ini lucu..
saya rasa cinta ini sudah tak bisa dipertahankan. bayangkan, saya tak ada untuknya waktu dia terjerat masalah berat dan dua kali masuk rumah sakit. saya tak mungkin sekenanya memutuskan untuk terbang ke chiang mai untuk menemaninya, meskipun damn god knows how much i want to be with him at this moment. tapi alasannya realitis sekali.. mahal, berat di ongkos. bahkan untuk menelpon dia, menanyakan kabarnya pun terburu-buru, dikejar pulsa yang satu menit = sepuluh ribu.
dia pun tak pernah ada untuk saya. ketika saya sakit, saya sedang lelah hati dan pikiran karena kerjaan, bahkan ketika saya mulai terganggu wajah lain, dia tak ada untuk menghalau. tak ada tawa yang biasanya dia beri, yang ada cuma sedih dan mengumpat dirinya yang hilang. tapi lagilagi alasan dia sama seperti saya, mahal diongkos untuk menelpon. pun dia sibuk dengan kerja, dan saking sibuknya itulah dia akhirnya terdampar di rumah sakit... tanpa saya.
sementara itu institusi tempat kami bekerja sedang bekerjasama, bertukar program, bertukar ide. pak bos saya sangat bangga pada lembaga tempat dia bekerja, pun dia bangga pada kekasih saya ini.. seolah pak bos mengingatkan betapa saya mesti bersabar dengan kekasih saya sang pejuang yang ketika negaranya merdeka pasti dia akan pulang ke rumahnya. jelas... his home wont be with me.
lalu tibatiba, semua mengaitkan negara itu dengan saya. semua seolah datang untuk bertanya tentang negara itu yang saya tak tahu sama sekali kecuali junta bangsat telah memisahkan banyak orang dari keluarganya.
cinta saya tak lagi perkara hati semata, cinta saya mendadak politis. pembebasan suu kyi dan demokrasi negara itu berpengaruh besar pada masa depan cinta saya. huaaa can we just be an ordinary lover?
sialnya saya tak lagi melihat masa depan itu terbagi bersamanya. isu politis ini memadamkan perlahan cinta saya sayang.... maafkan.
No comments:
Post a Comment