Ship in or Ship out, lo ikut atau cabut. Jangan mencla mencle yang cuma membebani orang lain yang ingin berangkat menuju samudra.
Gue sudah belajar banyak untuk hidup penuh ambisi, penuh cita tanpa menjungkalkan orang lain. Menang tanpa menghadang dan menyakiti orang lain. Tapi hidup bukan harus menyenangkan semua pihak. Sekali lagi bersikaplah.
Jangan jadi banci kalau lo masih bisa memilih menjadi laki-laki atau perempuan.
Jangan jadi benalu kalau lo masih punya akar untuk berdiri sendiri.
Bersikaplah, putuskan dan terima konsekuensinya.
Ship in or Ship out guys.... layar sudah berkembang neh... Ikut atau Cabut!
Friday, March 28, 2008
Wednesday, March 26, 2008
Monday, March 24, 2008
Mengintip Masa Depan
Apa jadinya kalau lo mengetahui masa depan lo? tak lagi jadi kejutan atau justru lo menantikannya menjadi sebuah kenyataan?
Persis seperti ajaran Secret, bahwa semakin lo menginginkannya menjadi nyata, maka semakin dekat mimpi itu pada nyata.
Tapi kalau masa depan lo diintip orang? Well, ini yang gue rasakan sepanjang malam ini. MULES! ga jelas perasaan gue, senang, deg-degan, mau bilang GA MUNGKIN, terus terang gue menginginkannya menjadi MUNGKIN.
Gue diramal bakal nikah DESEMBER 2008. Siapa yang ga seneng coba.. man gue nikah, akhirnya. Bukan sama Kambing tapi sama Orang hiihi... sama seseorang dari masa lalu gue yang cuma kawan dan kenal saja. Persis cerita sinetron lah kalau jadi nyata, yang gue harap nyata.
Gile ga bisa berhenti senyum neh dari tadi. Lucu banget! masa sih gue bakal kawin sama dia. Lah selama ini gue cuma bisa mengaguminya dari jauh. Kata si peramal, semua bergantung pada gue, sudah bisakah membuka hati untuknya.... yah kalau beneran dia jodohnya mah gue mantab bilang.... bisa bisa bisa banget malah ha ha ha ha
Mimpi indah deh gue malam ini.... semoga jadi nyata yah.... gue tunggu Desember deh... Amin Amin ya Allah... Amin :-)
Persis seperti ajaran Secret, bahwa semakin lo menginginkannya menjadi nyata, maka semakin dekat mimpi itu pada nyata.
Tapi kalau masa depan lo diintip orang? Well, ini yang gue rasakan sepanjang malam ini. MULES! ga jelas perasaan gue, senang, deg-degan, mau bilang GA MUNGKIN, terus terang gue menginginkannya menjadi MUNGKIN.
Gue diramal bakal nikah DESEMBER 2008. Siapa yang ga seneng coba.. man gue nikah, akhirnya. Bukan sama Kambing tapi sama Orang hiihi... sama seseorang dari masa lalu gue yang cuma kawan dan kenal saja. Persis cerita sinetron lah kalau jadi nyata, yang gue harap nyata.
Gile ga bisa berhenti senyum neh dari tadi. Lucu banget! masa sih gue bakal kawin sama dia. Lah selama ini gue cuma bisa mengaguminya dari jauh. Kata si peramal, semua bergantung pada gue, sudah bisakah membuka hati untuknya.... yah kalau beneran dia jodohnya mah gue mantab bilang.... bisa bisa bisa banget malah ha ha ha ha
Mimpi indah deh gue malam ini.... semoga jadi nyata yah.... gue tunggu Desember deh... Amin Amin ya Allah... Amin :-)
Friday, March 21, 2008
Alma
Inilah yang gue lakukan tiap kali merasa down.... cut my hair
Hasilnya, kalau potongan itu jelek, hati gue makin down, tapi sebaliknya kalau bagus, wuuihhh senangnya.
Seperti malam ini....
Gue potong rambut gue yang sudah panjang sekali menjadi tinggal sebahu. Tadinya mau sekalian pake poni hihii, yang sudah gue tinggalkan sejak SMA dulu. Tenyata belum sampai hati bertindak gila seperti itu :-P
Alma yang hebat, selalu bisa bikin mood gue seneng lagi. Dari banyak salon yang sudah gue datangin buat potong rambut, kok baru sekarang gue merasa cocok banget sama Alma.
