Monday, December 28, 2009
Cinta dan Credit Card
Tapi sudah seharian ini laman pembelian online Air Asia tujuan Jakarta – Bangkok terpampang, harga 1,883,000 IDR dan booking harus pakai Credit Card.. ssshhhiiitt...
Bagaimana cara untuk bisa pesan tanpa harus berurusan dengan kartu kredit?
Terang berat kalau harus cash dalam beberapa bulan ini. Tapi kalau harus dicicil... sigh... harus buka kartu kredit lagi yah...
Cinta .... masa sih harus kembali ke era “kekalapan”... saya kenal diri sendiri, sekali saya kembali ke kartu kredit, saya akan terjebak dalam ”kekalapan”.... bahaya...
Aduh cinta.... berat amat ongkosnya.
Thursday, December 24, 2009
Retreat – nya orang Jakarta
Orang Jakarta selalu punya cara sendiri untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan lingkungannya. Here are the examples.
Dulunya pasar itu dikenal sebagai tempat bersosialisasi selain arena transaksi ekonomis. Di sebagian negara pasar dijadikan ajang temu jodoh. Lelaki dan perempuan saling menawar.
Sekarang pasarnya sudah jadi mal. Orang tak lagi bersosialisasi dengan transaksi tawar menawar. Semuanya harga mati. Interaksi minim sekali terjadi barangkali hanya suara yang keluar dari kasir saja yang terdengar ”terima kasih dan datang kembali”. Meski tebar pesona tetap terjadi antar lelaki dan perempuan, tapi kalau saling menawar? Huaaa tak akan senyata itu.
Kedai kopi tempat kita nongkrong dan bertukar cerita kita berubah jadi kafe atau club.
Kita datang bergerombol seolah tak ingin ada orang lain diluar paguyuban kita bergabung. Kita asik sendiri. Lalu sebagian besar dari kita menutupi wajah dengan riasan tebal, nyaris tak mengenali mereka bila tanpa make up, bahkan tak mungkin bisa mengenali seperti apa pribadi mereka sebenernya tanpa terpukau dengan make up tebal.
Lalu musik dipasang keras keras seolah tak ingin para pelanggan satu sama lain bercakap, lengkap dengan minuman alkohol yang membuat kita semakin jauh dari kesadaran. Atau di dalam klub atau cafe kita sibuk masingmasing dengan blackberry, earphone atau tenggelam dalam buku.
Inilah cara kaum urban berkomunikasi dengan dirinya sendiri di tempat yang seharusnya berfungsi sebagai tempat interaksi, prososial.
Lalu ketika jalanan hanya dipenuhi sepeda dahulu kala, setiap dari kita akan saling menyapa, entah kenal atau tidak. Sekarang dibalik helm atau di dalam mobil, kita tak lagi saling sapa. Tapi kita saling klakson, kencang bersahutan. Orang kota tak lagi bicara pakai mulut tapi dengan klakson sementara di earphone tetap mengalun musik yang membuat kita tak merasa perlu mendengarkan dunia luar.
Retreat orang Jakarta itu terjadi setiap hari. Di kantor, di cafe, di jalan dan di mal. Tinggal pasang earphone, buka blackberry lalu tenggelam bersamanya.
they called it LOVE but i called it STUPID
Inilah konsep kekuatan cinta yang ditumbuhkan Hollywood dan sialnya dipercaya sebagian besar pasangan di dunia.
Hajar semua yang menghalangi cintamu. Tanggalkan prinsipmu yang berbeda dengannya, lupakan keluargamu yang tak sepakat dengan cinta kalian apalagi kawan yang tak bisa menerima kehadiran kalian berdua. that's it.. in the name of love...
Lupa! bahwa Hollywood yang menciptakan cinderella sebagai kisah cinta sejati. happily ever after.
Padahal realitas bukan film. Padahal di kehidupan nyata, cinta bukan cuma milik berdua dan tak ada jaminan apapun untuk abadi selamanya. itu konsep jualan berlian sebagai tanda keabadian...
Cinta bisa putus ditengah. Setia bisa menghilang hari ini dan esok. Lalu apa? Apakah pengorbananmu meninggalkan prinsip, keluarga dan teman akan setara dengan "cinta"?
Cinta adalah kompromi kata teman.. ya itu pasti... sebuah kompromi yang harus dipikirkan pakai akal dan logika bukan sekedar rasa yang secepat kilat bisa saja berubah.
Cinta bukan segalanya dan bukan kunci untuk bahagia. Kebahagian adalah penerimaan pada perbedaan. Dan cinta yang abadi hanya ada pada orang tua.
Hollywood mencetak pasangan abadi untuk durasi 1 jam 45 menit, kehidupan memaksa kita mencari dan terus mencari. Ga ada happily ever after dalam realitas, yang ada be happy now and searching for one tomorrow.
Thursday, December 17, 2009
Setan Itu Bernama Mal
Jawaban saya ketika itu : “karena ga sanggup menahan godaan setan bernama Zara, Calvin Klein, Marc Jacobs, DKNY, Guess dll.”
Pastinya ga harus bunuh diri kalau ga sanggup beli barang super mahal, membawa jejak karbon yang maha dahsyat untuk sampai kemari. Salah satu dari kita pasti menderita sakit jiwa yang disebut Shopacholic yang baru sehat kalau sudah belanja tanpa memperhitungkan sisa uang di kantong… ah semua pasti sudah nonton atau baca bukunya betapa mengerikan penyakit yang satu ini.
Tapi tak harus bunuh diri kalau tak sanggup mengikuti trend toh. Meski berjejer display model terkini yang belum tentu juga cocok dengan bentuk tubuh, musim dan suasana. Tapi penyakit pengen jadi pusat perhatian pasti telah menggerogoti salah satu dari kita. Tak peduli panas, yang penting keren pake jas dan dasi mencekik leher. Ga peduli bukit dada dan perut sama majunya yang penting baju ketat menunjukan lekuk tubuh yang ga berlekuk itu.
Setan bernama mal itu telah membuat manusia Jakarta ga peduli sama lingkungan. Ga peduli letak mal itu telah menggerus ruang hijau kota. Paling ga peduli juga darimana barangbarang yang menempel dibadan itu dibuat dan berasal. Tak peduli pada jejak karbon yang dibawa barang import dengan pesawat yang bahan bakarnya telah bikin panas bumi ini.
Manusia jakarta sudah sakit jiwa karena setan bernama mal. Senang menjembreng puluhan kantong plastik bertuliskan Zara, Calvin Klien, Marc Jacobs dan kawankawannya. Bagi mereka kantong itu pretise, meski isinya barangkali cuma sebuah ikat pinggang seharga puluhan juta yang bahannya tidak ramah lingkungan.
Setan bernama Mal itu berjejer sepanjang sudut dan tengah kota. Coba tanya alamat di kota Jakarta, maka yang akan jadi patokan, sebelah mana mal anu? Sampai 2008, jumlah setan bernama mal di jakarta adalah 90 buah. Setan itu terus melambaikan tangan tak terlihatnya, senyum manis di patung tanpa rupa, sentuhan lembut helaian kainnya. Dan manusia jakarta begitu gampang tergoda setan bernama mal.
Apakah anda salah satu korbannya?
Friday, December 11, 2009
Pacar Internasional
"orang mana? di jakarta?."
"bukan mam. dia di thailand."
mami *sigh* ,"disini ga ada yang menarik hatimu yah?"
"ah mami, cinta ga bisa dibatasi wilayah mam."
"ya sudah asal kamu bahagia."
i love you mam.
mami ga pernah membatasi cinta anaknya, buat dia yang penting saya bahagia.
saya tidak pernah menetapkan standar untuk mencari pria asing, harus bule atau harus suku anu dan suku ini. cinta ga kenal tapal batas wilayah. cinta ga kenal warna kulit dan cinta cuma soal hati.
saya rasa beruntung punya mami yang bisa memahami keputusan anaknya. "asal kamu bahagia." dan saya sebisa mungkin membuat dia bahagia. i love you mam.
Wednesday, December 09, 2009
idealis
ga lama setelahnya mantan saya bilang, "being an idealist person is great but you r not eating with your idealism."
lalu malam ini adalah lagi teman saya yang bilang, "satu diantara dua orang yang gue yakin masih punya idealisme adalah lo mba." - saya blushing untuk alasan yang saya ga ngerti :-)
dibanding teman-teman seperjuangan semasa kuliah atau di kantor terdahulu, secara materi saya yang paling terbelakang. kehidupan saya terbilang cukup malah kadang kurang.
saya tidak pernah mengklaim bahwa saya adalah orang yang idealis. saya hanya menjalani apa yang saya percaya. sebuah dedikasi pada pekerjaan yang saya yakini manfaat besarnya bagi lingkungan. sebuah dedikasi pada kegiatan untuk membahagiakan orang lain. sebuah keyakinan bahwa hidup jujur dan apa adanya ga ngoyo bisa bikin kita bahagia. saya hanya percaya saja pada jalan hidup yang pernah dijalani ayah saya. dia meninggal dalam keadaan tenang dan damai. tak dikejar hutang apalagi masalah hukum. kami hanya ditinggalkan tanpa harta, ah untuk bukan itu yang jadi satusatunya modal hidup. ayah saya meninggalkan ilmu yang tak pernah mati.
ibu saya adalah orang sederhana dan paling demokratis di dunia ini. kalau saja dia politikus, saya yakin ibu saya bisa mengalahkan megawati hehehe... hatinya bersih dan lagilagi jujur. itulah modal hidup saya.
bekerja itu buat manusia, selanjutnya duit akan mengikuti. kalau bekerja untuk uang, manusia jadi menjauh karena kita cenderung menyikut sesama.
saya lagilagi bukan orang yang idealis. tapi saya berdedikasi untuk apa yang saya kerjakan. semoga jalannya selalu lurus.. insyaallah, amin.
Saturday, December 05, 2009
saya jatuh cinta
perut saya belakangan lebih sering mulas tiap kali memikirkan dia. padahal sebulan kemarin masih baikbaik saja. padahal kami pernah tinggal satu kamar dua tahun lalu dan baik baik saja.
situasi jadi beda sekarang. sahabat saya itu sekarang berubah peran jadi lebih khusus di hati saya. sulit melepas wajahnya yang lucu itu. kosong hati saya jadi penuh, lari ke kepala yang terus penuh sama gambar kelakuannya dan ke perut yang mulas tiap kali ingat dia.
saya jatuh cinta. tak seperti penyair yang bisa mengurai kata indah. buat saya merasakan cinta sudah cukup.
Thursday, December 03, 2009
Cinta Memang Menakjubkan
dan kemarin cinta itu datang. jangan dihadang datangnya, begitu kata temen saya. for better or worse, terima aja dulu huhuhu....
ga ada alasan menolaknya karena kami sudah dekat sebelum ini. dia kawan lama, kawan dekat, kawan bertengkar, kawan berargumen. di dekatnya saya selalu bisa terbahak, saya bisa marah sejadinya, saya bisa jadi siapapun saya mau. hmmm apa akan seperti itu setelah hubungan berubah dari sahabat menjadi cinta huhuu... jadi deg degan.. tuh kan mulai lagi. berpikir negatif sebelum semua dimulai. stop it!
anyway, sepanjang malam dan hari ini, saya ga bisa berhenti tersenyum. saya masih kaku menyebutnya kekasih, karena dia sahabat hihihi... aneh
Tuesday, December 01, 2009
Pelajaran Malam Ini
apa yang salah dari perempuan yang ingin bersenangsenang dalam hidup? apa yang salah juga dengan saya yang memandang sinis dan pesimistis tentang hidup dan cinta?
kata teman, kedua hal itu berkaitan erat satu sama lain. karena saya sinis dan pesimistis pada kehidupan cinta yang lebih baik, maka saya jalani hidup untuk bersenangsenang.
pada saatnya galau itu datang yang muncul bukan keinginan mencinta dan dicintai, tapi untuk bercinta. seperti halnya hidup bagi saya adalah bersenang-senang.
sebelum lanjut membaca tulisan ini, mohon tanggalkan isu moral dari hati ini.
seperti tulisan sebelumnya ketika cinta saya bunuh di 2005, saya jalani hidup apa adanya. tanpa harap, tanpa rasa dan semua berakhir senang saja. saya tak lagi memandang hidup diakhiri cinta atau justru diawali dengannya. saya tak percaya pada cinta. lalu kesenangan itu datang dan saya menyenanginya. adakah yang salah dengan itu?
coba jika saya lelaki. pertanyaan ini tak akan dimunculkan dalam percakapan saya dengannya malam ini. tidak perlu juga saya jawab. satu hal yang pasti, saya tidak memandang kesenangan saya sebagai sebuah kesalahan yang tidak boleh diulangi. saya menjalani hal yang saya mau. lalu galau datang. tapi saya tahu ini sungguh cinta yang saya inginkan bukan sekedar kesenangan.
terima kasih teman telah berbagi pelajaran dengan saya malam ini. saya bagi lagi dengan pembaca blog saya. sekali lagi, tolong tanggalkan moral anda sejenak lalu bertanyalah pada diri sendiri, what is wrong with a girl who just want to have fun?
