tebak aku sedang ada dimana? di kedai tempo. setiap hari dalam tujuh tahun ini aku selalu berada disini, pagi, siang, sore dan malam. empat kali sehari. satu jam sebelum jam kerja dimulai, kusempatkan untuk sarapan sambil membaca novel. jam makan siang selalu kuhabiskan disini, ngobrol ngalor ngidul dengan teman-teman kerja. sore hari sekitar jam 4, aku kembali turun kesini cuma untuk minum secangkir cappucino dingin sambil melonggarkan mata dan pikiran. malam hari setelah kerja kusempatkan lagi kesini sekedar ngobrol dengan teman atau sendirian seperti sekarang. menyenangkan.
tapi sore tadi, kamboja jatuh.
kedai ini punya dua pohon kamboja didekat musholla kecil yang nyelip didekat parkir mobil. bunganya berguguran setiap hari yang kadang kalau kondisinya sangat bagus biasa kuambil dan kuselipkan di telinga. iya kesannya norak, tapi kusuka, kau mau apa.
yang berbeda hari ini, kamboja jatuh diiringi sesahutan burung. jangan tanya burung apa, karena aku bukan ahlinya. yang kutahu, aku jadi seorang penikmat. duduk di kursi coklat yang kondisinya tak puguh dan selalu bikin aku terjengkang ke depan ini, ah lupakan dulu cerita buruk tentang kursi. aku terdiam, benarbenar terdiam, menikmati indahnya sesahutan mereka.
entah ada berapa jenis burung dan berapa banyak mereka yang bernyanyi sore tadi. aku cuma bisa menebak dari arah mana mereka berkicau, dari pohon mangga, kemudian terbang ke pohon sawo kecik, lalu ada di pohon kamboja ini.
lalu, kamboja jatuh sesering sesahutan burung
bunganya yang jatuh hari ini memberikan kesan berbeda. kesan yang mengartikan kamboja sebagai bunga mati. aku tak pernah suka kesan itu, karena kamboja ini bunga yang cantik dan harum yang tak harus menyengat hidung. tapi satusatu bunganya jatuh dan tiap kejatuhannya mengalirkan rasa sedih dalam hatiku.
aku akan sangat merindukan tempat ini. aku tahu ada saatnya nanti aku akan berhenti mengambili kamboja itu, tak lagi mencium harumnya pun memandangi warna putih kuningnya yang cantik. bahkan berhenti mengikuti nyanyian burung tadi.
kamboja bukan bunga mati, tapi kenapa aku sedih sekali hari ini.
No comments:
Post a Comment