Anak itu ga pernah banyak omong seperti hair dresser lain yang suka sok tahu ngatur model rambut orang.
Dia cukup bilang... mau digunting model apa neh.
Gue bilang.... karena gue gemuk dan tembem sebisa mungkin jangan terlalu pendek tapi bisa bikin gue fresh....
Lalu jarinya dengan lincah bekerja, beneran tanpa banyak cincong... makanya cocok sama gue yang ga suka bicara sama orang asing .... taelah...
Hue... sudah dua kali gue digunting rambut sama Alma, hasilnya selalu memuaskan.... buat gue tentu saja, peduli setan sama orang lain...
Gue sampe rela nungguin Alma selesai gunting rambut orang lain selama 1 jam. Buanyak pisan yang antri sama dia. Barangkali karena orangnya diam itu yah..
Catet aja, Alma ada di Yopie Salon Utan Kayu. Cari aja, sangat direkomendasikan.
Hasilnya, kalau potongan itu jelek, hati gue makin down, tapi sebaliknya kalau bagus, wuuihhh senangnya.
Seperti malam ini....
Gue potong rambut gue yang sudah panjang sekali menjadi tinggal sebahu. Tadinya mau sekalian pake poni hihii, yang sudah gue tinggalkan sejak SMA dulu. Tenyata belum sampai hati bertindak gila seperti itu :-P
Alma yang hebat, selalu bisa bikin mood gue seneng lagi. Dari banyak salon yang sudah gue datangin buat potong rambut, kok baru sekarang gue merasa cocok banget sama Alma.
Anak itu ga pernah banyak omong seperti hair dresser lain yang suka sok tahu ngatur model rambut orang.
Dia cukup bilang... mau digunting model apa neh.
Gue bilang.... karena gue gemuk dan tembem sebisa mungkin jangan terlalu pendek tapi bisa bikin gue fresh....
Lalu jarinya dengan lincah bekerja, beneran tanpa banyak cincong... makanya cocok sama gue yang ga suka bicara sama orang asing .... taelah...
Hue... sudah dua kali gue digunting rambut sama Alma, hasilnya selalu memuaskan.... buat gue tentu saja, peduli setan sama orang lain...
Gue sampe rela nungguin Alma selesai gunting rambut orang lain selama 1 jam. Buanyak pisan yang antri sama dia. Barangkali karena orangnya diam itu yah..
Catet aja, Alma ada di Yopie Salon Utan Kayu. Cari aja, sangat direkomendasikan.
Menghilang
Aku ada saat yang lain membutuhkan,
Aku ada saat yang lain sendiri.
Sekarang, aku hanya ingin menghilang.
Menguatkan diri jika sendiri pun ku mampu melewati semuanya.
Meyakinkan diri bahwa tak selamanya diri ini dibutuhkan.
Aku, aku dan aku, karena pada akhirnya hidup tak lebih dari sendiri.
Kemarin ada dia, dirinya dan yang lain, semua itu sudah lewat
Seperti sebuah rapor akhir tahun yang membebaskan kita untuk melanjutkan hidup.
Aku ada saat yang lain sendiri.
Sekarang, aku hanya ingin menghilang.
Menguatkan diri jika sendiri pun ku mampu melewati semuanya.
Meyakinkan diri bahwa tak selamanya diri ini dibutuhkan.
Aku, aku dan aku, karena pada akhirnya hidup tak lebih dari sendiri.
Kemarin ada dia, dirinya dan yang lain, semua itu sudah lewat
Seperti sebuah rapor akhir tahun yang membebaskan kita untuk melanjutkan hidup.
Monday, March 17, 2008
10 Tahun Dari Sekarang
Sebuah rumah panggung di pedesaan yang sejuk. Di depan rumah ada hamparan sawah sedangkan di samping kiri dan kanan ada kebun sayur mayur siap olah. Di belakang rumah ada kolam renang berukuran kecil saja. Rumah kami di pagari pohon melati yang jika mekar harumnya menyelimuti seluruh wilayah rumah. Di antara pagar melati hanya ada jalan setapak ditutupi kerikil berwarna merah putih sampai ditangga rumah.
Di dalam rumah ada perlengkapan home theather modern. Di ruang kerja ada perlengkapan komputer paling canggih dikelilingi dinding dari rak buku yang tinggi mencapai atap rumah. Ada sofa empuk berwarna maroon ditengah ruangan yang bisa digunakan untuk baca sambil tiduran.