Galau
saya tahu ada yang hilang dalam hidup saya. sesuatu yang saya hindari datangnya. tak berkeinginan karena berkeinginan artinya sakit. cinta... iya... rasa yang satu itu sudah saya tanggalkan sejak lama. saya anggap mati sejak 2005.
saya jalani yang ada dengan lapang dada, tanpa harap, tanpa cinta tanpa rasa. saya jalani yang datang, saya tangkap yang hinggap tapi bukan untuk disimpan selamanya. tak ada cinta.
saya mati rasa menahun.
tapi beberapa hari ini saya merindukan rasa itu. rasa tersakiti yang indah, cinta yang membuai, yang bisa membuat saya tertidur dan bangun dengan isi kepala berupa wajahnya, senyumnya bahkan sentuhnya. saya merindukan rasa belum pada jiwa. saya belum menemukan siapapun untuk dicinta, mencinta dan bercinta. saya belum bertemu rasa.
pheww ... kosong. jadinya galau,jadinya murung.
cinta dan tanpa cinta, hidup saya tetap galau ternyata :-) tapi setidaknya rasa merindu cinta. datang lah ....
Thursday, November 26, 2009
Berbagi Kisah
terima kasih untuk yang meninggalkan jejak di blog ini. sebisa mungkin saya akan membagi apa yang saya tahu soal tumor payudara yang pernah saya alami. kalau itu bisa membantu temanteman yang mengalami masalah yang sama, jangan sungkan untuk meninggalkan alamat email supaya kita tetap bisa saling kontak.
sesulit apapun yang harus dilalui anda, berbagi cerita bisa sedikit banyak meringankan hati.
muuuuuaaahhh....
Tuesday, November 24, 2009
Belum Waktunya Kurus
Sepanjang usaha saya untuk kurus rasanya sudah banyak yang dikorbankan. Saya pecinta olahraga, tapi malas bergerak. Satusatunya kecintaan saya adalah lari. Lagilagi karena malas itu tak juga saya lakukan. Tahun 2007, saya fitness di gym untuk pertama kalinya. Let see hmmm Rp 250.000,- x 5 bulan = Rp. 1.250.000,- belum lagi WRP berbagai jenis saya konsumsi. Ok saya turun 5 kilogram. Lalu malas itu datang lagi... saya kembali melaarrrr...
2009, lagilagi saya ikut fitness. Kali ini lebih singkat cuma bertahan 2 bulan. Intensif sekali ditambah instruktur yang ngebet banget bikin perut saya rata :-P. Diet karbo, WRP berbagai jenis lagi. Lalu sibuk sana sini, saya kembali melaarrrr.....
Lalu hari ini, saya berhenti menyalahkan diri saya yang pemalas olahraga dan diet. Saya berhenti berkeinginan untuk kurus. Seperti ibu saya bilang ”nanti kalau waktunya kurus juga kurus” hihii waktunya kapan, mbuh. Padahal saya selalu percaya ”we, human who set the times for everything in our life” anyway, saya mau apa adanya sekarang. Saya menikmati segalanya hari ini.
Belum waktunya untuk kembali kurus :-P
Langit Jakarta dari Meja Saya
Sekitar jam setengah sepuluh pelanpelan awan putih menghilang dari langit. Tapi saat ini saya menulis di jam sebelas, sinar mentari sudah benar tertutup gumpalan awan yang tak lagi jernih. Disanasini berwarna gelap. Mendung
Meski sedari pagi anginnya berhembus tapi masih terlalu ringan untuk membawa awan menjauh. Lalu sepi, tak terlihat burung gereja yang biasanya bertandang di ranting pohon bahkan mendekat di jendela saya. Ah sebentar lagi hujan akan turun seiring gumpalan yang semakin banyak, mulai jenuh oleh air. Seperti kantong kemih kelebihan muatan. Tinggal menunggu hitungan jam kapan harus dikeluarkan.
Tapi mendung tak selalu berarti akan hujan kan yah
Thursday, November 19, 2009
Terbiasa Sendiri.
Lalu apa yang bikin orang selingkuh setelah puluhan tahun menikah? Bosan… itu kesimpulan kami bertiga.
Akhirnya saya sedikit tersentil. Sudah sejak lama di kepala ini muncul pertanyaan, bagaimana bisa menahan bosan untuk senyum pagi dari orang yang selalu sama untuk selamanya?
Bayangkan kalau saya menikah di usia 23 seperti ibu saya dulu, hingga usia saya 56 tahun misalnya itu akan menghabiskan waktu 33 tahun bersama. 33 tahun menjaga cinta, menjaga rasa agar tak terluka. Lama betul
Lalu kalau saya menikah nanti di usia 33 tahun misalnya lalu usia bertambah 56, paling tidak ada 23 tahun. 10 tahun bonus tanpa isu selingkuh.
Plok..plok..plok…
Pastinya bukan itu alasan kenapa sampai sekarang saya belum menikah. Belum ketemu saja sih masalahnya. Too picky? Lah ya harus dong namanya juga bakal menghabiskan waktu yang laaammaaa untuk bersama.
Ah sayangnya, saya sudah terbiasa sendiri. Mengatur segalanya sendiri, bangun tidur sesukanya, pergi kemanapun kusuka, melakukan apapun tanpa halangan. Lalu bagaimana rasanya harus berbagi tempat tidur bersama dan menatap senyum dari dia yang sama berpuluh tahun ke depan yah?
Monday, November 02, 2009
Kehidupan “normal”
Apa yang dia dapat sekarang adalah mimpi saya, dulu, masih sih, kayaknya, eh ga tahu deh. Saya langsung memutar ulang memori saya akan daftar panjang impian untuk hidup seperti yang diinginkan banyak orang disekitar saya, kehidupan ”normal”.
1. Lulus kuliah S-1 tahun 2000 – tapi baru lulus 2001 telat setahun.
2. Bekerja setelah 2000 – tapi ternyata sudah mulai kerja sejak 1998
3. Punya pacar ah – baru 2003 yang ini terwujud.
4. Ambil beasiswa S2 usia 23 – sampai sekarang masih terkendala banyak faktor
5. Menikah di usia 27, paling lambat 30 – sekarang 31 and still looking
6. Jadi perempuan dengan karir bagus
7. Punya mobil – sekarang cuma pengen sepeda lipat hihihi
8. Punya rumah
9. Punya anak (kembar dong)
10. Punya suami yang baik hati dan menjadi partner hidup semati.
Ternyata tahun berjalan dan menjalani no 6. alhamdulillah punya pekerjaan enak dan karir lumayan keren. Tapi masih tanpa anak, tanpa suami dan tanpa gelar master.
Ada sedikit iri pada kawan saya dengan gelar master itu. Tapi kata temen saya, ”siapa tahu dia gemetar baca kartu nama lo sekarang” hihihi....
ah saya memang cuma manusia yang ga pernah bisa puas bermimpi
Tuesday, October 27, 2009
template jelek
tapi beberapa bulan lalu tibatiba si kucing manis itu menghilang, tumpukan sama berbagai macam photobucket sialan itu.
terpaksa ganti template sederhana dan hilanglah sejumlah rekanan di shoutbox dan juga links dari berbagai blog teman... keseeelll ngehe.
saya sedang usaha lebih keras lagi untuk menemukan kejayaan blog ini, taelah kayak pernah jaya aja hihihi. paling ga ternyata tampilan template itu mempengaruhi semangat menulis. kalau kayak gini terus, hilang terus deh mood saya.
doakan sukses yah... hayo semangat nita :-)
Monday, October 05, 2009
mimpi sudah usai
bukan perkara mudah untuk berkata "iya" buat sesuatu yang bakal mengubah segalanya seumur hidupku. dan aku siap untuk itu.
tibatiba mimpi itu tercerabut, aku kalut. bingung...
aku tak punya percaya pada cinta atau padanya lagi,
semua usai
aku sendiri lagi
aku limbung, bingung
Friday, October 02, 2009
bau
"iya saya pakai parfum terlalu banyak supaya kamu suka."
mungkin bukan parfum yang membuat kepala ini ga bisa menghilangkan rupamu. tapi bau badanmu yang menggangguku, membangkitkan rasa yang mestinya sudah hilang jauh jauh hari. bahkan aku masih menciumimu di tengah bau matahari, di bau bensin knalpot bus dan di tengah pasar.
suatu kali ram pernah memaksaku mencium badannya yang sudah tiga hari ga mandi. bau bule huhuu.... dia kesal, karena buat dia kalau aku jatuh cinta padanya mestinya aku tetap suka baunya meski ga pake mandi. ha ha ha ha mana mungkin :-P bau ya bau.
baumu, menciumi mu dimanamana.. aku mabuk kepayang. aku bau cinta... smell like love.
Wednesday, September 16, 2009
Mentari Disebelahku
sudah hampir delapan tahun berada dilingkungan yang sama. selama itu pula saya selalu bersembunyi di kubus kerja yang jauh dari kaca. ruang penglihatan saja hanya empat sisi. maka tak heran kemudian saya tempeli setiap sudut dengan foto, postcard dan sticker.
sekarang saya duduk didekat jendela. how greatful i am right now. melihat langit, mendapat mentari dan menengok mendung, pohon yang daun dan batangnya bergerak di tiup angin, berhadapan dengan hujan yang menggedor jendela dan membasahi kaca, kalau beruntung burung gereja bisa menempel di dekat jendela. oh ya jendela disebelah meja saya berhadapan langsung dengan pohon mangga. sesekali saya bisa keluar, mengambil galah dan menarik jatuh mangga disana. atau kalau versi etta, saya bisa keluar dan nangkring di atas AC cuma untuk cari ide hehehe...
menyenangkan :-)
Tuesday, September 08, 2009
Tantangan
siapa saja yang telah mendahuluiku mencintaimu,
mereka yang membawa mentari dan seikat melati
Aku bertaruh...
semua yang pernah kau gauli, sebenarnya
mencinta dengan caraku,
mencontoh kenekatanku,
menyontek kegilaanku.
Aku menantangmu untuk dapat mencari
tanah air seperti bibirku
dan peraduan hangat seperti mataku
Aku menantang mereka semua
untuk dapat menulis puisi cinta
seperti puisiku
Aku menantangmu untuk dapat mengingat
seorang saja dari lelaki yang mencintaimu,
yang mampu menghapus kemarau dari matamu
dan menghadirkan lautan fairuz
Aku tantang kau untuk
mendapatkan pencinta sepertiku,
dan saat keemasan seperti saat bersamaku
Pergilah ke mana kau suka... pergilah!
Tertawalah,
menangislah,
tapi aku tahu kau tak akan mendapati
negeri tempat kau tidur seperti dadaku.
**puisi Nizar Qabbani (suriah) terjemahan Qaris Tajudin.
*** dikutip dari U-Magazine edisi September hal.81
Wednesday, September 02, 2009
belanda
ya semua berawal dari ram. ya dia yang mengantarkan saya pertama kali untuk menoleh sedikit saja ke belanda sebelum akhirnya jatuh cinta pada tempatnya dilahirkan dan menjadi besar.
lima tahun sudah lewat sejak saya kenal ram lalu belanda untuk kali pertama. tapi toh rocky pun mengantarkan saya tetap kesana tanpa sengaja. lagi-lagi belanda. mau bilang apa lagi. seperti sebuah tanda, saya hanya mengikuti apa yang sudah digariskan. saya akan ke belanda satu hari nanti.
ketika suatu kali saya terbangun dari kenangan yang teramat panjang, saya akan kabur ke belanda untuk mewujudkan satu saja keinginan yang tersisa. menginjakan kaki lagi di amsterdam. dengan atau tanpa dia.
