masih ingat purnama enam tahun lalu?
ketika kamu genggam erat jemari kiriku sementara kananku sibuk menahan seloyang pizza dipangkuan. ketika kamu sibuk bertanya mengapa masih dia dihatiku dan aku cuma bilang, bukan cinta tapi benci. kamu buang perhatian pada pandangan kelam diluar taksi kita dan diam sementara genggamanmu masih kencang dan hangat.
taksi itu meluncur membawa kita membelah jakarta dari satu sisi ke sisi lain. kamu sesekali memandang wajahku dengan pertanyaan dalam diam yang sama.... aku diam dan bergumam di hati, "harusnya kamu paksa saja aku untuk menerimamu. sedikit paksaan dan kita tentu akan bersama, kamu tentu bisa menepis benci ini dan menggantinya dengan cinta." sayang kamu tak lakukan itu.
kurasa kita samasama angkuh untuk mengakui rasa yang ada. lagi, aku merasakan desahan panjang nafasmu malam itu. "bodoh, peluk aku.. bantu aku melupakannya," sayang tak kukatakan itu.
sebelum taksi menikung kiri di matraman, kamu sedikit menarik jemariku. wajahmu tiba-tiba berseri memandang langit, "purnama nit."
dan bodohnya aku, "so? kamu bakal berubah jadi warewolf gitu?"
arrrgghhh, sebuah jitakan mendarat di kepalaku... "perempuan kok ga ada romantis romantisnya, pantas diputusin!"
:-( itu enam tahun lalu, sumpah bodoh, aku belajar keras untuk jadi romantis. kembalilah kini, purnama itu tak akan berlalu lagi dari hatiku.
No comments:
Post a Comment