Ada suara anak-anak yang selalu ceria berlarian berkejaran keliling rumah. Kenalkan, yang laki-laki berambut ikal dan hidungnya yang mancung itu bernama Thilal Ramy Aurum dan yang perempuan berwajah mungil dan lucu bernama Lily Ruby Aurum.
10 tahun dari sekarang gue akan pensiun dari rutinitas kerja yang menyebalkan dan penatnya Jakarta yang makin memuakan. Senangnya bekerja untuk diri sendiri, menjadi penulis, jurnalis freelance, dosen, fixer cabutan dan bunda yang bahagia. 10 tahun dari sekarang mimpi indah yang jadi kenyataan.
Di dalam rumah ada perlengkapan home theather modern. Di ruang kerja ada perlengkapan komputer paling canggih dikelilingi dinding dari rak buku yang tinggi mencapai atap rumah. Ada sofa empuk berwarna maroon ditengah ruangan yang bisa digunakan untuk baca sambil tiduran.
Ada suara anak-anak yang selalu ceria berlarian berkejaran keliling rumah. Kenalkan, yang laki-laki berambut ikal dan hidungnya yang mancung itu bernama Thilal Ramy Aurum dan yang perempuan berwajah mungil dan lucu bernama Lily Ruby Aurum.
10 tahun dari sekarang gue akan pensiun dari rutinitas kerja yang menyebalkan dan penatnya Jakarta yang makin memuakan. Senangnya bekerja untuk diri sendiri, menjadi penulis, jurnalis freelance, dosen, fixer cabutan dan bunda yang bahagia. 10 tahun dari sekarang mimpi indah yang jadi kenyataan.
Thursday, March 13, 2008
Tidak Ada Keledai Dalam Cinta
"Jangan seperti keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali."
Pernah dengar peribahasa itu dong. Peringatan buat setiap orang bahwa hanya binatang bodoh seperti keledai yang jatuh di lubang yang sama untuk kedua kali. Peribahasa ini bisa digunakan untuk banyak hal tapi bukan dalam soal cinta.
Berapa kali kamu jatuh cinta dan gagal? Berapa kali sakit hati karena cinta? Berapa kali kamu murka karena cemburu? Ayat cinta kedua dalam romantisme Perang Salib periode kedua bilang "hanya cemburu yang menandakan adanya cinta." Jadi sah saja ketika cemburu datang dan kamu pun panik, cintakah aku padanya? ya kamu cinta padanya.
Simak lagi, berapa kali kamu jatuh cinta dan gagal dengan orang yang sama? berapa kali sakit hati karena cinta pada orang yang sama? Berapa kali kamu murka karena cemburu pada orang yang sama?
Keledai kah kamu?
Sudah tahu dirinya tak pernah mencintaimu? Berkali dia berganti cinta dengan yang lain tapi bukan dengan kamu.
Keledaikah kamu?
Bukan.. cuma cinta seorang manusia yang tidak pernah mengenal kata jera. Cuma cinta yang bikin manusia terjungkal, terperosok di lubang yang sama berulang kali tapi tetap berdiri, berjalan dan berharap.
Cuma cinta yang bikin kamu menangis dan tertawa pada saat yang sama. Tapi cuma manusia yang bisa berpikir dan bertindak akankah kuteruskan cinta yang kembali datang? meski tahu akibat yang akan datang belakangan.... sakit atau bahagia atau berlalu begitu saja.
Dan aku memilih yang ketiga.... membiarkannya berlalu begitu saja untuk kesekian kalinya. Cinta ini tak bisa kubiarkan berkembang tapi hanya tersimpan rapi diantara kepingan hati. Ssshhh diam saja jangan bilang padanya.
Pernah dengar peribahasa itu dong. Peringatan buat setiap orang bahwa hanya binatang bodoh seperti keledai yang jatuh di lubang yang sama untuk kedua kali. Peribahasa ini bisa digunakan untuk banyak hal tapi bukan dalam soal cinta.
Berapa kali kamu jatuh cinta dan gagal? Berapa kali sakit hati karena cinta? Berapa kali kamu murka karena cemburu? Ayat cinta kedua dalam romantisme Perang Salib periode kedua bilang "hanya cemburu yang menandakan adanya cinta." Jadi sah saja ketika cemburu datang dan kamu pun panik, cintakah aku padanya? ya kamu cinta padanya.