Tuesday, September 01, 2009
Allah, bolehkah saya bertanya?
Tiga hal yang katanya hanya diriMU berhak menentukan, jodoh, mati dan rejeki. Maka izinkan saya bertanya tentang tiga hal ini.
Jodoh, dimanakah Kamu simpan dirinya? Mana yang disebut jodoh, kalau sebuah pernikahan bisa berakhir? Jodoh setelah kematian? Orang yang menemani diri kita sampai mati? Siapa jodoh itu? Berapa jodoh yang dimiliki setiap umat? Satu sampai empat? Kenapa begitu mudah orang kemudian mengatakan bahwa dia adalah jodoh saya.
Mati. Saya lebih takut hidup daripada mati yang saya tak tahu apa itu. Kenapa kita tak boleh memilih cara mati yang kita minati? Setelah mati ada apa? Bisakah bertemu denganMu lalu diskusi ini bisa dilanjutkan disana, dimanapun itu.
Rejeki. DiriMU menyerahkan pada umat untuk mencari sebanyakbanyaknya kemampuan di jalanMu yang halal. Lalu kenapa ada yang selalu hidup serba kecukupan, sementara ada yang tak pernah pindah dan keluar dari garis kemiskinan. Apakah dirimu menentukan Pagu rejeki? Batas teratas dari rejeki yang bisa diraih setiap umat.
Dimanakah saya bisa menemukan jawaban dari pertanyaan ini ya Allah yang baik dan maha tahu? Maafkan saya yang hanya berilmu rendah.
Tuesday, August 11, 2009
ram once and ever
aku tutup wajahmu di online facebookku. selesai.
tibatiba aku mengasihani diri sendiri. satu kali dalam hidup aku pernah mengagumi dirimu yang begitu sempurna. fisik dan psikis, sempurna. kamu tampan dan pandai. kamu semua yang aku inginkan dalam hidup. tapi bukan untuk masa depan ternyata. face it, we will never be together ever again. well i am the one who have to face it. hurts.. but not anymore
satu ketidaksempurnaan mu... kamu ga pernah ada untukku. itu saja. itu karena kamu tak pernah benar mencintaiku.
terimakasih karena kesempurnaanmu pernah mampir menghiasi hidupku.
Monday, August 10, 2009
cinta hening
seperti saya dapat dirinya. sempurna... tapi tidak.
bagi saya kehadirannya dalam hidup ini bukan cahaya bukan juga bencana, dia hanya melengkapi apa yang saya punya dan ingin. dia menyulut emosi saya, lebih sering marah lalu rindu yang berlebih. dia sempurna memainkan peran dalam hidup saya. dia ada setiap hari meski tanpa wujud yang bisa saya sentuh ketika butuh, tapi dia ada.
sudah enam bulan dalam hidup ini dia ada. menguasai pagi dan sore saya. kadang membuat saya jengah karena ini kali pertama saya menyerah pada seseorang, atas nama cinta? entahlah.. yang saya tahu saya telah kalah dalam pertarungan ini. saya mengalah dan berusaha melayaninya bicara, cerita bahkan marah.
dia tak pernah berbisik cinta, dia hanya terus menulis kata cinta nan manis, dia yang berani mengajak saya melangkah ke jenjang berikutnya... maukah kamu menikah dengan saya? lalu saya bilang, iya.
bukan cinta, tapi sebuah keberanian untuk melangkah dalam hidup. jelas menikah bukan hal mainmain, tapi menikah adalah sebuah petualangan baru dalam hidup saya. bersamanya saya merancang masa depan, bersamanya saya membagi mimpi, berharap dengannya mampu terwujud semua.
tibatiba saya diberitahu, sepanjang hidupnya kelak, dia tak bisa bicara, dulu dan nanti. saya terpaku, diam tak bisa menjawab. tuhan sedang memainkan mimpi saya yang indah. saya tak bisa melepas semuanya hanya karena dia hidup dalam hening. bersama saya dia mau membangun semuanya menjadi meriah, bersama saya dia menemukan separuh hati yang siapapun berhak menikmati. bersama saya, dia memberanikan diri berbagi.
atas nama keheningan dan entahlah cinta, saya tak akan mundur. barangkali saya sedang memainkan peran bukan menjadi malaikat, cuma membagi cinta, cuma manusia yang bisa begini. saya akan mengubah heningmu menjadi ria sayang.
Wednesday, August 05, 2009
Kenapa saya masih sendiri?
Dulu sekali sahabat saya pernah bertaruh kalau pada usia 27 saya akan memilih siapapun yang mau dengan saya. Dia kalah taruhan karena di usia segitu pun saya belum menikah dan masih pemilih.
Hari ini percakapan menarik dengan seorang teman dari seberang soal pernikahan. Dia lelaki usia 28 tahun dan atas nama budaya dia pasrah untuk dijodohkan asal sang ibu bisa bahagia. Dia bilang selain karena urusan budaya, juga tak cukup waktu untuk mencari jodoh sendiri karena harus kerja 14 jam sehari. Dia lalu bertanya, kenapa saya tak melakukan hal yang sama. ”Asked your mom to find one for you?”
Lalu saya tertawa terbahakbahak. Mami dan saya beda selera
Tapi Apa sih yang sebenarnya saya cari dari seorang lelaki dan pernikahan? Pertanyaan ini lalu dijawab bersama dengan seorang teman perempuan seusia dan masih sendiri.
Pertama, jelas saya tak cari pria kaya untuk menghidupi masa depan saya. Harta itu masih bisa saya cari sendiri. Meski tak terbilang kaya, toh saya sanggup membantu kebutuhan keluarga selama ini. Jadi maaf, tak perlu pamer kekayaan sama saya... cant buy my love deh.
Kedua, saya tak perlu lelaki untuk berlindung. Selama 31 tahun saya mampu menjaga diri sendiri. Kalau takut secara fisik, ambil kaki seribu... laariii... lagian saya terbiasa mencari tantangan, adrenalin berpacu dalam ancaman. Jadi tak perlu sok macho didepan saya :-P
Ketiga, saya rasa fisik jadi ukuran utama saya. Tampan dan pintar, satu paket tak boleh terpisah. Tampan tapi dungu, lewat. Pintar tapi ga menarik, juga lewat. Satu paket lah. Orang bilang saya tak tahu diri karena pasang target ketinggian. Loh justru karena sudah pernah dapat yang begini, maka standar yang sama pun ditentukan demikian ha ha ha...
Lalu teman saya yang lelaki ini bilang..... ”wishing you lots of luck then nit”
Thursday, July 30, 2009
Ssshhh... diam
Saya jadi ingat bagaimana seorang teman dalam khotbah onlinenya bilang, andai hidup ini adalah komputer yang bisa kamu ctrl+alt+del, lalu akan me-restart. Lalu saya mau kembali kemana?
Saya tak ingin kembali ke masa lalu meski itu indah *tuingtuing muka mahkluk itu muncul lagi*. Saya mungkin cuma meminta bisa menghentikan sejenak waktu untuk diam dan berhenti berpikir, merasa apalagi bekerja. Rutinitas tak lebih membuat saya menjadi robot.
Dalam novel yang sedang saya baca bercerita di saat mobil ford pertama kali dibuat, sejak itulah hidup manusia terkendali mesin. Makin cepat bekerja dalam hitungan detik. Mengetik 10 jari sekian detik, memotong klip sepersekian detik, membacakan laporan satu menit tiga puluh detik. Sampai tidur pun orang berhitung bahwa 6 jam adalah yang ideal. Manusia, oke saya lah, tak bisa pisah dari hitungan detik durasi dan sekarang rupiah.
Saya bermimpi untuk berhenti barang sejenak, tak terukur pada detik atau menit, hanya sebentar saja sampai saya rasa cukup untuk memulainya kembali.
Maka ketika teman saya bilang berhentilah bekerja barang sebentar untuk ide itu bisa keluar, langsung saya bilang tak bisa. Saya tak bisa berhenti ketika sudah memulai. Ide itu harus dikeluarkan tanpa menunggu mood. Jangan biasakan diri terkendali mood karena orang akan cenderung jadi pemalas alih alih mood belum datang maka wajar tak lanjutkan kerja. Pheww mana bisa begitu.
Lihat lah saya, robot yang bekerja dengan kendali durasi. Saya tak bisa merestart hidup saya sekarang. Jika mimpi terakhir tak lagi berwujud, saya rasa manusia dalam diri hanya akan kembali menjadi robot kaku dalam kendali durasi. Bangun, bekerja, bergerak, tersenyum, bicara, bercinta dan tertidur. Robot tanpa crlt+alt+del.
Friday, July 24, 2009
Lelaki Dalam Bejana Kuning
Kini, perempuan itu hanya bisa memandang bejana kuning. Melihat cintanya terangkap didalam sana. Hanya bisa membaca bibir.. ”saya juga mencintaimu”. Saling menatap, saling merasa, tapi tak bisa menyentuh.
Bejana itu tebal, tak terpecahkan meski dengan palu maha besar dan kuat. Sinar kuning memancar dari bejana atau entah dari tubuh lelaki itu. Dia tak malang. Dia memilih sendiri bejana itu sebagai tempat tinggalnya, kini dan nanti.
Perempuan itu pernah berulang kali mengelus lembut bejana, berharap kepulan asap akan membawa lelaki itu keluar. Nihil. Perempuan itu pernah mendekap tidur bejana kuningnya, berharap lelaki itu bisa nyata meski hanya dimimpi. Hanya mimpi. Perempuan itu menggosok kasar, mengguncang bejana, lelaki didalamnya hanya berteriak, yang hanya bisa dibaca bibir, untuk perempuan itu menghentikannya.
Perempuan itu membawa bejana kemanapun dia pergi. Bercerita tentang apa yang ada di hatinya, di pikirannya, di dunianya. Menempatkan bejana di tempat duduk bayi dalam mobil, agar lelaki itu bisa melihat apa yang dilihatnya. Terjebak macet, mengantri di ATM, sampai makan di restoran cepat saji. Perempuan itu tak peduli pada orang lain yang menganggapnya gila. Dia tahu betul, cintanya pada lelaki dalam bejana kuning sudah membawanya ke dunia baru yang benar-benar menyenangkannya.
Berulangkali lelaki dalam bejana kuning itu memaksa perempuan meninggalkannya. Karena cinta mereka tak akan bersatu. Dalam bahasa bibirnya lelaki itu meminta perempuan membuang bejananya ke laut hingga dia akan mengambang ke dunia lain. Jauh dari cintanya. Perempuan itu hanya menangis dan menangis.
Buat dia membuang bejana itu sama dengan membuang hidupnya sendiri. Meski tak bisa membuat lelaki itu hadir nyata dan menyentuh kulitnya, lelaki itu memberinya hidup, cinta dan cita. Mereka masih berbagi cinta meski terhalang bejana. Berbagi nafsu, saling menyenangkan diri sendiri, berhadapan. Cinta itu hidup diantara bejana kuning.
Wednesday, July 01, 2009
jumpalitan dalam angka
ketika bergabung dengan kbr68h, saya bertemu dengan alif imam, senior, atasan saya yang modalnya sok tahu, lebih banyak sih dia tahu, terutama dalam hal sepakbola. satu kali dia maksa ikutan siaran olahraga dan dalam satu sesi dia menyebutkan "siapa GUARD untuk tim kesebelasan anu..." yang dia maksud adalah pemain belakang, defender. saya selalu mengagumi orang ini karena selalu punya jawaban untuk semua pertanyaan.. mirip papi saya.
saya sendiri, lebih banyak menghindari pertanyaan yang saya tak yakin tahu jawabannya. termasuk untuk urusan keuangan. nilai ekonomi saya waktu sekolah dulu memang delapan, tapi matematika saya cuma enam, malah kelas satu sma sempat merah hehehe. seingat saya baru sekali dapat ponten sepuluh ketika kelas dua sma untuk ulangan. sempat saya tempel di tembok tempat tidur, pamer ke papi kalau saya sudah pandai berhitung.
karena lemah soal angka juga saya pilih ilmu sosial, kekuatan saya di mulut, saya pintar ngemeng, kata semua orang, nita itu diamnya cuma pas tidur... eh tunggu dulu kata mami dalam tidur pun saya suka mengigau. saya selalu menghindari angka, meski nilai geografi untuk menghitung jarak bintang ke bumi, saya tetap jagoan :-).
ketika masuk dunia kerja, adik saya memilih bekerja di bagian keuangan, saya jadi jurnalis. semua isu, boleh lah dikuasai, saya sempat hafal semua pemain bola, transfer pemain, peringkat klasemen dan sebagainya, tapi jangan suruh saya ke departemen keuangan atau di BEJ. meski saya akhirnya sempat kebagian kesana juga, perut mulas, keringat panas dingin, karena saya tahu betapa desimal itu sangat berarti di bagian keuangan.
ketika dipercaya mengelola green radio, saya selalu berlindung dibelakang pak pamungkas, bos saya untuk urusan menghitung angka. jangan saya disuruh ngitung berapa harga permenit air time kita, berapa pajak yang harus dibayar, bagaimana mengurus MO dengan klien dan sebagainya. saya akan menjerit ketakutan. suruh saya mengurus ratusan orang untuk kegiatan off air, saya pasti bisa.
setelah pak pamungkas tak ada, saya dipaksa mencintai angka. pelan-pelan saya belajar berhitung lagi, berapa keuntungan kami dari sebuah kerjasama, apa itu pajak ppn dan pph, bagaimana bernegosiasi soal angka dengan klien. hey bagaimana meredam kesal dengan senyum saat bernegosiasi.
hasilnya, di otak saya cuma uang sekarang. bagaimana mencapai kekayaan yang cukup untuk memakmurkan sekeliling saya. hasil belajar dari sebuah novel tentang perempuan dan uang, saya tak takut lagi untuk bilang, iya saya perempuan materialistis karena hidup saat ini dihitung dengan uang.
kalau saya tak kenal papi, alif dan pak pamungkas juga mas tosca yang memaksa saya untuk belajar dan keluar dari ketakutan akan angka dan ketidaktahuan, saya masih jadi orang yang selalu berlindung dibelakang orang lain. saya masih jadi orang yang cuma berpikir ala kuda, hanya pada satu yang diyakininya bisa, tanpa melihat pada ceruk lain dalam hidup.
makasih banyak yaaaaa.....
Tuesday, June 30, 2009
membacamu lagi
its good to see you again, even not for the real one. to see you who changed a lot lately. melihatmu menikmati hidup, cukup menyenangkan buatku. sekalipun iya, aku cemburu pada dia yang ada disisimu, entahlah apa dia untukmu. teman, selebihnya teman atau bukan, terserah. dia yang berbagi tawa, berbagi minum, berbagi cerita bahkan mungkin berbagi bau.
hey really, its okay with me. go on with our own life. as you deserve everything in life. just like me. aku punya pekerjaan yang menantang, yang mengajariku cara berkomunikasi dengan orang, memendam benci dengan senyuman, memendam marah dengan tawa. aku punya keluarga yang selalu bersamaku dalam suka dan duka. aku bersama kawan yang selalu ada dalam situasi apapun.
your hair has changed, your body is more fit and you just more manly now. i hardly recognized you now but your very special nose has made everything clear... its you! tapi semuanya sudah berubah, hatimu apalagi. tak ada kesempatan sedikitpun kamu bukakan jalan untukku mendekatimu.
mungkin nanti, mungkin juga tidak. damn im still looking for you in every hearts i entered, every face i see and every dream i planed to see. jangan tanya kapan cinta ini akan usai, mungkin nanti mungkin juga tidak. simpan saja, sampai tuhan bosan menamparku dengan rasa sakit.
Thursday, June 11, 2009
hidup tak kemana-mana
ketika tawaran menikah datang, saya sambut gegap gempita. horeee, kesempatan mengubah hidup datang lagi. saya bersiap, lagi-lagi dengan ketakutan konyol itu, ragu meninggalkan rumah, meninggalkan kerjaan, rekanan dan hidup nyaman hmm not really... teman saya bilang, MENIKAH nit, karena kalau ga, lagi-lagi lo hanya akan mengeluhkan hal sama... betapa hidup tak lagi berkembang. saya mati... sebelum benarbenar tertanam dibawah tanah.
konyolnya, saya bikin sejuta ulah, alasan hingga akhirnya kesempatan itu hilang lagi. kami bubar, saya tak jadi menikah dan menjalani hidup seperti biasanya.
saya tak lebih dari seorang pengecut. saya pengecut yang tak berani mewujudkan mimpi dan harapan bahkan untuk melangkah. saya bahkan bilang, "i didnt make a future", what a stupid word i have just said. pemimpi itu akan mengubah masa depannya sendiri, tapi saya tidak. saya cuma pengecut dan pecundang yang membiarkan hidup berjalan diatur waktu dan nasib.
Thursday, June 04, 2009
usai sudah
sedih? sedikit,
nangis? sedikit,
kecewa? sedikit,
saya cuma punya sedikit untuk semua rasa. sebentar menangis, sebentar tertawa tapi juga lega.. entah lah mungkin saya sudah gila karena tak lagi percaya cinta.
gampang sekali semuanya berlalu, bahkan saya belum merasa memulai. saya baru saja akan memulai hidup tanpa bayang masa lalu. baru saja memulai membuka hati, baru saja melangkah... ah sudah usai ternyata
sakit? sedikit,
kecewa? sedikit,
sakit dan kecewa karena saya harus menyudahi sesuatu yang baru saja saya mulai. mimpi bersama. tak pernah terbayang sebelumnya saya menyiapkan semua, kebaya, cincin, sepatu, lingerie, lokasi bahkan saksi dan penghulu, mc pun sudah diancer, daftar undangan sudah dibuat. .... dan gagal.
lega? sedikit,
pada akhirnya saya cuma bisa pasrah. sebesar apapun usaha kami memulai, tuhan selalu punya ide sendiri. DIA selalu ingin campuri kerjaan manusia. mungkin karena dia tahu apa yang terbaik untuk saya. versinya Tuhan loh, bukan saya. ketika pasrah, lega itu ada.... sakarepmu gusti allah.... terserah ANDA saja, Tuhan...
tangis? sedikit,
sudah habis seminggu lalu. sudahlah terbayang jika semua memang harus usai. airmata bahkan tak lagi ngucur seperti air terjun. sudah habis....
kalau nanti rindu itu muncul... biar saja saya titip pada tuhan kami yang berbeda... tolong sampaikan pesan saya pada nya... cinta ini tak akan berubah.
Wednesday, June 03, 2009
cinta sejati dan bukan
bagaimana menimbang cinta, siapa yang lebih besar dari yang lain?
"lo belum pernah merasakan cinta sebenarnya sih nit, yang bikin lo berkorban banyak?" kata teman saya satu kali.
sungguh saya ga ngerti bagaimana menimbang cinta dan harus sebesar apa pengorbanan yang dikeluarkan untuk mempertahankan cinta itu. atau sesungguhnya saya tidak kenal apa itu cinta?
empat tahun kurang dikit waktu yang saya habiskan untuk memelihara cinta pada ram. tak berpaling pada yang lain, tak memberikan kesempatan orang lain merasuki hidup ini. semua hanya ram. berusaha menjaga kontak meski dia tetap menolak. mengejar mimpi untuk sekolah ke belanda, sekali hampir berhasil. sampai akhirnya ram bersama yang lain.
"lah ga ada perjuangan yang lo lakukan selain menunggu dia di jakarta," begitu kata kawan yang lain.
lalu saya harus berbuat apa? apa yang saya lakukan selama empat tahun lebih dikit ternyata tak cukup besar untuk membuat ram balik pada saya.
sekarang ketika dia mengajak saya meninggalkan keluarga, agama, dan kehidupan demi masa depan yang baru dengannya, saya kembali menolak. dia bilang saya tidak mencintainya sebesar cinta dia padanya. pertanyaannya kemudian saya balik dong, apakah dia bersedia meninggalkan keluarga, agamanya dan kehidupan dia untuk bersama saya di sini, di jakarta dengan segala baik dan buruknya. dia pun terdiam...
masih dia bilang cintanya pada saya lebih besar daripada cinta saya padanya?
kata teman, kalau saya sedang jatuh cinta bagai kerbau dicocok hidungnya, everything is about him. tapi ternyata saya berada diantara logika dan rasa. saya pernah buta pada cinta, sakit menahun karenanya. pun saya cinta pada ram yang pada realitanya tak mungkin kembali. saya memang pecinta, tapi bukan pengorban, saya bukan martir untuk cinta.
keluarga, ibu dan Zi adalah segalanya dalam hidup saya kini dan nanti. saya tak akan bisa bahagia tanpa melihat mereka bahagia. kalau akhirnya saya tidak bisa membedakan cinta sejati atau bukan, ya itulah. atau memang saya belum temukan seseorang yang bisa menjadikan saya martir untuk cinta? bahkan mengkhianati tuhan sekalipun.
Monday, June 01, 2009
cinta tanpa rupa
tak ada yang lucu sebenarnya dari ucapan gue waktu itu. serius banget bahkan. karena seperti biasanya gue merasa "harus" meladeni pembicaraan orang-orang ym yang kesepian seperti gue, dan akhirnya mereka akan mengajak gue bicara seputar selangkangan. saat dia menyapa, gue sudah tahap muak. tapi itu tidak menghentikannya.
"nita i really like you a lot." pesan itu yang disampaikan dia lewat email beserta sebuah foto.... anjrit guanteng, sexy, anjrit.... lalu gue balas dengan ucapan, "semoga foto ini bukan boongan yaaaa."
dia tertawa, tertawan pesona muka asia gue yang disebutnya really beautiful. oh ya dong hehehe... kisah kami berlanjut hingga kini. tanpa rupa, hanya kata. tanpa suara hanya percaya.
buat orang lain cinta kami semu, cuma di dunia maya. tapi ada rindu tanpa kehadiran dia, atau tangis saat pertengkaran, itu adalah rasa yang nyata. tak ada yang bisa dijelaskan dari cinta kami yang tanpa rupa, tapi nyata. saat masalah datang, gue stres berat, dua malam beruntun muntah karena sedih, panik dan patah hati. itu nyata.
cinta tanpa rupa, hanya kata dan itu nyata. gue cuma bisa bilang, ada sayang, ada cinta yang tertinggal untuknya. entah kapan akan berwujud, entahlah. kami pernah berharap, lalu kecewa dan kini berusaha membangun harapan lain yang baru. jika cinta tanpa rupa bisa kuat melewati rintang, kami pun berhak bahagia dalam nyata, bersama.
Tuesday, May 26, 2009
begini akhirnya
ada masalah sama kerja, agama sampai ibu,
jangan suruh aku memilih antara kamu atau ibu,
karena kalian bukan pilihan, kalian satu untuk hidupku.
tapi kau paksanya juga aku memilih,
sakit akhirnya kan
ibu adalah segalanya untukku, dan kau tahu itu
ibu adalah agama
ibu adalah tuhan untukku.
aku sakit, kamu juga
cinta saja tak cukup buat kita bahagia
aku benci tuhan yang membuat kita berbeda tapi memaksa kita menyembah sama
tapi aku teramat cinta ibuku melebihi pencipta
bahkan dia tak akan sebanding dengan cinta kita.
Thursday, May 21, 2009
Sakit, mimpi dan kamu
Dari dulu saya tak pernah suka sakit. Tiap kali demam meradang tinggi tiba-tiba saya merasa jadi kerdil, semua yang ada disekitar saya menciut perlahan. Kasur mengecil, tembok kamar tiba-tiba terasa bergeser perlahan menggencet saya. Lalu saya akan menjerit, menyembunyikan wajah ke bantal lalu menangis. Sewaktu ada ayah, dia akan mengusap muka saya lalu berdoa dan mendekap saya di dadanya. Setelah itu baru saya bisa tidur dengan tenang. Ibu menggantikan peran itu sepeninggal ayah.
Tapi saya sudah tidak tinggal dengan ibu. Kos sendirian dekat kantor. Menjadi sakit itu menakutkan. Tak ada ibu yang menenangkan saya. Manja yah J
Kemarin sore saya demam tinggi, muka saya merah matang. Dokter bilang saya Cuma kena flu, istirahat dan minum obat saja. Kalau demamnya tak turun dua hari, segera periksa darah... lagi! saya pun tidur mulai jam 7 malam. Hanya dua kali terbangun. Jam 10.15 malam untuk terima telepon dan jam 3 dini hari untuk buang air kecil.
