Tuesday, September 16, 2008

Kawin Politis

Kata Mas Yudhi, guru siaran gue, kalau lagi sedih ingatlah selalu hal yang membahagiakan atau membuatmu tersenyum... ah terima kasih guru. Kali ini gue memang butuh kelucuan lainnya.

Kemarin tiba-tiba salah seorang sahabat gue bilang "gue jadi nikah nit, bulan juli tahun depan." Loh yah bagus, kata gue. Tapi mukanya dia sedih banget. Lah mau enak kok jadi murung. Pernikahan dia memang tak semudah yang dibayangkan. Anak ini tak suka pada calon bininya. Tak lagi cinta katanya...

"lah lo cowo apaan dibeli perempuan begitu." kata kawan lain. Semua gedung dan biaya resepsi sudah dibayarkan... wuiiddiihhh dengan 2000 undangan dan tanpa cinta? dunia sudah gila memang. Temen gue makin murung. ga gitu juga kali kata dia.

Ya ya ya, we know the truth lah. well gue rasa gue tahu alasannya. Politis banget. Kalau lo benci sama sinetron Indonesia yang bercerita bagaimana orang kaya mencari orang kaya lainnya demi menyelamatkan hartanya, well itu terjadi tau dalam dunia nyata. Memang tak selalu begitu, tapi iya ada. Meski dunia berganti, teknologi makin maju, urusan cinta dari jaman Gajah Mada sampai sekarang tetap sama... bukan dengan istilah bibit bebet bobot tapi SES... Status Ekonomi Sosial... dikelas mana lo berada.

Dari banyak perkawinan kawan gue, sulit rasanya untuk tahu mana yang menikah karena cinta. "gue cuma mau ngebuktiin bahwa pada akhirnya gue bisa ngedapetin dia."
"gue cuma butuh dia ditempat tidur. demi kehalalan maksiat."
"gue pengen punya anak sebelum umur bertambah."
"gue pengen hidup tenang."
"gue dijodohin nyokap. mau gimana lagi, nyokap nit yang ngomong, nyokap."
"ya mau ngapain lagi hidup gue, tinggal nikah."

begitu tuh jawaban sebagian besar kawan-kawan gue. Nyaris tak mendengar alasan yang paling masuk akal untuk menikah. "Saya cinta kamu dan ingin berbagi kerutan sama kamu" ha ha ha... masuk itungan ga yah kalau suatu hari ada yang ngomong gitu sama gue kekekek.. pernah dilamar tanpa aling-aling cuma bilang "rumah yang seperti ini yang ingin aku bagi sama kamu." sambil nunjuk maket rumah disebuah pameran.... ya ya ya.... kamu bagian belakang aku didepan. huh...

tapi pastinya tak ada yang bakal nikah sama gue karena alasan politis wong harta aja ga punya. untung tak terlahir dalam budaya perempuan penyedia mahar yah... waks bisa ga nikah selamanya hihihi.

ah kawan-kawan ini selalu membuat gue berpikir dua, tiga kali untuk menikah. tak ada alasan paling tepat untuk menikah kecuali cinta. sampai ada kata-kata dan tindakan yang tepat ungkapkan cinta, gue selamanya menjomblo, menikmati pemandangan pernikahan kawan-kawan yang politis itu :-)

No comments: