Wednesday, November 26, 2008

seberapa ingin perempuan dilayani?

kaget, itu yang gue rasakan ketika melihat teman dekat gue menenteng tas jinjing milik pacarnya. dengan bangga perempuan itu berkata, "oh iya, masku ini kayak asisten pribadiku. begitu aku mulai kerja, semua catatan, laptop, sampai tas ini dipenggai dia."

gue masih termangu tak percaya apa yang gue lihat. bertahuntahun gue kenal dia tak pernah sekilas pun terpikirkan dia bisa seperti itu ke pacarnya. dia memang jenis pria yang "melayani" perempuan yang selama ini masih gue anggap berada dibatas normal seperti membayar setiap transaksi makan, membukakan pintu cafe atau mal, berjalan disisi kanan selalu. sesekali dia lakukan itu pada gue, tapi selalu gue bilang, its ok mas, aku bisa sendiri.

terakhir gue ketemu dia, tiba-tiba dia membukakan pintu mobilnya untuk gue.. "duh mas, gue seperti tak kenal lagi dirimu." ini gue, bukan perempuan yang jingkrak jingkrak atau memujamu abisabisan hanya karena kamu perlakukan seperti "lady". gue masih berani menyebrang atau jalan sendirian tanpa perlu merasa dilindungi seseorang. gue masih bisa membayar makanan sendiri tanpa perlu ditraktir setiap saat. gue akan sangat terbuka ketika sama sekali tak punya uang, "bayarin makan yah, lagi bangkrut neh." atau "pengen banget nonton neh tapi ga punya uang, traktir yah." itu akan sangat jujur gue katakan kalau kondisinya memang seperti itu

ketika mba ayu bilang, "jangan pacaran sama orang jerman, mereka pelit nit. lo kudu bayar sendiri sendiri bahkan saat kencan" ha ha ha.... lucu memang kalau tiba-tiba gue sama dia misalnya ngeluarin dompet bersama dan bayar masing-masing. yang paling sering gue lakukan adalah, "ok lo bayar makan, nanti gue bayar nonton." that's fair enough.

dan jangan pernah mengambil tas gue hanya untuk melayani gue kecuali ada lebih dari 2 tas ditangan dengan kondisi berat, lo boleh deh ambil satu. jangan tuntun gue menyebrang karena itu bikin risih, malah bikin ribet acara menyebrang. jangan bukain pintu kafe buat gue karena gue masih bisa membukanya sendiri. ah soal ini, ram pernah membukakan pintu di plaza indonesia untuk gue, dan dengan cuek gue masuk aja.. "at least you can say, thank you ram" ha ha loh ga minta dibukain kok. situ kan pacar gue bukan door man.

jadi pacar itu bukan pelayan buat gue. pacar adalah patner berbagi kisah sepanjang hari. pacar sejajar dalam berbagi kasih. huhuhuhu..... jadi pengen pacaran lagi :-)

1 comment:

my sanctuary said...

setuju banget nit! ribet aja ya kalo' laki selalu nepel-nempel kemana kita pergi, ngegandengin tangan, ngerangkul. ribet. prinsip gw mah, gw punya kaki, punya tangan, selama masih bisa jalan sendiri, masih bisa ngelakuin sendiri, ya sok ajah lahhh.....laki kita pan juga punya urusan sendiri yeee