Saya tahu kalau saya paksakan bangun dan menikmati malam dengan lampu terang menderang, ketakutan menjadi kerdil itu akan muncul lagi. Tak ada ibu yang akan menenangkan saya. Maka saya paksa mata untuk terus tertidur.
Tapi dalam tidur ternyata saya pun tak tenang. Ada kamu hadir di mimpi saya. Yang tiba-tiba menjadi jahat dan ingin membunuh saya perlahan. Mengejar saya masuk ke hutan, lari-lari di antara gedung bertingkat. Sampai kamu mendorong sahabat saya lola jatuh di mall dari lantai 4. kamu ingin menyakiti semua yang dekat dengan saya. Wajahmu muncul dimanapun saya berada, bahkan kamu muncul di dalam lemari.
Sial.
Monday, May 18, 2009
kosong
puisinya mati...
pingin rasanya menangis, menjerit menumpahkan gundah dan kecewa
tapi tak bisa....emosi ku mati.
empat tahun terakhir air mataku bergalon-galon tumpah untukmu,
berharap hujan membuat keras hatimu luluh
berharap rasa melahirkan kembali cinta
tapi hatimu sudah mati...jauh sebelum itu kusadari
aku kosong tanpamu,
tak ada lagi sedih, tak juga luka apalagi cinta
tak ada lagi puisi, semua mati...
Saturday, May 16, 2009
sekarang apa?
tak ada lagi cinta, tak ada lagi saling jaga.
cukup.
perutku mulas ram, tapi air mata tak kunjung berurai,
percayalah bukan benci yang akhirnya kutemui,
tapi sadar bahwa kita sudah usai.
aku pernah sangat sangat cinta, tak perlu mencari alasan, karena cinta tak butuh itu.
aku cinta dan semua pernah indah denganmu
tapi sekarang tak lagi, semua mati.
terima kasih pernah berkunjung di hatiku ram. mewarnai hidupku sekian tahun.
waktunya untuk berlari mengejar bahagia sendiri, tak perlu lagi menanti.
Monday, May 04, 2009
cinta puisi
bukan aku tak mencintaimu. tapi cinta padamu tak bisa membuatku berpuisi. kamu ada tapi tiada dalam kata.
sudah kutanya hati kemana larinya puisi. kenapa aku tak bisa menulisnya untukmu. bahkan ketika cinta menggebu.
aku bahkan kehilangan kata ketika mengingatmu, meski tetap menghangat rasa cinta di dada. aku merindu cinta yang membuatku bisa berpuisi lagi.
kenapa denganmu? ada apa denganku? bagaimana dengan cinta kita? tak ada kata dalam puisi seperti yang kuingin selama ini.
sudahlah... cinta tak mesti keluar dalam kata bukan? aku rasa cinta dan itu nyata.
Sunday, April 19, 2009
bukan pengejar
lain hari saya tahu mba rani ini tak sampai pada posisi yang diinginkannya, lalu cabut pindah kerja ke tempat lain. dia lagi bilang, "kali ini aku mau sampai sini nit." okeh lagi-lagi tangannya ditaruh diatas kepala. saya rasa kali ini dia berhasil mencapai yang diinginkan. terakhir saya bertemu dengannya dia sudah jadi seseorang yang hebat, wajahnya segar berbinar. dia sukses, pikir saya.
saya selalu mengagumi mereka yang punya target jelas dalam hidupnya. entah kemudian akan dia dapat dengan cara yang jujur dan sportif atau bahkan licik, menempel bak parasit pada satu hal atau sibuk menjilat pantat orang lain. kegigihan orang itu dalam mencapai targetnya, itu yang selalu bisa membuat saya kagum.
lalu saya? saya selalu mentok sebelum target itu tercapai. saya tak pernah bisa bersaing dengan orang lain, saya akan mundur dan beri jalan pada yang lain. buat saya, apa yang saya dapat sekarang adalah berkah. apa yang diberikan ke saya adalah amanah. saya kerjakan sebaiknya. setelah itu berkah bertambah alhamdulillah. tapi lebih banyak heheheh, saya mundur sebelum berkah melimpah.
bos saya bilang, "satu kelemahan kamu nit. kamu ga pernah bisa pede sama dirimu sendiri. sementara orang lain melihatnya sebagai bakat." lalu darimana saya bisa dapatkan ke pedean itu? belajar untuk kehilangan persahabatan karena persaingan karir, itu sudah menyakitkan buat saya. ditikam dari belakang, difitnah atau bahkan dipandang tak guna, juga sudah saya lalui.
yang saya pelajari sekarang cuma bekerja dengan tekun lalu pasrah pada hasilnya. kalau memang diizinkan saya akan lanjut, tapi kalau setan terlalu kuat, saya yang mundur. toh saya tak pernah menargetkan apapun dalam hidup ini. monggo mas... silakan. saya bukan tipe pengejar. saya lebah pekerja bukan ratu :-P. apalagi parasit... cium pantat orang? amitamit kekekek
Wednesday, April 15, 2009
tak pernah mudah
saya tak pernah yakin pada lembaga satu ini-pernikahan. bahkan saat saya bilang "iya" dan kami tinggal menghitung hari, jika tuhan mengizinkan, saya tetap meragukan diri sendiri. sepanjang 30 tahun ke belakang, saya tak pernah kompromi dengan orang lain untuk banyak hal, banyak keputusan untuk diri sendiri maupun keluarga. saya terbiasa pegang kendali dalam banyak kesempatan hidup. saya terlahir sebagai anak tertua yang akhirnya menjadi kepala dalam keluarga.
melihat betapa bunda berbinar saat saya katakan akan menikah, sekali lagi saya tahu bahwa keputusan saya telah membuatnya bahagia. bunda pun inginkan saya bahagia, inginkan saya belajar berbagai hidup dengan seseorang. tapi apakah ini yang terbaik untuk saya?
"hari ini soal karir, besok lo bilang ga bisa ninggalin nyokap, lain hari bilang kangen banget sama Zi. padahal masalah lo tuh cuma satu, lo takut nikah nit. semua hal bisa bikin lo ragu untuk nikah." begitu kata teman saya.
saya takut nikah, saya takut berbagi, most of all saya takut bahagia. saya sangat takut binar mata saya hari ini, bahagia saya saat ini, hilang di kemudian hari. saya sangat takut menangis, karena itu sudah saya lakukan bertahun lamanya... tanpa air mata, tanpa segukan. saya takut pada diri sendiri yang tak bisa berbagi apalagi kompromi.
saat tinggal menghitung hari, jika tuhan mengizinkan, ketakutan itu meradang. yang saya lakukan adalah membuatnya tegang dan menuduh saya meragukan cintanya. sungguh bukan dirinya, sungguh ini saya. tuhan tolong....
Monday, April 06, 2009
aku sinting agar kau tiada
aku tak yakin mana cinta, mana sayang, mana sekedar berlari
aku tak yakin pada diri, pada nya apalagi pada cinta
aku jalan pada hal yang datang tanpa berusaha bertanya akan apakah cinta yang ada
aku lari darimu, dari hal yang selalu mengganggu isi kepalaku berminggu-minggu
kupakai kesempatan melompat, bergerak dan memindahkan satu nasib ke nasib berikutnya
bila berharapmu tak pernah mungkin, maka ku berlari mencari sesuatu yang nyata
ada dia membuka cinta
aku bersembunyi dari hati yang hanya mengiris luka jika terus mengharapmu
berlari, bersembunyi ssshhhh... kamu tak perlu tahu
tentang cinta, tentang luka, tentang asa yang sial hanya untukmu
sudahi segala tentangmu..
jangan mulai membuka lagi hati yang sedang kututup
jangan pancing cinta yang sedang kukubur dalam
jangan bicara... diam saja, biarkan aku dengan kesintinganku
untuk lupakan kamu... lupakan kita yang tak pernah ada
Saturday, April 04, 2009
kacamata kuda
kalau untuk masalah kecil saja bikin kami berdua bertengkar dan memilih sign off sampai salah satu dari kami tenang dan bisa memulai lagi pembicaraan. tapi gue bukan orang yang mudah redam setelah marah. butuh waktu untuk tenang dan tak selesai hanya sekedar peluk dan cium.
lets fight, lets argue. jangan sshhh sshhh kalau jalan keluar belum ketemu.
rasanya kalau ini akan berantakan lagilagi karena keegoisan gue. lets say it that way... my fault. barangkali gue memang belum bisa berkompromi dengan seseorang, apalagi harus berbagi untuk selamanya. gue belum sanggup menerima pandangan dari satu kacamata saja, si kuda yang akan menemani gue seumur hidup... huhuhu... gimana kalau keputusan itu akhirnya salah?
Thursday, April 02, 2009
bingung
saya juga tidak berharap banyak dari keputusan ini. bahwa kemudian dia akan datang beneran bulan ini, ya silakan, saya akan bahagia. tapi bila pada akhirnya satu dan lain hal dia mundur dari hubungan, ah anggap saja itu bagian dari kehidupan.. bukan jodoh.
tapi apa yang saya rasa sekarang, yang saya rancang hari ini bersamanya adalah indah. yang kami punya mungkin hanya terdengar sebagai mimpi bagi banyak orang, tapi bagi kami sebuah cinta dan cinta. kami jalani sepenuh hati. saya rasa saya mencintainya.
cinta yang terbangun dari waktu yang cukup lama tak menjamin akan bertahan lama pula. saya dan dia cuma punya cinta, yang tumbuh sekejap tapi berharap akan lama bertahan. dia tak kasih mimpi muluk, cuma hidup bersamanya. janjinya untuk mencintai saya selamanya. menerima apa adanya saya. sederhana saja.
tapi hari ini, kebimbangan muncul. saya bingung ketika dia bertanya, haruskah dia melepas agamanya demi saya? demi cintanya pada saya? jangan ditanya apa jawaban saya ketika itu. agama dan cinta datang dari hati, keikhlasan yang muncul yang saya tak mungkin bisa paksakan datangnya. saya tahu kalau pilihannya cuma dua maka saya pilih cinta, tapi kalau pilihan jadi tiga, agama cinta dan bunda.... saya pilih bunda.
Tuesday, March 31, 2009
ke 400
flashback dikit soal blog ini yah. blog ini dibuat citra untuk saya yang februari 2005 lalu patah hati. kata citra, daripada curhatan saya tak terekam lalu lupa, baiknya ditulis dalam blog. kata saya, ah itu mah alasan dia aja supaya ga budek dengerin curhatan saya terus ha ha ha...
walhasil, jadilah blog ini, warnanya ijo waktu itu. utak atik, lagi-lagi diajarin citra, jadilah berwarna biru. tapi garagara alif imam punya blog dengan template yang sama, saya ngalah jadilah si kucing lucu ini menemani saya sejak 2 tahun lalu.
karena awalnya blog ini memang ditujukan untuk curhat, ya sampai sekarang juga isinya cuma curhat. saya bukan pengkritisi, pengamat, penyair, ataupun seniman, apalagi ilmuwan. saya cuma nita. punya segudang cerita egois tentang diri sendiri saja, pandangan dan pengalaman saya pribadi. ada yang tersinggung tapi banyak juga yang menyanjung haiiyaaa... plak... ga boleh takabur.. saya belum jadi apa-apa. menjadi penulis pun masih sebatas mimpi.
dari 400 cerita kini, ada banyak orang yang sedikit banyak menginspirasi saya untuk menulis. ada ram yang jadi subjek cerita for the last 3 years, ada eric yang selalu setia membaca blog ini meski tak pernah mengerti bahasanya kekekek... ada dia yang selalu saya intip blognya untuk mencari inspirasi. ada masku yang paling asik diomongin karena kepolosannya yang tak pernah bisa membaca hati saya. bahkan untuk yan, orang yang menjadi subjek pertama dalam blog ini. makasih untuk semuanya.
mereka yang pernah marah karena tersinggung dengan tulisan saya. mereka yang sok tahu menebak tulisan saya. mereka yang memuji tulisan saya yang katanya inspiratif.... ah masak sih xixixi.... terima kasih sudah membaca blog ini.
sesudah ini apa? ada usulan supaya saya menulis cerbung di blog ini. jualan sesuatu untuk menambah penghasilan. lebih serius sedikit untuk jadi pengamat profesional. saya tak bisa lakukan itu semua... blog ini untuk semua tujuan, semua kepentingan, terlebih lagi ini memang blog curhatan. saya tak mau terpaku menjadi penyair saja, penulis saja, pengamat saja atau pedagang saja. saya mau jadi nita saja yang cerewet dalam tulisan maupun lisan. saya cuma mau jujur dalam tulisan maupun lisan. semoga saja pengalaman saya bisa memberikan kesan bagi pembaca. terserah itu kesan buruk, baik, bikin muntah, mau nangis, tertawa... semua emosi. bahkan kalau tak suka pun, silakan pindah ke alamat blog lain ha ha ha ha...
happy 400 posts.... muuuuuuaaaaahhh....