Simak lagi, berapa kali kamu jatuh cinta dan gagal dengan orang yang sama? berapa kali sakit hati karena cinta pada orang yang sama? Berapa kali kamu murka karena cemburu pada orang yang sama?
Keledai kah kamu?
Sudah tahu dirinya tak pernah mencintaimu? Berkali dia berganti cinta dengan yang lain tapi bukan dengan kamu.
Keledaikah kamu?
Bukan.. cuma cinta seorang manusia yang tidak pernah mengenal kata jera. Cuma cinta yang bikin manusia terjungkal, terperosok di lubang yang sama berulang kali tapi tetap berdiri, berjalan dan berharap.
Cuma cinta yang bikin kamu menangis dan tertawa pada saat yang sama. Tapi cuma manusia yang bisa berpikir dan bertindak akankah kuteruskan cinta yang kembali datang? meski tahu akibat yang akan datang belakangan.... sakit atau bahagia atau berlalu begitu saja.
Dan aku memilih yang ketiga.... membiarkannya berlalu begitu saja untuk kesekian kalinya. Cinta ini tak bisa kubiarkan berkembang tapi hanya tersimpan rapi diantara kepingan hati. Ssshhh diam saja jangan bilang padanya.
Monday, March 10, 2008
Sekedar Kagum
Yang kukagumi darimu adalah kerendahan hatimu
Yang kukagumi darimu suaramu yang nyaring, ringan dan berisi
Yang kukagumi darimu idealisme yang tak terbayar rupiah
Ini bukan cinta yang mendayu dayu,
Ku sekedar kagum jika masih boleh ungkapkan itu
Dirimu yang tak pernah berubah sejak di sekolah dulu
Buatku pesonamu tak pernah kabur ditemarang lampu panggung
Kamu seperti yang kukenal dulu, kita jauh antara panggung dan penonton
Aku hanya bisa mengagumi dari sini, berteriak... lagi lagi lagi
Sekali lagi ku cuma bisa mengagumi jika masih boleh kuungkap itu
Bukan cinta mendayu hanya kagum yang tak pernah lari darimu.
Jarak kita selalu pangung, soundsystem dan penonton. Dan aku satu diantara mereka yang selalu mengagumi mu.
-buat seniorku saja-
Yang kukagumi darimu suaramu yang nyaring, ringan dan berisi
Yang kukagumi darimu idealisme yang tak terbayar rupiah
Ini bukan cinta yang mendayu dayu,
Ku sekedar kagum jika masih boleh ungkapkan itu
Dirimu yang tak pernah berubah sejak di sekolah dulu
Buatku pesonamu tak pernah kabur ditemarang lampu panggung
Kamu seperti yang kukenal dulu, kita jauh antara panggung dan penonton
Aku hanya bisa mengagumi dari sini, berteriak... lagi lagi lagi
Sekali lagi ku cuma bisa mengagumi jika masih boleh kuungkap itu
Bukan cinta mendayu hanya kagum yang tak pernah lari darimu.
Jarak kita selalu pangung, soundsystem dan penonton. Dan aku satu diantara mereka yang selalu mengagumi mu.
-buat seniorku saja-
Sunday, March 09, 2008
Jazzy Night
Sehari semalam gue ada di Java Jazz Festival. Temanya sih soal lingkungan, tapi seberapa dari ribuan pengunjung yang peduli sama kampanye lingkungan itu yah? Karena gue masih nemu orang-orang yang ngerokok sambil nonton pertunjukan. Orang yang masih buang sampah sembarangan. Atau mereka emang dablek aja yah?
Ada booth teman-teman lingkungan WWF, CI, dan TNC, dari ribuan yang hadir, berapa orang yang mampir? ratusan... ga cukup untuk menyelamatkan bumi, tapi berharap yang ratusan ini ga mangkir dari janjinya pada ibu bumi untuk mengurangi dosa mereka mengotori bumi. Gue berhutang satu pohon pertahun atas kelakukan gue naik bus yang tidak ramah lingkungan :)
Selebihnya tentu semua orang termasuk gue sibuk ke kiri kanan mencari pertunjukan paling cakep lah. Mulai dari RAN, hue keren juga anak-anak abg ini, lari lagi ke acara Jopie Item gara-gara cowoknya temen gue jadi pemain keyboardnya. Btw disini lah gue nemu cowok paling ganteng di JCC.... ga tau namanya tapi gue tau dia stage manager Kasuari Room... huehehehe... sumpah ganteng pisan. Mas Dono bilang, hayo nita tebarkan pesonamu... huehehe, mana orang tertarik sama gue, cewek bertubuh bulat kecil yang ketutupan tas punggung segede gaban gini. Isinya marantz, minuman 2 botol, buku Perang Salib III dan pernak pernik lainnya, yah kalau ditaksir sih 10 juta lebih lah.
