Thursday, December 18, 2008

westernisasi bikin malu

kemarin temen gue dari jerman minta diantar belanja batik tapi syaratnya bukan di mal besar macam sarinah, grand indonesia atau plaza indonesia. alasannya simpel, "im no tourist," bukan ke jakarta buat buang buang uang. cukup antarkan ke tempat sederhana yang bisa tawar menawar, pasti seru katanya.

mal ambasador dan itc nya jadi pilihan.

"im going to take you to casablanca."
"that far?," katanya sambil senyumsenyum
"yeah the area called casablanca."
"why they called it casablanca?"

okeh, adakah yang pernah tahu kenapa daerah itu diberi nama casablanca? gue cuma mengangkat bahu tanda tak tahu. setelah bicara sama gue, dia menemui citra.

"so nita will take you to the ambassador to buy batik, right?"
"yeah, im going to buy batik but not seeing the ambassador, definetly not."
"ha ha ha the amassador is the named of the mall."
"ah I c.. why they named it the ambassador?"

okeh pertanyaan berikutnya, adakah yang pernah tahu kenapa mal itu diberinama ambasador? sama seperti kenapa ada hotel manhattan di kuningan?

kenapa sih kita tak pernah bisa memberikan nama yang sangat indonesia. kenapa tak disebut, mal wayang, mal batik, bahkan pasar sunan giri saja masih lebih baik dengan nama yang indonesia. kenapa harus memberikan bumbu ala barat untuk menarik turis, apakah pernah di survey sebelumnya bahwa para bule itu mencari sesuatu yang kebaratbaratan?

"im looking for batik."

yang mereka mau... indonesia dengan segala keindahannya yang bukan milik barat... percaya deh rrrggghhh ngeselin

1 comment:

Anonymous said...

Nit, itu Casablanca dan Ambassador targetnya emang bukan bule, tapi orang kita. Nah orang Ind kan kalo belanja di Casablanca dan Ambassador kedengerannya gaya. Kalo belanja di Pasar Sunan Giri kan kedengerannya.. ndesoo gt ?
Justru utk orang bule, belanjanya di Grand Indonesia atau Senayan City (ups, itu pake enggres juga)... Yah, Indonesia emang endonenggres seh...