Friday, March 27, 2009
mimpi sebentar
saya tidak...
terlalu banyak bermimpi, begitu terbangun, saya tak punya apa apa dan siapasiapa yang bisa mendukung saya mewujudkan mimpi itu. biasanya tiap kali berkeinginan saya mantapkan dalam hati tanpa banyak berharap. garis hidup saya selalu menuntut perjuangan sebelum mimpi terwujud. saya irikan nasib pada banyak kawan yang sangat mudah mewujudkan mereka punya mimpi.
saya tidak...
saya berhenti bermimpi untuk banyak hal, berusaha menggantikannya dengan mimpi sederhana saja. jangan kebanyakan mimpi, jangan ketinggian bermimpi, kalau ga mampu mewujudkan sakitnya bukan kepalang.
seperti saat ini...
sejak awal saya bilang pada diri sendiri, kalau semua ini cuma mimpi, tuhan tolong jangan bangunkan saya. di dunia nyata, saya cape mengejar mimpi, saya cape berusaha, saya bahkan terlalu takut mewujudkannya. maka jika keindahan ini cuma bisa saya nikmati sebagai mimpi, biarkan saya tertidur panjang... selamanya.
ketika terbangun, kejutan yang tak selalu baik dan tak selalu buruk menanti saya. tapi untuk kali ini saja tuhan... jangan ambil mimpi saya.
Wednesday, March 25, 2009
dream might come true
kenapa belanda? pertama karena ada ram. kedua karena pernah 2 hari di amsterdam dan gue merasa tak kesepian. masih nemu restoran "pondok indah" dekat museum anne frank yang menjual masakan indonesia. nyaris tiap sudut kota ada tulisan "gado gado". meskipun kata ram "they are fake indonesian", ga papa... ini kan masalah rasa toh. ga penting yang jualannya siapa. kemudian kotanya hidup 24 jam, meskipun waktu itu cuma ada di red light district ha ha ha. nah yang paling menyenangkan, disana ada banyak orang indonesia. maybe those are the reason kenapa gue merasa nyaman di sana.
sekarang mimpi itu hampir jadi kenyataan-ingat hampir!. dan gue langsung merasa kesepian. belum lagi pergi, gue sudah merasa sedih meninggalkan jakarta yang macet dan berpolusi. tapi cuma disini, di jakarta gue menemukan semuanya, kapanpun dimanapun. semua yang gue mau ada di jakarta. terpenting lagi disinilah keluarga dan sahabat tinggal. ada mami tersayang, ada zi tercinta, ada lina dan prima. ada teman-teman yang selalu mengiringi hidup gue bertahuntahun. ada pekerjaan yang suka duka selalu gue kerjakan tantangannya.
tapi kalau tiba saatnya harus memilih antara pergi dan tidak, gue akan pergi. jangan bicara nasionalisme karena selamanya gue tetap anak jakarta. gue tetap anak mami yang manja, kakak yang bijak taeeellaaahhh dan ibu yang semoga baik untuk Zi. tapi hidup kudu berjalan, gue ga mau menyesali keputusan untuk tetap tinggal disini. sudah 30 tahun di jakarta, masak sih mau melepas kesempatan menikmati hidup yang baru yang penuh cinta-semoga. anggap saja sebuah tantangan baru tersedia untuk diambil. dan gue... hmm.... i just love to suprised myself.
Tuesday, March 24, 2009
masih ingat
di taman fatahilah kali pertama kamu berani menggandeng tanganku
di cafe batavia untuk kali pertama kamu merangkul.
ada rasa yang tetap tertinggal selamanya
ada kenangan yang hidup bersama waktu yang berlalu
meski aku dan kamu tak lagi bersatu
high and dry versi jazz jamie cullum yang kamu bilang culun,
fake plastic tree yang bikin kamu memandangi dan menyentuhku sambil bilang, "you re not fake nit."
dan black star yang selalu kamu nyanyikan di hari-hari terakhir kepergianmu.
lagu itu masih kudengar tiap kali merindumu
yang pernah menemani tangis saat mengingatmu
tapi kali ini lagu itu akan membuatku tersenyum
terlewati sudah satu masa indah bersamamu.
terima kasih sudah beri warna dalam hidupku
terima kasih sudah beri cinta yang penuh rasa
saatnya aku melangkah menjauhi mimpi, tanpamu
Thursday, March 19, 2009
saya jatuh cinta
saya rasa sedih ketika hari ini kita bertengkar hebat, perkara kamu rasa saya tak cukup waktu untuk menemanimu bicara. saya bilang, saatnya bekerja bukan waktu tepat untuk panjang lebar bicara. kemudian bertengkar hebat, sampai kata selamat tinggal terucap. lalu diam..
buzz, kamu bilang.... jangan pernah tinggalkan aku yah.
bodoh. saya baru saja mulai cinta sama kamu. saya baru ingin merasakan cinta yang lebih besar denganmu. keajaiban yang disembunyikan tuhan selama ini dari saya. mana mungkin saya lepas secepat kilat. saya dan kamu baru mulai saling mengenal. jangan diputus ditengah jalan.
saya dan kamu orang sinting yang kesepian, lalu memutuskan mengikat hati dalam hitungan hari. kita memang gila.. dan saya cinta kegilaanmu itu. setelah itu, perjalanan mengenal hatimu dimulai. saya membuka hati pada kegilaan yang berakhir pada cinta. saya jatuh cinta saat ini, cuma denganmu...
Tuesday, March 17, 2009
siapa saya
saya bilang, papi salah. jurnalis dan polisi punya tugas yang sama, investigasi kasus atau yang kami sebut sebagai berita. berpegang pada kebenaran adalah kuncian kami. mengorek informasi adalah tugas kami. dan menyampaikannya pada masyarakat adalah tujuan kami.
saya bangga pada profesi ini. tak terasa sudah tujuh tahun menjalani profesi yang sudah membawa saya pada berbagai situasi, berbahaya di pattani dan kendari. suasana gembira di piala dunia, bahkan kesedihan usai tsunami. buat saya, menjadi jurnalis adalah pilihan hidup. pilihan untuk tetap berada di tengah, diantara pro dan kontra. merasa tahu banyak tanpa perlu terlalu mendalam.
tiba-tiba ada orang yang berani bilang, bahwa penyiar dan produser bukan jurnalis?
apa yang saya kerjakan tahunan ini tak mungkin tersalurkan tanpa bantuan penyiar dan produser. apa yang saya kumpulkan di lapangan ga mungkin sampai ke masyarakat tanpa ada orang yang di studio. mereka produser dan penyiar. mereka yang menyiapkan konten. mencari informasi, mengolah informasi dan menyampaikan informasi. semua dalam kaidah jurnalistik.
kalau profesi jurnalis hanya diartikan pekerjaan lapangan? ck ck ck... kasian sekali orang ini.
saya nita, jurnalis radio. produk jurnalistik saya tak akan ada artinya, tanpa mereka para jurnalis radio lainnya, penyiar dan produser.
Sunday, March 15, 2009
ketika tak bisa menulis
abis pelatihan cara berhadapan dengan situasi berbahaya dan pertolongan pertama, gue paling tidak tahu sedikit banyak bagaimana menolong orang. pertanyaan temen-temen ketika itu adalah, kalau kita bisa nolong orang, trus kalau kita yang celaka, siapa yang nolong kekekek... itulah sebenarnya guna mentransfer ilmu pada sesama.
sehabis pelatihan yang melelahkan itu, satu hal yang paling penting. bahwa gue tidak pernah menyesal memilih profesi sebagai jurnalis. bahwa ada adrenalin yang terus dipacu, ada kecintaan khusus pada hal satu ini yang tak mungkin bisa ditukar apapun.
dan itu bawa gue pada satu hal utama lainnya... jangan kurung adrenalin gue terlalu lama tuha.
tuh kan ga jelas kalau lagi ga bisa nulis begini
Monday, March 09, 2009
lalu cinta itu apa?
malam ini over dinner, kami bicara tentang cinta. siapa yang bisa menjelaskan dengan logika apa itu cinta? kenapa dia bisa datang tiba-tiba tapi jika menghilang selalu menyisakan pertanyaan, kenapa hilang? bisa dijawab? when you are fall in love then you can also fall out love. but for what a reason?
bisa cinta menghilang tanpa sebab?
ketika jatuh cinta, semua akan bilang, will do everything for love or will accept everything whether is good or bad about you. tapi itu lagi-lagi bukan cinta. cinta itu beda dengan sayang apalagi nafsu. masih bisa kok kita berjuang untuk seseorang bukan atas nama cinta, tapi karena kita sayang padanya. seperti sahabat....
kalau kalau rasa itu menghilang pada pasangan yang bertahuntahun menemani, lalu mau apa? bisakah semudah itu bilang, i dont love you anymore, can i just leave you so that you can find another love and be happy with it. definetly it wont be that easy.
yang pasti, jangan menyiksa seseorang yang sudah tak lagi dicinta yah. mengetahui cinta itu hilang saja sudah menyakitkan apalagi bertahan untuk sesuatu yang sudah tak ada cinta didalamnya.
Thursday, March 05, 2009
menunggu
untuk banyak hal dalam hidup, aku selalu berusaha lebih maju dari yang lain. tapi untuk urusan hati, biarkan dia berjalan apa adanya. kalau harus menunggu, setahun, tiga tahun bahkan pernah tujuh tahun untuknya membaca hati, kenapa tidak. ruang kecil di hati ini tak akan pernah bisa bohong tentang cinta. if its worth it to wait, then i'll wait.
"good things come to those who wait." pernah dengar kalimat ini? dan aku percaya itu. sekali waktu pernah kutunggu cinta berikutnya dalam tiga tahun. menunggu sakit yang reda, lalu bertemu ram. one of the best things in life. dan kembali menyelami cintaku pada ram di tiga tahun berikutnya.
berbulanbulan lalu aku pun menunggunya membaca hati. baca mataku, baca hatiku lalu bereaksinya. tapi kosong, tak ada aksi dan reaksi. kami tertawa, berbagi, sekedar kawan. lalu matanya tak pernah bisa membaca hatiku. sampai satu titik, aku berhenti menantinya.
aku siap memulai lagi yang baru. mencari hati. berharap tuhan, sekali lagi jatuhkan cinta dihati, entah dengan sapa dan makhluk apa.
semalam, seseorang dengan lantang berkata, "i would love to spend my life with you nit."
gubrak.... siapkah melepas semua cerita lalu? cinta yang bohong kalau kubilang tak ada lagi untuknya. entah lah... lagi... kuserahkan hati ini untuk menjawabnya
Wednesday, March 04, 2009
step by step, kenangan kecil yang manis
Begitu mudah saya dibawa kembali ke era 90-an awal. Nita muda yang tergila-gila oleh NKOTB, mengoleksi setiap album, poster dan merchandise NKOTB. Saya punya satu bundel besar kliping berita dan foto setiap personelnya. Saya bahkan menyimpan foto Jordan Knight yang baru berusia 3 bulan, hebat yaaa…
Teman SMP saya tahu persis kegilaan saya yang satu ini. Dengan bahasa inggris ala kadarnya saya menulis surat setiap bulan dan mengirimkannya ke fans-club di Boston sana. Meski tak pernah ada surat balasan untuk sekedar berucap terima kasih. Ibu saya cukup kesal dengan kebiasaan saya yang mahal ini. Perangko barang mewah ketika itu Saya pun kerap berkhayal bertemu dengan Jordan Knight dengan jambulnya yang bikin saya meleleh. Dia lelaki pertama yang hadir dalam hidup saya barangkali, halah.