Sebelum nonton The Manhattan Transfer gue sempet nengok Dian Sastro dulu di mini conference, tadinya mau wawancara, yah ga jadi deh. Gue disibukan sama temen-temen dari lsm lingkungan, mereka lebih pinter pastinya huehehehe.
Tapi yah the best show of the day justru dari pemusik yang buat gue sih asing ditelinga. Ada Omar Sosa dari Afrika hue keren pisan lah, semua benda bisa dibikin jadi alat musik, hebat hebat. Dan terakhir dua musisi dari Austria yang sumpah cuma bisa bilang bahasa Inggris, thank you, thank you... tiba-tiba dia berhenti main musik dan ambil kamera... jepret... waks dia malah foto kami para penontonnya... hue sir bilang-bilang dong kalau mau moto... biar gaya neh.
It was fun and funny show. Tapi kenapa hari ini malas banget yah gue kesana lagi? untung gratisan pake ID Card kalau bayar, gue pasti merasa terpaksa nonton.... cape euy, kaki gue pegel, punggung apalagi. 10 juta ditas punggung itu sungguh memberatkan hidup gue.
Ada booth teman-teman lingkungan WWF, CI, dan TNC, dari ribuan yang hadir, berapa orang yang mampir? ratusan... ga cukup untuk menyelamatkan bumi, tapi berharap yang ratusan ini ga mangkir dari janjinya pada ibu bumi untuk mengurangi dosa mereka mengotori bumi. Gue berhutang satu pohon pertahun atas kelakukan gue naik bus yang tidak ramah lingkungan :)
Selebihnya tentu semua orang termasuk gue sibuk ke kiri kanan mencari pertunjukan paling cakep lah. Mulai dari RAN, hue keren juga anak-anak abg ini, lari lagi ke acara Jopie Item gara-gara cowoknya temen gue jadi pemain keyboardnya. Btw disini lah gue nemu cowok paling ganteng di JCC.... ga tau namanya tapi gue tau dia stage manager Kasuari Room... huehehehe... sumpah ganteng pisan. Mas Dono bilang, hayo nita tebarkan pesonamu... huehehe, mana orang tertarik sama gue, cewek bertubuh bulat kecil yang ketutupan tas punggung segede gaban gini. Isinya marantz, minuman 2 botol, buku Perang Salib III dan pernak pernik lainnya, yah kalau ditaksir sih 10 juta lebih lah.
Sebelum nonton The Manhattan Transfer gue sempet nengok Dian Sastro dulu di mini conference, tadinya mau wawancara, yah ga jadi deh. Gue disibukan sama temen-temen dari lsm lingkungan, mereka lebih pinter pastinya huehehehe.
Tapi yah the best show of the day justru dari pemusik yang buat gue sih asing ditelinga. Ada Omar Sosa dari Afrika hue keren pisan lah, semua benda bisa dibikin jadi alat musik, hebat hebat. Dan terakhir dua musisi dari Austria yang sumpah cuma bisa bilang bahasa Inggris, thank you, thank you... tiba-tiba dia berhenti main musik dan ambil kamera... jepret... waks dia malah foto kami para penontonnya... hue sir bilang-bilang dong kalau mau moto... biar gaya neh.
It was fun and funny show. Tapi kenapa hari ini malas banget yah gue kesana lagi? untung gratisan pake ID Card kalau bayar, gue pasti merasa terpaksa nonton.... cape euy, kaki gue pegel, punggung apalagi. 10 juta ditas punggung itu sungguh memberatkan hidup gue.
Saturday, March 08, 2008
Kelas Sosial
Percaya ga kalau sampai sekarang masyarakat kita itu masih terbagi diantara kelas sosial, bawah, menengah atas dan atas. Tadinya gue pikir peng-kelasan semacam itu hanya untuk data statistik berdasarkan pengeluaran materi. Ternyata pengaruhnya sampai pada hubungan sosial.
