Kapan terakhir nangis? Semalam... ketika mimpi sudah diujung mata kemudian terhempas, gagal teraih karena angka 15 poin. Merasa seperti pecundang besar, mimpi yang sudah gue cicil bertahun-tahun hilang begitu saja.
Semalam gue nangis persis seperti anak kecil kehilangan permennya. Gue menjerit tertahan bantal... Tuhan pasti benci banget sama gue sampai menarik kembali sesuatu yang nyaris gue genggam. Gue marah pada Nya, gue marah sama semua orang yang tak ada saat gue butuh tempat buat curhat.
Badan gue ringsek nahan marah, sedih kecewa dan semuanya. Eric cuma bisa panik ditelepon. Menjanjikan bahwa hidup pasti lebih baik, bahwa Tuhan punya rencana lain buat gue, bahwa gue tetap yang terbaik untuknya.
Mami ga bisa tidur khawatir gue bakal melakukan hal yang bodoh. Mami bilang, barangkali Tuhan menyimpan rahasia terindah yang akan Dia ungkap tahun ini. Barangkali kamu bakal nikah tahun ini....
Arrrggghhhhhh Itu hal terakhir yang pengen gue dengar apalagi pikirkan saat ini.
Pagi tadi bangun, muka gue sembab, mata bengkak, tapi hati gue kok plong yah..... I guess I am ready to move on again.... Not with my master degree, but with myself... I am still THE SHIT...
15 points wont take away my life....
No comments:
Post a Comment