Suatu hari Ibu Komariah, guru bahasa Inggris di kelas III SMP bertanya, ”darimana kamu belajar bahasa Inggris nit? Apakah ikut kursus?,” dengan lantang saya bilang, ”dari Jordan Knight bu.” Sambil bingung, dia pun berlalu.
Lagu diputar lagi hari ini. Saya bernyanyi riang lagi, kali ini liriknya jauh lebih baik ketimbang diawal dulu. Bahasa inggris saya sudah lumayan lebih baik seriring dengan waktu. Dan Jordan Knight yang semakin uzur meski tampannya tak pernah hilang. Pheww sejenak kembali ke masa muda itu menyenangkan ternyata. Terima kasih kawan di Green Radio untuk sebuah kenangan kecil yang diberikan hari ini.
Tuesday, March 03, 2009
hujan dan bulan sabit
setelah melihatmu tersenyum diantara tebar bintang, lalu aku merasa kesepian. jika ada satu kesempatan menarikmu kembali kesisi, kan kutukar hati ini dengan mati. kita pernah menikmati sabit bersama. tersenyum meruncing di jidat dan dagu. aku merindumu.
malam ini hujan. derasnya menggedor jendela kantorku. memanggilku bergabung menari menikmati air tuhan yang sudah kotor dengan asam, timbal dan segala hal buruk manusia. aku tak bisa... tak lagi bisa..
hujannya membasahi hatiku, bukan lagi sedih tapi riang seperti suara airnya yang menggedor jendela. aku tak lagi bisa menari dibawah derasnya, tapi aku bisa menyanyi mengikuti irama ketukan air di jendela. aku riang... tak lagi sedih.
bila sehabis hujan ini kutemukan kembali sabit di langit bertabur bintang, kurasa sepiku pun menghilang. aku akan bisa menikmati senyummu di bulan sabit tanpa rasa sakit, sedih. aku cukup riang melihatmu tersenyum dari atas sana.
Monday, March 02, 2009
mencari hati
Iya, keinginan yang gue sangka sudah hilang sejak terakhir kali jatuh cinta, dengannya. Keluar dari studio 6 dan 2, serombongan lelaki, tua, muda, pendek, jangkung, putih dan coklat. Adakah satu untuk gue?
Gue rasa Cuma kesepian yang dirasa saat ini. “kamu ga kangen pegangan tangan?,” begitu tanya mas ade dulu sekali. Iya kangen, hari ini, malam ini. rindu disentuh lelaki dan gue jujur untuk itu.
Kenapa tak pernah mudah mendapatkan apa yang gue inginkan yah? Kenapa tak pernah mencari yang mudah? Gue picky memang, tapi malam ini rasanya kok pengen banget mencari sembarang dan liat apa yang terjadi kemudian.
Gue Cuma pengen punya pacar malam ini... huhuuhu... make me fall again please.
Friday, February 13, 2009
13 februari
tahukah kamu, jemari ini gemetar, bibir ini kelu hanya untuk mengucapkan selamat datang di usiamu yang baru. selalu 7 tahun dibelakangku. diputar dari arah manapun kita tak akan lagi bertemu. cuma suatu kebetulan waktu mempertemukan kita lebih dari tiga tahun lalu. dan disana waktu mencinta untukku usai sudah. perjalanan cinta terhenti olehmu. ini salahmu.
kawan bilang, kita hanya mencinta sekali dalam hidup, entah sudah atau belum bertemu dengan cinta itu. aku harus menyalahkanmu yang mempertemukanku dengan sekali cinta. aku tak bisa mencinta dengan cara yang sama pada siapapun kini. semuanya berubah sudah. ini salahmu.
kalau tuhan mencetak dirimu untukku, kan kutunggui waktu sampai kapanpun dia bergerak untuk kembali ke titik kulminasi yang membuatmu dan aku tiada berbayang. aku dan kamu jadi satu sekali lagi. itu kalau saja tuhan mencetakmu untukku. siapa kini yang bisa kusalahkan? tuhan?
jam 12 malam kurang 3 menit, baiknya kuselesaikan dirimu yang terhenti dalam tulisan dan waktu. harimu baru esok hari, sementara hidupku tetap melulu merindumu. bodoh. ini salahku yang tak bisa lagi bergerak ke lain hati. juga salahmu yang hadir menjadi yang "ter" dalam hidupku. salahkan saja waktu yang membuat kita bertemu secara kebetulan.
Peeling Peeling *sambil nyanyi*
“Wah mba ini beruntung sekali. Kulitnya berjenis normal dan tidak jerawatan.” Kata dokter disebuah skin center atau salon yah namanya. Tuh kan bahkan saya tidak tahu tempat apa itu. Terakhir saya facial di tempat yang berlokasi di Cinere ini adalah Mei 2008, nyaris setahun lalu. Si dokter muda ini sampai terheran-heran karena saya tidak pernah datang lagi untuk facial disana. Alasannya sederhana, mahal hehehe... kebetulan saja kemarin lagi ada uang lebih dan pas kepengen.
“Komedonya juga cuma sedikit. Perawatan rutin ya mba? Pakai apa?,” kata dia lagi sambil terus mencet mencet kulit muka saya. Ga usah disebut lah yah. Produk itu ga bayar saya untuk beriklan disini kok.
“ Tapi....” jeda sejenak sambil terus mencetmencet pipi saya... “kulit muka mba kusam. Saya sarankan untuk ambil perawatan Chemical Peeling. Untuk mencerahkan warna kulit muka dan leher. Saya berikan obat dan harus dipakai rutin selama dua minggu, dua kali sehari. Lalu perawatan chemical peelingnya dua minggu sekali setelah itu sebulan sekali.... bla bla bla...”
Saya cuma melongo, terkagum kagum melihat sang dokter ini bercerita soal Chemical Peeling sambil tetap ga mudeng. “ Ada pertanyaan mba Nita?” tanya dokter yang baru sadar melihat reaksi melongo saya.... “Harganya berapa?”
Begitu dia sebut nilainya..... Gubrak..... terima kasih bu dokter, nanti saya pikirkan. Lalu ngeloyor keluar dan menuju meja facial. Saya tidur dan menikmati sakit saat komedo dikeluarkan. Saya belum siap tersiksa dua minggu sekali, apalagi diharuskan memoles obat dua kali sehari selama dua minggu tanpa absen. Wong saya saja butuh eci untuk terus mengingatkan waktu minum obat ketika sakit. Selain itu, saya belum siap sama uangnya hehehe....
Lagian saya sih percaya, cuma cinta yang bisa mencerahkan wajah saya... haallllaaahh... asal hati senang, muka bisa menderang.
Tuesday, February 03, 2009
sadomasochist?
saya tidak menyangkal kalau saya menikmati setiap inci rasa sakit karena mencinta. sakit itu membuat saya percaya kalau cinta itu memang harus diperjuangkan. sakit itu bikin saya kuat, kebal lebih tepatnya terhadap sakit lainnya. terlebih lagi, sakit itu bikin saya merasa hidup, bikin saya punya banyak ide untuk menulis. sakitkah saya?
nah teman saya ini sudah sering kali menemani harihari saya menangisi cinta. dari satu lelaki ke lelaki berikutnya, berapa banyak yang kamu tahu deh? hmm.. cuma tiga kali rasanya.
cinta saya yang terakhir ini sepertinya bikin dia gerah. sudah cukup nit, cari saja yang lain yang memberikan lo harapan lebih baik."
ah harapan itu tentu saja harus baik. masa berharap buruk. tapi saya bukan jenis orang yang pasrah lalu menerima siapa saja yang datang. saya sudah pernah mencoba mencintai seseorang yang sebelumnya tak pernah terpikir untuk bersamanya. hasilnya... hambar.... yang ada saya cuma menyakiti dirinya karena saya tak sungguhan mencintainya... rasa kasihan lebih tepat.
untuk yang terakhir ini saya pun tahu tak ada harapan terbalas cinta saya olehnya. kalaupun berbalas, situasinya sudah tak mungkin. dia sudah terlanjur jadi milik orang lain, lantas saya bisa apa. tapi saya menikmati kok setiap inci cinta yang saya punya untuknya. memandangi wajahnya yang terhenti waktu lewat foto. kadang bisa mendengar suaranya di telinga seperti sebuah nyanyian merdu. bohong kalau saya tak ingin cinta ini berbalas. bohong kalau saya tak menginginkan dirinya. tapi lagi-lagi saya bisa apa selain menikmati cinta selagi bisa. meski sakit terasa.. ah itu sudah biasa. ha ha ha ha
Monday, February 02, 2009
tibatiba
kutahu ini cuma halusinasi semata
tapi kata hati bisa muncul tibatiba di kepala
lalu menyeruakan kembali rasa
aku benci kamu yang tibatiba muncul
secepat datang sekejap hilang
sementara rasa ini tak kunjung padam
tinggal rindu berselimut luka
aku merindumu sangat
dan cuma bisa memandangi fotomu dengan seribu rupa
baca hatiku dan jawablah
kuyakin ada secuil rindu untukku yang tersisa.
saya egois ;-(
Sabtu kemarin saya merelakan uang 325 ribu rupiah dan mimpi yang sekian lama terjalin untuk mencoba rafting, hilang. Saya pilih pulang ke Cinere dan bertemu dengan Zi, matahari hati. Sudah empat hari tak jumpa dengannya, ada rindu yang menggebu terutama sejak ibu saya bilang Zi diare. Beban batin mendengar Zi sakit dan saya tak ada disampingnya. Tiga kali sehari saya menelpon ibu cuma untuk mendengar kabar Zi. Mendengar dia berceloteh tak jelas dan lebih sering berteriak. Tapi empat hari terakhir, tidak. Zi terlalu lemah untuk sekedar bergumam. Dia hanya menangis rintih. Saya sakit hati karena tak bisa ada didekatnya.
Uang 325 ribu dan mimpi ber-rafting ria tak ada nilainya ketimbang bangun pagi-pagi, mandi dan menemui Zi di Cinere. Kata ibu, mencretnya sudah berkurang. Zi sudah semangat lagi berjumpalitan di tempat tidur. Duduk dengan topangan sebelah tangan dan menyambut saya dengan teriakan “eh mey”.
Kata dokter Zi kena bakteri dari mainannya yang mungkin kotor. Karena itu untuk sementara Zi dijauhkan dari Ulil si semut ungu dan juga Melmet si jerapah yang biasa menemaninya bermain. Tak cuma itu. Untuk mencegah alergi, Zi harus ganti susu yang mengandung Hippoalergetic. Ga murah.. banget. 400 gram susu harganya 97 ribu rupiah. Terus terang buat saya yang pas pasan, angka itu besar sekali. Tapi untuk Zi angka itu jadi kecil nilainya.
Sudah lama saya meninggalkan salon untuk perawatan rambut apalagi wajah dan tubuh. Cukup panggil tukang urut di kampung sekitar rumah. 35 ribu rupiah tak terpatok jam. Semua itu untuk berhemat. Untungnya lagi saya suka espresso yang terbilang paling murah ketimbang menu racikan kopi lainnya. Tapi untuk urusan yang satu ini, saya kok ya masih egois sekali.
Saya tahu persis uang di atm menipis, cukup untuk beberapa kali saja membeli susu untuk Zi. Tapi sialnya, semalam saya tak tahan godaan untuk tak beli buku. “Princess Masako-kisah tragis putri mahkota di singgasana negeri sakura.” Saya membelinya dan sampai hari ini saya merasa bersalah. Harusnya saya masih bisa berhemat. Rrrggghhh.