Kalau lo melihat sinetron Indonesia dan bilang itu sampah karena tidak mencerminkan masyarakat kita, Think AGAIN. Semua orang memang bermimpi menjadi kaya supaya bisa diterima di masyarakat, supaya tidak lagi dihina. Karena orang kaya cenderung melecehkan orang lain, orang kaya hidup penuh ketakutan bahwa orang lain terutama si miskin bakal menggerogoti kekayaan mereka. Ini bukan cuma di sinetron kok, tapi sebuah kenyataan yang berusaha di denial-disangkal oleh banyak orang yang mengatasnamakan persamaan derajat. Lo cuma belum bisa mengubah sebuah realita masyarakat, kalau jurang si miskin dan kaya makin sempit, baru lah kita bisa bilang bahwa hubungan sosial sudah bisa disetarakan.
Gile gue serius amat bicara ini yah. Ini gara-gara semalam temen gue Dewi bilang, adalah dia yang terlahir seperti aristokrat, dia tahu persis dimana tempatnya berada. Selalu ada jurang antara gue sama dia. Meski dia tak sombong, tapi orang sekitarnya? Orang melayu tak hidup sendirian, kita selalu dikukung oleh kepentingan keluarga besar, dalam banyak hal termasuk memilih jodoh. So sejak awal gue sadar betul, I am cinderella if I can have him. Luckly I am not. Yeah I feel so lucky, karena gue tak menjadi kaya dari milik orang lain, tak jadi terhormat karena pasangan gue. I am what I am, gue akan tajir dengan usaha sendiri, gue akan dihormati orang sebagaimana gue menghormati mereka, bukan karena hartanya yang jelas.
Dan sekali lagi, gue mesti tahu dimana berdiri, kapan berharap dan dengan siapa mencinta. Pusing kan lo. Begitulah gue, kata Aldo, gue misterius, ga bisa ditebak dan susah didekati meski terlihat ramah. Sederhana saja, gue cuma ga pengen dihina karena gue miskin. Pengalaman hidup gue pahit, pernah dihina karena suku bangsa gue, pernah dihina karena gue miskin. So daripada berulang mending memproteksi diri. Kata bokap, meski kita miskin pantang menghiba hormat dari orang lain. Meski kita miskin, kita harus kaya hati dan ilmu karena keduanya tak bisa terukur harta.
Kalau lo melihat sinetron Indonesia dan bilang itu sampah karena tidak mencerminkan masyarakat kita, Think AGAIN. Semua orang memang bermimpi menjadi kaya supaya bisa diterima di masyarakat, supaya tidak lagi dihina. Karena orang kaya cenderung melecehkan orang lain, orang kaya hidup penuh ketakutan bahwa orang lain terutama si miskin bakal menggerogoti kekayaan mereka. Ini bukan cuma di sinetron kok, tapi sebuah kenyataan yang berusaha di denial-disangkal oleh banyak orang yang mengatasnamakan persamaan derajat. Lo cuma belum bisa mengubah sebuah realita masyarakat, kalau jurang si miskin dan kaya makin sempit, baru lah kita bisa bilang bahwa hubungan sosial sudah bisa disetarakan.
Gile gue serius amat bicara ini yah. Ini gara-gara semalam temen gue Dewi bilang, adalah dia yang terlahir seperti aristokrat, dia tahu persis dimana tempatnya berada. Selalu ada jurang antara gue sama dia. Meski dia tak sombong, tapi orang sekitarnya? Orang melayu tak hidup sendirian, kita selalu dikukung oleh kepentingan keluarga besar, dalam banyak hal termasuk memilih jodoh. So sejak awal gue sadar betul, I am cinderella if I can have him. Luckly I am not. Yeah I feel so lucky, karena gue tak menjadi kaya dari milik orang lain, tak jadi terhormat karena pasangan gue. I am what I am, gue akan tajir dengan usaha sendiri, gue akan dihormati orang sebagaimana gue menghormati mereka, bukan karena hartanya yang jelas.
Dan sekali lagi, gue mesti tahu dimana berdiri, kapan berharap dan dengan siapa mencinta. Pusing kan lo. Begitulah gue, kata Aldo, gue misterius, ga bisa ditebak dan susah didekati meski terlihat ramah. Sederhana saja, gue cuma ga pengen dihina karena gue miskin. Pengalaman hidup gue pahit, pernah dihina karena suku bangsa gue, pernah dihina karena gue miskin. So daripada berulang mending memproteksi diri. Kata bokap, meski kita miskin pantang menghiba hormat dari orang lain. Meski kita miskin, kita harus kaya hati dan ilmu karena keduanya tak bisa terukur harta.
