Cuma itu yang berkesan waktu nonton Java Jazz Festival.
Mba Dewi berbisik malam itu dikuping gue, Gila ada secuil pun daging lebih nit.
Gue langsung mijit perut gue, anjrit bo, ini daging lebihnya lebih banget.
Jadi malu hati... gue sedot lemak deh..
Trus, mereka hebat deh, bisa bergoyang diatas sepatu dengan hak tinggi,
paling rendah 3 cm, LANCIP... hebat hebat. mereka ga kecengklak loh.
Gue melirik kaki gue, jari-jarinya musuhan, saling menjauh satu sama lain,
diatas sendal gunung kesayangan gue yang cuma berharga 62.500.
sementara Mba Dewi, pake sepatu kets, sneaker istilah kerennya sekarang.
Rambut.. mereka sempet banget ya kesalon. nge blow dulu, bagus-bagus deh.
kami? kucel, dikuwel-kuwel diikat keatas. selain faktor gerah juga bakal menghalangi pandangan... alasan aja sih hehehe.
Bajunya bo, U can see my ketiak, Tank Top untung mereka rajin cukur bulu ketek ya.
trus celananya dipinggul, yang kalau lo duduk, belahan pantatnya kemana-mana.
Gue beneran salut sama mereka, ga masuk angin, ga perlu kerokan,
gue sama mba dewi, berlindung dibalik jaket, dingin bo..
plus pusing sama bau asap rokok bercampur sama bau parfum yang rame banget,
campur lagi sama alkohol, heran koq dibolehin masuk ya.
Kalau mencari kami malam itu, gampang banget.
Kami memang beda semua-semuanya, mulai dari penampilan sampai isi dompet,
mereka rela bayar 300 ribu lebih buat nonton, kami usaha keras dapat ID CARD.
pikir-pikir, mereka pernah ngerasain hidup dengan gaji 50 ribu sebulan ga ya?
pernah berebut naik bis? pernah berdebu? pernah susah dalam hidup?
Iri? Ga sih. Dalam hidup, ada segelintir orang yang memang selalu beruntung, semuanya serba gampang, ga pernah susah. semoga mereka termasuk orang-orang yang tau bersyukur.
tapi malam itu, yang bikin gondok ketika ternyata orang yang gue anggap beda,
ternyata sama aja dengan mereka kebanyakan,
sekali lagi cowok yang gue kagumin ternyata ga beda sama cowok kebanyakan,
dia merangkul pinggang cewek kebanyakan itu didepan gue, HIKS.
bukan sedih karena itu dia, tapi ternyata sekali lagi, gue harus mengakui kalah bersaing sama perempuan-perempuan kebanyakan.
Hey you guys out there, bisa liat kami yang beda ga sih?
Trus apa gue mengalah dan berubah jadi cewek kebanyakan?
Ga dong... karena gue tetap percaya, suatu saat nanti pasti ada orang yang bisa menerima gue apa adanya.
suatu saat.... kapan??
sampai ada cowok yang bukan kebanyakan hehehehe...
ini cuma iseng doang, jangan dianggap postingan yang ga serius ini :)
2 comments:
I was in your shoes once, previledged to have a taste of the 'ordinary' side of life. I stood out becoz i was looking different, walking different, talking different, nbut above all, thinking different. But there could only one reason why i stood out, becoz i'm special. I was given a special path, of which i have to set my foot on, in order to get to a better place. Today, i dress well, walk well, taste well, and full of gratitude, knowing that i have been blessed with the rich of life, and what the other side have put me through...perempuan kebanyakan, you think they are lucky to be looking like that? think again...:)
hmm...gw tau lo emang perempuan kebanyakan...soalnya gw tau siapa lo dulu (g tau nih klo sekarang)...tapi satu hal yang gw bangga dengan perempuan kebanyakan kaya lo: bisa kreatif!!
Karena g melulu bertindak pasif dengan cuma menjadi konsumen bego yang diatur oleh style...nope...u have ur own identity...dan suatu saat mereka akan meniru style perempuan kebanyakan yang dah g lagi jadi biasa...
Jadi bersyukurlah jadi perempuan kebanyakan...karena disitulah kelebihan lo...
Post a Comment