Friday, January 30, 2009
ban bajaj
hidup saya selalu diantara dua sahabat. disebagian besar kesempatan jalan dengan sahabat selalu jadi angka tiga. kalau bisa mengumpulkan lebih dari tiga orang sahabat itu ajaib. nita, dewi, lola atau nita dewi flo atau nita dewi mekka… loh kok ada lo terus sih wi hehehe…
diantara sahabat cowo selalu tiga, kata dewi lingkaran setan gue hehehe, nita dono evan, nita dono jimmy, nita dono miller.. hua ini mah kebetulan, nita dono aang… pas deh. loh kok selalu ada lo juga sih mas dono hehehe…
di kantor adalah nita eci dan citra. citra sebut kami three musketeers, saya sebut kami ban bajaj. kemanamana bertiga.. at least it was.. sebelum pada nikah – kecuali saya- dan punya keluarga kecil.
hari ini ban bajaj saya hilang satu. eci bakal menjalani hari terakhirnya di kantor ini. belum juga berakhir hari ini, saya sudah merasa oleng neh. seperti bajaj yang ga bisa jalan kalau bannya ilang satu. begitu juga saya. besok saya pasti sibuk menengok ke sebelah kanan meja yang sudah ditinggalkan sahabat saya ini. besok pagi saya akan bangun dan ngebut ke kantor seperti biasa cari sarapan bersama eci, dan saya akan lupa kalau besok dia sudah tak disini.
haiya kok jadi cerita sedih begini.
saya percaya persahabatan itu tak akan terkukung di kubus 2 x 2 meter ini. persahabatan itu melintas batas tempat dan waktu. ban bajaj saya bersama dewi dan teman-teman sudah 7 tahun umurnya. ban bajaj saya dengan mas dono dan kawan-kawan sudah lebih dari 8 tahun. kami masih jalan meski tak tiap hari. kami masih saling curhat meski tak harus bertemu. kan ada teknologi, ada hape terutama.
eci, wishing you all the lucks in the world.
warung kopi teman saya
kami berlima sibuk dengan perlengkapan teknologi masing-masing. dihadapan saya ada laptop dan ditangan ada hape, lola didepan saya berkacakaca membaca tulisan di laptop. sementara cindhe dan indro sibuk dengan facebooknya.
“makanya saya tidak mau pasang wi-fi. seperti ini neh, semua jadi autis,” tiba-tiba panto (pintu kalau dalam bahasa sunda) pemilik warung kopi 17 muncul dari balik meja bar.
“a-sosial mas. meski berlima, kami sibuk sendiri-sendiri,” kata saya sambil kembali memandangi laptop yang ga juga terkoneksi modem im2.
secara sadar atau tidak mau sadar, kita memang dijauhkan dari dunia sosial yang nyata dan menceburkan diri dengan sosialita semu. ada berapa banyak teman anda di facebook?
“teman gue udah seribu ci, tapi ga tahu siapa aja tuh mereka.” kata teman saya satu hari.
lain waktu teman saya entah sedih entah ngeledek atau pelacur-pelanpelan curhat- bilang “teman gue kok baru sedikit yah, lo udah 300-an nit. hebat bener.”
walah teman, 300-an makhluk di facebook saya itu palingan cuma 50 yang benar-benar teman. 50-an lainnya jejaring yang dibentuk karena kerjaan. 50-an lagi kawan-kawan lama yang tiba-tiba ketemu lagi di facebook. nah sisanya? entah lah... mungkin karena saya suka dengan mereka dan ingin tahu statusnya yang selalu “married to..” itu.
kembali ke warung kopi 17.
saat kafe-kafe lain berlomba menawarkan wi-fi gratisan, saya sempat berpikir jelek. apakah si pemilik tidak ingin pelanggannya berlama-lama ria dengan wi-fi sembari cuma minum secangkir espresso?
saya salah. konsep warung kopi ini dibuat senyaman di rumah yang anggotanya saling bersosialisasi satu sama lain. sofa-sofa besar di sudut kiri dan kanan mirip ruang keluarga dan ditengahnya ada meja bar. musik jazz lembut jadi backsound percakapan antar kawan. lampunya redup romantis. dan si pemilik ini yang membuat saya terkesan. dia adalah kawan, bukan bos-sebutan ini selalu bisa bikin kawan saya jengah.
ketika kami kembali ke alam nyata dan berbicang lagi, panto sang pemilik minta izin untuk bergabung ngobrol. bukan untuk beri nasihat macam orang tua yang selalu merasa benar, tapi seperti kawan. ketika dia kembali ke meja bar, dia bilang “saya tidak pernah membawa pulang cerita yang saya dapat dari pelanggan. bahkan tidak pada istri saya. cukuplah cerita itu sampai di depan pintu warung ini.”
sejak itu saya rasa tak perlu facebook untuk sejenak kabur dari kesibukan. saya akan kembali kesana sekedar minum espresso, menikmati alunan jazz dan berbincang panjang dengan panto, kawan baru saya
Lelaki dan kaos kaki
Saya punya kebiasaan memerhatikan hal kecil dari seorang lelaki. Mulai dari gigi, jemari sampai kaos kaki. Saya bukan orang yang melulu memerhatikan sesuatu yang nyata ada macam kemeja, kaos, jeans, sampai memerhatikan mahal tidaknya jam tangan lelaki. Bukan disana saya menilai dia, lelaki.
Kalau giginya rapi dan bersih bisa dipastikan lelaki ini memerhatikan kesehatannya. Kalau jemarinya kuning dengan kuku tak terurus apalagi bau, sesegera mungkin saya cari alasan untuk cabut dari hadapannya. Nah kaos kaki juga jadi bagian penting.
Mata ini sudah terlatih melihat detil yang kadang dianggap orang tak penting. Disebuah acara yang penuh banyak orang, saya sempatsempatnya memerhatikan kaos kaki para lelaki. Tidak ada masalah tentu saja kalau mereka berdiri, karena bakal tertutup celana panjangnya. Tapi kalau duduk, you better watch out guys. Kaos kaki Anda terlihat, menelanjangi karakter anda sebagai lelaki. Termasuk dia.
Yang selalu salah dari orang pintar adalah mereka suka lupa sama penampilan. Secerdas apapun Anda kalau punya penampilan tak menyakinkan, sorry bung, kami bisa tak kasih kesempatan Anda untuk menunjukan isi kepala loh.
Dan dia duduk diantara para tamu. Saya tahu dari daftar tamu bahwa dia salah satu orang penting dan pastinya cerdas kalau melihat dari curicullum vitae yang dibagikan panitia. Dia berjas necis, abu-abu dengan kemeja dan dasi yang serasi. Licin. Didukung dengan postur tubuh yang proporsional, dia sempurna. Tapi tunggu....mata usil saya menangkap hal yang tak beres dengan penampilannya. Kaos kakinya... bergarisgaris merah muda. Gubrak, tuing tuing....
Luluh lantak pujian saya saat itu juga karena buat saya.... ga banget :-)
tujuh tahun tanpa berantem
ini bukan kisah pacaran, tapi persahabatan. tersebutlah eci, citra, nita, agus, fuad, elly, badi dan ali. kami berdelapan teken kontrak dengan kbr68h di hari dan tanggal yang sama, 22 januari 2002. kenapa tanggal itu sangat melekat di kami? sederhananya, di tanggal itu jatah cuti kami berakhir dan dimulai yang baru ;-)
seiring waktu satu persatu mengundurkan diri dengan alasan masing-masing. ali misalnya lebih sreg berdagang ketimbang ngejar berita di lapangan. atau badi mau konsentrasi belajar kriminologi katanya.
hingga januari 2009, tersisalah kami berlima, nita, eci, citra, agus dan fuad. kami mengurai cerita di email, memulung kenangan betapa dekatnya kami dulu. berdesakan di bajaj dan taksi cuma untuk nongkrong di bawah baliho taman ismail marzuki dan makan nasi goreng kambing. atau nonton film bareng di megaria yang dulu karpetnya selalu bau tengik karena basah.
satu kali teman kami elly menghilang entah kemana. kami bentuk dua tim mencari dia ke lokasi yang bisa kami kunjungi. Tim satu bergerak ke arah cikini, tim dua ke pasaraya manggarai. tim dua berhasil menemukan elly disana. malam itu juga saya, eci dan citra buka kamar di grand alia cikini khusus untuk mendengarkan curhat elly.
diantara kami, para lelaki ini memang lebih berumur dan dituakan. agus dan fuad mampu meredam emosi kami para perempuan yang suka meletupletup, iya iya cuma saya kok yang begitu. kepada eci dan citra juga saya seringkali menuangkan isi hati, mau marah mau senang, mereka tahu… ga semuanya ding.. pasti ada rahasia lah..
sampai sekarang pun kami dekat, tapi karena masing-masing sibuk dengan urusan keluarga kecilnya, cukup sulitlah buat kami cari waktu jalan bareng. suatu hari citra pernah bertanya pada saya, “kita pernah berantem ga sih?” saya cuma bengong dan bilang, “ga tahu, emang ada alasan yang bikin kita berantem?
tujuh tahun berlalu tanpa pertengkaran, ini adalah persahabatan yang menyenangkan. happy anniversary kawan. sayang agus dan fuad ga punya facebook, huh payah.
Sidang susila dan Snow
Petugas Kepala Polisi moral bersama keenam anggotanya melakukan razia. “ini adalah darurat moral. Anda semua disini sudah melanggar jam malam moral. Apapun yang berkaitan dengan pornografi, benda-benda mesum, tembak ditempat.” Begitu bergema suara peringatan dari Petugas Kepala.
Lalu keenam polisi itu bergerak ke kiri, ke kanan, ke depan dan ke belakang, menodongkan senjata dengan penanda laser. Menembaki apa saja yang ditemui, celana dalam bahkan sabun yang bisa digunakan untuk swalayan.
Ketika penanda merah itu mengenai baju saya, tiba-tiba pikiran saya terpelanting ke sebuah cerita yang disampaikan dalam novel Snow karya Orhan Pamuk. Saya merasa seperti Necip yang mati tertembak dalam sebuah revolusi di atas panggung.
Adegan razia oleh kepolisian moral dalam pertunjukan Sidang Susila oleh Teater Gandrik di Salihara malam tadi, mengingatkan saya pada pertunjukan sandiwara ”Tanah Airku atau Jilbabku” dalam Snow. Adegan tembak menembak muncul di bab 18 ”Jangan tembak, senapan itu berisi peluru!” sebuah revolusi di atas panggung. Tokoh kepala kepolisian moral yang diperankan Djaduk Ferianto mengingatkan saya pada tokoh Sunay Zaim, pemimpin teater dalam Snow yang digambarkan memiliki karisma sebagai pemimpin.
Dalam cerita tersebut, Sunay berdiri ditengah panggung dan tiga orang bersenjata di pinggir panggung. Dia berkata ” Oh, penduduk Turki yang terhormat dan baik hati. Kalian semua sedang melangkah di jalan pencerahan, dan tidak seorang pun akan dapat mengalihkan kalian dari perjalanan hebat dan penuh makna ini. Jangan takut. Para reaksioner ini ingin kembali ke masa lalu, para binatang buas dengan pikiran berselimut sawang itu, tidak akan pernah bisa keluar dari liang mereka. Orang-orang yang mencoba-coba bermain-main dengan republik, dengan kemerdekaan dengan pencerahan akan mendapati kehancurannya sendiri.”
Lalu Necip diantara penonton berdiri dan berteriak, ”Terkutuklah para sekularis kafir! Terkutuklah para fasis ateis!”
Ledakan senjata terdengar. Remaja itu jatuh dari kursinya, kedua tangan dan kakinya berguncang hebat. Sebutir peluru menembus keningnya dan sebutir lagi menghancurkan matanya.
Saya tersontak kembali ke teater Salihara. Saya tidak mati seperti Necip. Tak ada peluru benaran di senjata para polisi moral dalam pertunjukan Sidang Susila ini. Keseluruhan cerita yang ditampilkan dalam pertunjukan ini adalah gambaran dari apa yang terjadi di negeri ini.
Dua pertunjukan itu, Sunay dan Djaduk sebagai Kepala Polisi Moral menampilkan kegelisahan negara terhadap pergerakan masyarakatnya dalam cerita yang berbeda. Sunay gerah dengan pergerakan Islam radikal yang bisa mengancam sekularisme Turki. Sementara Petugas Kepala Polisi Moral yang diperankan Djaduk mewakili negara yang sudah dibayar kepentingan kelompok tertentu. Memaksakan negara kembali pada moralitas yang tak mewakili keberagaman, lalu melupakan kemerdekaan berpikir.
Silakan datang dan saksikan sendiri Sidang Susila, saya jamin anda tak akan bisa duduk manis disana. Saya sama sekali bukan pengamat seni. Saya cuma penikmat yang dibuat mereka tertawa terbahak-bahak sekaligus miris saat menyimak kebodohan yang terjadi di negara ini. Hari gene kok ya sibuknya mengejar Susila.