Friday, March 07, 2008
Bangkit Dong
Kapan terakhir nangis? Semalam... ketika mimpi sudah diujung mata kemudian terhempas, gagal teraih karena angka 15 poin. Merasa seperti pecundang besar, mimpi yang sudah gue cicil bertahun-tahun hilang begitu saja.
Semalam gue nangis persis seperti anak kecil kehilangan permennya. Gue menjerit tertahan bantal... Tuhan pasti benci banget sama gue sampai menarik kembali sesuatu yang nyaris gue genggam. Gue marah pada Nya, gue marah sama semua orang yang tak ada saat gue butuh tempat buat curhat.
Badan gue ringsek nahan marah, sedih kecewa dan semuanya. Eric cuma bisa panik ditelepon. Menjanjikan bahwa hidup pasti lebih baik, bahwa Tuhan punya rencana lain buat gue, bahwa gue tetap yang terbaik untuknya.
Mami ga bisa tidur khawatir gue bakal melakukan hal yang bodoh. Mami bilang, barangkali Tuhan menyimpan rahasia terindah yang akan Dia ungkap tahun ini. Barangkali kamu bakal nikah tahun ini....
Arrrggghhhhhh Itu hal terakhir yang pengen gue dengar apalagi pikirkan saat ini.
Pagi tadi bangun, muka gue sembab, mata bengkak, tapi hati gue kok plong yah..... I guess I am ready to move on again.... Not with my master degree, but with myself... I am still THE SHIT...
15 points wont take away my life....
Semalam gue nangis persis seperti anak kecil kehilangan permennya. Gue menjerit tertahan bantal... Tuhan pasti benci banget sama gue sampai menarik kembali sesuatu yang nyaris gue genggam. Gue marah pada Nya, gue marah sama semua orang yang tak ada saat gue butuh tempat buat curhat.
Badan gue ringsek nahan marah, sedih kecewa dan semuanya. Eric cuma bisa panik ditelepon. Menjanjikan bahwa hidup pasti lebih baik, bahwa Tuhan punya rencana lain buat gue, bahwa gue tetap yang terbaik untuknya.
Mami ga bisa tidur khawatir gue bakal melakukan hal yang bodoh. Mami bilang, barangkali Tuhan menyimpan rahasia terindah yang akan Dia ungkap tahun ini. Barangkali kamu bakal nikah tahun ini....
Arrrggghhhhhh Itu hal terakhir yang pengen gue dengar apalagi pikirkan saat ini.
Pagi tadi bangun, muka gue sembab, mata bengkak, tapi hati gue kok plong yah..... I guess I am ready to move on again.... Not with my master degree, but with myself... I am still THE SHIT...
15 points wont take away my life....
Thursday, March 06, 2008
Gagal
Dear Nita,
To my great regret I'll have to inform you that we can't accept you with a test score of less than 92. Our language criteria are very strict, because our courses require a sufficient fluidity in reading, writing and discussion.
Of course, you may re-apply next year; with a better TOEFL result we'll be happy to accept you.
Best regards,
Renée van de Vall
hiks hiks hiks hiks....
masih bisa bermimpi kan yah? taun depan deh
To my great regret I'll have to inform you that we can't accept you with a test score of less than 92. Our language criteria are very strict, because our courses require a sufficient fluidity in reading, writing and discussion.
Of course, you may re-apply next year; with a better TOEFL result we'll be happy to accept you.
Best regards,
Renée van de Vall
hiks hiks hiks hiks....
masih bisa bermimpi kan yah? taun depan deh
Wednesday, March 05, 2008
I Am a Dreamer!
Einstein pernah bilang "imagination is more important than knowledge"
Gunakan imajinasimu dan bermimpilah, terbangkanlah keinginan dan cita-citamu sejauh dan setinggi-tingginya.
Seingat gue cita-cita yang dari dulu ga pernah kesampean dan akhirnya memang ga pernah ingin gue capai adalah jadi POLWAN.... maap maap papi, tak maksud hati menyakiti keinginanmu.
Selebihnya gue selalu bisa mencapai apa yang gue inginkan, cepat atau lambat... cuma perkara waktu.
