what is left for me when cinderella already got her charming prince.
buat kebanyakan perempuan tokoh cinderela adalah dambaan, bagaimana upik abu jadi putri, bagaiman seorang pangeran tampan penuh pesona yang menjanjikan istana megah dan bahagia selamanya. huaa cuma di dongeng hal ini terjadi.. okeh maksudnya ya part bahagia selamanya, karena hidup ini bergulir ga asik pasti kalau cuma lempeng aja. feel the pain and the happiness hehe..
dan saya bukan cinderella. sejak kecil keluarga mendidik saya menjadi xena the worrior princess.. berjuang matimatian untuk bisa menikmati kehidupan. bukan seorang putri yang dilayani segala macam kebutuhannya, bukan putri yang berkesempatan lamalama berkaca dan mematut diri. ga sempet kawan, beneran deh. untung punya rambut lurus setengah mati, ga pake sisir, cuma jari.. tssaahh kayak iklan sampo apa gitu hihi.
tapi yang namanya prince charming itu memang ada kok. nyaris sekali dua kali saya bertemu. seorang aristokrat, seorang jenius anak bangsawan belanda. tapi sayangnya worriors seperti saya ga cocok sama mereka. saya tak bisa hadir disebuah istana mewah yang disediakan untuk saya. mungkin saya akan lebih cocok bersanding dengan robinhood yang mengajak saya tinggal di hutan dan berjuang untuk hidup.
jadi kalau saya harus memilih seorang prince charming yang menyediakan istana atau kesatria madangkara hahaha... maka saya akan pilih ksatria itu. MESKI.. harus diakui sekali pun saya berjuang, saya adalah perempuan beruntung, karena tanpa disadari selalu ada yang memanjakan saya. tak usah dengan harta, tapi dengan perhatian dan kasih sayang. saya kaya dengan cinta.... ahh senangnya.
1 comment:
La takrabu zina, Nit! Hehehe... namanya yg bener Xena :)
Post a Comment