tiap kali menengok gambar kawan dibagian dunia lain, ada yang getar di hati gue. bukan iri, hanya sebuah kerinduan untuk bisa menikmati kembali sebuah perjalanan, berpindah dari satu sisi dunia ke sisi lain. ketika meninggalkan rumah ada sebuah kegembiraan karena lepas dari rutinitas, menjauhi kejenuhan. ada adrenalin yang terpacu, kesenangan yang membucah tentang apa yang bakal terjadi ditempat tujuan.
gue butuh adrenalin itu. gue merindukan ancaman, gue merindukan bencana. gue sinting barangkali. ketika harus berangkat ke thailand selatan, ke pattani, gue siap mati. kalau memang cuma sampai sini hidup gue, pengen rasanya menikmati setiap udara yang keluar dari paruparu. ketika andrew dan philip kena bom di yala, damn! i wasnt there. mereka menyuruh gue pulang ke bangkok hanya beberapa jam sebelum kejadian. gue melewatkan moment itu. gue hanya merasakan ancaman ketika berada di remote area di yala, ketika tak ada sinyal telepon, ketika hanya terlihat pos-pos penjaga tentara thai disepanjang jalan dengan jarak yang pendek satu sama lain. gue jadi terbiasa melihat mayat diusung, entah mati karena bom, entah sakit. adrenalin yang muncul dari kekhawatiran itu justru membuat gue merasa hidup. gue kangen rasa itu....
gue kangen rasanya terancam seperti ketika meliput bisnis kotor seorang konglomerat di sultra. seorang kawan di bom halaman belakang rumahnya, gue masih disana. melewati 2,5 jam perjalanan dengan perahu tongkang selebar badan terapung di laut menuju pulau judi itu, tanpa bisa berenang tentu saja. dijaga ketat hotel gue oleh kawan-kawan lsm karena mereka khawatir gue bakal dihajar anak buah sang konglomerat. "gue takut mati yan,"sms itu sempat gue kirim ke seorang kawan. ketika polycarpus menunjuk ke arah hidung gue, "saya kenali kamu," cuma karena berkali-kali gue mengincar dirinya diawal kasus Munir, hue ada getar di hati gue. takut, iya.
gue kangen adrenalin. please dont let me die in this box. need to get out there and take some action! i am still good, im sure i am!
No comments:
Post a Comment