Mei 2005 dalam sebuah percakapan dengan Jimmy bule lewat cetingan, gue bilang "gue pengen punya pacar bule, tinggi, keriting." Jimmy ketawa sambil bilang "tumben, gue pikir lo ga akan membuka hati buat bule." Saat itu gue cuma bilang, "bosen sama melayu cuma bisa nyakitin." (kalau kata efek rumah kaca, orang melayu cuma bisa mendayu dayu hehehehe)
Juni 2005, ketemu sama Ram huhuhuu.... jadilah dia cintaku mesti dalam waktu singkat. Padanya gue berjanji, suatu saat kita pasti bisa ketemu lagi.... Ram, gue berangkat Agustus ini.. bukan menjemputmu, hanya ingin buktikan, Nita sang pemimpi tak pernah salah mengatur mimpinya.
Dulu SD sampai SMA gue pencinta semua tulisan Hilman Lupus, sekarang, mas Dono malah sahabatan sama doi, ya gue sering diajak ketemu sama Hilman. Terus dari semua selebritas di Indonesia yang gue puja cuma Nikolas Saputra, lah sapa sangka kemarin kita bisa duduk satu meja becanda dan ngobrol banyak soal pulau komodo huhuu....
Dulu ibu Cay pernah ngatain gue anak kampung yang ga bisa diajak maju... Oh ibu sayang, anak kampung yang satu ini sudah pernah jalan-jalan ke eropa, ke Thailand, meraih sesuatu yang pasti tak bisa anda bayangkan. Tapi saya tetap Nita, sang pemimpi dari Pondok Pinang, The Bronx yang kelima sahabatnya mati karena over dosis. Mimpi yang bikin saya tetap hidup.
Saya tetap Nita yang rajin bermimpi dan punya banyak keinginan. Satu lagi mimpi yang segera nyata, My master degree.... Allah jangan biarkan mimpi ini menghilang didepan mata...
Gunakan imajinasimu dan bermimpilah, terbangkanlah keinginan dan cita-citamu sejauh dan setinggi-tingginya.
Seingat gue cita-cita yang dari dulu ga pernah kesampean dan akhirnya memang ga pernah ingin gue capai adalah jadi POLWAN.... maap maap papi, tak maksud hati menyakiti keinginanmu.
Selebihnya gue selalu bisa mencapai apa yang gue inginkan, cepat atau lambat... cuma perkara waktu.
Mei 2005 dalam sebuah percakapan dengan Jimmy bule lewat cetingan, gue bilang "gue pengen punya pacar bule, tinggi, keriting." Jimmy ketawa sambil bilang "tumben, gue pikir lo ga akan membuka hati buat bule." Saat itu gue cuma bilang, "bosen sama melayu cuma bisa nyakitin." (kalau kata efek rumah kaca, orang melayu cuma bisa mendayu dayu hehehehe)
Juni 2005, ketemu sama Ram huhuhuu.... jadilah dia cintaku mesti dalam waktu singkat. Padanya gue berjanji, suatu saat kita pasti bisa ketemu lagi.... Ram, gue berangkat Agustus ini.. bukan menjemputmu, hanya ingin buktikan, Nita sang pemimpi tak pernah salah mengatur mimpinya.
Dulu SD sampai SMA gue pencinta semua tulisan Hilman Lupus, sekarang, mas Dono malah sahabatan sama doi, ya gue sering diajak ketemu sama Hilman. Terus dari semua selebritas di Indonesia yang gue puja cuma Nikolas Saputra, lah sapa sangka kemarin kita bisa duduk satu meja becanda dan ngobrol banyak soal pulau komodo huhuu....
Dulu ibu Cay pernah ngatain gue anak kampung yang ga bisa diajak maju... Oh ibu sayang, anak kampung yang satu ini sudah pernah jalan-jalan ke eropa, ke Thailand, meraih sesuatu yang pasti tak bisa anda bayangkan. Tapi saya tetap Nita, sang pemimpi dari Pondok Pinang, The Bronx yang kelima sahabatnya mati karena over dosis. Mimpi yang bikin saya tetap hidup.
Saya tetap Nita yang rajin bermimpi dan punya banyak keinginan. Satu lagi mimpi yang segera nyata, My master degree.... Allah jangan biarkan mimpi ini menghilang didepan mata...
Subscribe to:
Posts (Atom)