Friday, September 05, 2008

What next

Di awal tahun ini ditembok tempat pengharapan yang biasanya gue tulis pake post it, beberapa hal gue sampaikan disana. Liburan ulang tahun 30 di Bali dan menikah Desember 2008. Yang pertama sudah kesampean. Benar-benar menyenangkan liburan di Bali dengan dua orang sahabat gue, Dewi dan Mekka.

Balik dari Bali hidup gue berubah sama sekali. Apalagi setelah ketahuan ada tumor di payudara gue. Seperti gue pernah cerita, butuh beberapa minggu untuk menguatkan diri sebelum memutuskan operasi. Sekarang semuanya sudah lewat 4 bulan, masalah tumor belum lagi kelar.

Dokter gue bilang, setelah lukanya yang sekarang ditutup handyplast ini kering, gue harus menjalani USG lagi. Untuk memastikan benjolan yang masih ada ini sekedar darah beku atau justru tumor baru. Could not stand to imagine kalau ada tumor baru lagi. Cape melalui proses panjang penyembuhan. Tubuh gue ga mudah berkompromi dengan penyakit. Mungkin gue pikir mati sajalah.

Belum usai soal tumor, gigi graham gue bermasalah. Patah separo dan separo lagi tinggal bertumpu pada tambalan. Dokter bilang tak ada gunanya memelihara gigi begini, sebaiknya dicabut yang tak mungkin lewat proses biasa, operasi kecil. Dear me.

Kalau mikirin cape jadi orang sakit, God Knows how sick Iam of all this problem. Tapi ga cuma itu yang bikin gue cape. Lo pikir semua ini ga pake duit? Cuma orang kaya yang boleh sakit. Orang miskin kaya gue mestinya sehat wal afiat. Saking cintanya Allah sama gue, Dia titip lah neh penyakit bertubi. Allah pede abis bahwa sekali lagi nita bakal bangkit dan bisa menyelesaikan semuanya. Ya sakitnya, ya ongkosnya. Tapi hari ini gue sempat patah arang, klaim kesehatan gue sudah melebihi platform, ga ada lagi pergantian untuk semua obat dan pemeriksaan. Pusing hiks hiks.

Bukan orang Indonesia kalau tidak mencari keuntungan dibalik masalah. Untungnya gue punya Zi, punya sahabat berbagi, punya blog curhatan dan baru aja jatuh cinta. Masih ada ruang di otak gue untuk membebaskan diri dari beban pikiran, lalu mengalihkan perhatian ke masalah hati. Gue cuma bisa bilang pada Allah... okay what next! kalau gue hidup cuma untuk mendapatkan masalah, then let it be! tapi beri gue cinta Tuhan. Beri gue cinta yang bisa membuat gue bertahan menghadapi semuanya. Jangan bunuh yang sedang tumbuh ini. Kalau bukan dengannya maka temukan gue dengan cinta berikutnya. Beri selalu gue alasan untuk menjalani hidup. Cinta.

No comments: